Bicara hosting, Anda mengenal dua jenis hosting berbeda, yaitu Traditional Hosting dan Cloud Web Hosting. Hosting tradisional memang lebih populer, tapi Cloud Hosting bisa dikatakan lebih inovatif. Lalu, bagus mana antara Cloud Hosting vs Traditional Hosting?
Tenang, jawabannya ada di sini, kok. Kali ini, kami akan membahas pengertian serta perbedaan Cloud Hosting dan hosting tradisional. Sekaligus, membantu Anda memilih mana jenis hosting yang lebih sesuai kebutuhan.
Penasaran kan? Langsung saja ini dia artikel selengkapnya!
Pengertian Cloud Hosting dan Web Hosting Tradisional
Sebelum membahas perbandingan Cloud Hosting vs Traditional Hosting, alangkah baiknya Anda mengenal pengertian kedua jenis hosting tersebut. Ini dia pembahasannya:
Web Hosting Tradisional
Traditional Web Hosting adalah teknologi hosting di mana website diletakkan di sebuah server. Nah, Traditional Hosting ini merupakan pionir sekaligus teknologi hosting yang masih populer hingga saat ini.
Dalam praktiknya, web hosting tradisional dibagi menjadi tiga jenis, yaitu:
Shared Hosting merupakan jenis hosting di mana kapasitas resource sebuah server dibagi-bagi untuk banyak pengguna hosting. Hosting jenis ini dianggap sebagai hosting paling populer dan terbanyak menjaring pelanggan, karena harganya murah.
Pun demikian, performa hosting ini terkadang fluktuatif. Terutama, jika salah satu pelanggan memanfaatkan resource server secara berlebihan, sehingga mempengaruhi kapasitas server pelanggan lain yang berada di server yang sama.
Baca juga: Perbedaan Shared Hosting dan Dedicated Hosting
2. VPS Hosting
Agak mirip dengan Shared Hosting, Virtual Private Server atau VPS merupakan jenis hosting yang membagi satu server untuk beberapa pengguna. Bedanya, satu bagian server tadi telah diisolasi sedemikian rupa agar jadi milik satu pengguna saja.
Dengan kata lain, penggunaan resource yang boros dari seorang pelanggan tidak serta merta mempengaruhi kinerja dan kapasitas server milik pelanggan lain. Maka tak heran, harga VPS cenderung lebih mahal dibanding Shared Hosting.
Jika Anda masih bingung, silakan pahami lebih jauh lewat artikel perbedaan shared hosting dan VPS.
3. Dedicated Hosting
Sesuai namanya, Dedicated Hosting merupakan jenis hosting yang memberikan server secara eksklusif hanya untuk satu pengguna. Artinya, pengguna yang langganan Dedicated Hosting sama dengan menyewa sebuah server utuh.
Dedicated Hosting merupakan solusi terbaik bagi pelanggan yang butuh kapasitas, performa, dan uptime tinggi dari sebuah server. Hanya saja, harga Dedicated Hosting pasti lebih mahal berkali-kali lipat dari VPS, apalagi Shared Hosting.
Baca juga: Perbedaan VPS dan Dedicated Server
Cloud Hosting
Cloud Hosting adalah inovasi terbaru di dunia teknologi hosting, di mana website Anda tak hanya ditaruh di satu server, tapi tersebar di beberapa server sekaligus. Nantinya, semua server tersebut saling terhubung menggunakan jaringan internet.
Tak hanya itu, Cloud Hosting juga akan menciptakan mesin virtual agar Anda dapat mengakses berbagai server di atas secara ‘cloud’ via internet itu tadi. Itulah mengapa, inovasi teknologi ini diberi nama Cloud Hosting.
Meski masih relatif baru, popularitas Cloud Hosting terbilang meroket karena ia menawarkan beberapa perbaikan dibanding hosting tradisional. Nah, hal tersebut akan kami bahas di poin perbandingan Cloud Hosting vs Traditional hosting berikut.
Perbedaan Cloud Hosting dan Hosting Tradisional
Kami berhasil mengumpulkan perbedaan Cloud Hosting dan hosting tradisional ke dalam enam aspek berbeda, yaitu:
- Server
- Skalabilitas
- Kecepatan
- Uptime
- Keamanan
- Harga
Langsung saja mari simak penjelasan lengkapnya!
1. Cloud Hosting vs Traditional Hosting: Server
Perbedaan Cloud Hosting dan hosting tradisional yang paling menonjol adalah penggunaan server. Seperti apa detailnya?
Cloud Hosting, seperti yang Anda tahu, menggunakan beberapa server berbeda yang saling terhubung sebagai tempat meletakkan data website. Artinya, jika terjadi masalah di suatu server, maka ada server-server lain yang bisa diandalkan.
Sementara itu Traditional Hosting, baik itu Shared, VPS, maupun Dedicated Hosting hanya menggunakan satu server saja sebagai storage data website. Otomatis, masalah pada server tersebut akan berdampak signifikan bagi penggunanya.
Baca juga: Cara Memilih Lokasi Server Hosting
2. Cloud Hosting vs Traditional Hosting: Skalabilitas
Perbandingan Cloud Hosting vs Traditional Hosting berikutnya adalah dari segi skalabilitas. Bagaimana kemudahan skalabilitas dari keduanya?
Cloud Hosting menawarkan skalabilitas yang oke, terutama jika trafik website Anda fluktuatif. Misalnya ketika sedang penuh pengunjung, ia akan memanfaatkan lebih banyak server. Di sisi lain saat sepi pengguna, ia cukup memakai satu server saja.
Sedangkan di Traditional Hosting, skalabilitas cukup sering menjadi kendala. Misalnya seperti kapasitas yang cepat habis ketika memakai Shared Hosting. Atau, resource server yang masih sisa banyak padahal sudah terlanjur langganan Dedicated Hosting.
3. Cloud Hosting vs Traditional Hosting: Kecepatan
Kecepatan adalah ‘dewanya’ internet. Maka tak lengkap perbedaan Cloud Hosting dan hosting tradisional ini, jika tak membahas aspek kecepatan.
Nah, Cloud Hosting sanggup menyuguhkan speed yang mantap karena menggandeng beberapa server sekaligus secara fleksibel. Sehingga, akses menuju website yang ditempatkan di Cloud Hosting tetap kencang, meski trafiknya sedang tinggi.
Berbeda dengan Traditional Hosting, di mana kecepatan sangat bergantung pada jumlah trafik dan jenis hosting yang dipakai. Misalnya di Shared Hosting. Jika terjadi lonjakan trafik secara tiba-tiba, speednya bakal menurun karena resource server yang terbatas.
Baca juga: Shared Hosting vs Cloud Hosting
4. Cloud Hosting vs Traditional Hosting: Uptime
Perbandingan Cloud Hosting vs Traditional Hosting berlanjut ke aspek uptime. Sebab, apalah arti kecepatan jika servernya sering tumbang, kan?
Lagi-lagi, keberadaan banyak server di Cloud Hosting membuat pelanggannya bisa bernapas lega. Bagaimana tidak, jika satu server mengalami kendala seperti down, masih ada beberapa server lain yang siap jadi tumpuan, kan?
Sementara Traditional Hosting hanya bergantung pada satu server saja. Jika server tersebut tumbang, maka semua website yang ada di dalamnya jadi tidak bisa diakses.
Meski begitu, teknologi hosting sebenarnya bukan faktor tunggal yang mempengaruhi uptime. Melainkan, kualitas server milik penyedia hosting yang sebenarnya lebih berkontribusi.
Artinya, jika server tersebut memang andal, maka berlangganan jenis hosting yang termurah sekalipun masih cukup aman.
Baca juga: VPS vs Cloud Hosting
5. Cloud Hosting vs Traditional Hosting: Keamanan
Keamanan adalah poin berikutnya yang kami amati pada perbedaan Cloud Hosting dan hosting tradisional kali ini. Siapa yang lebih unggul?
Cloud Hosting sendiri umumnya adalah jenis hosting yang dikelola penyedia layanan. Istilah lainnya adalah Managed Hosting. Otomatis, keamanannya jadi lebih terjaga karena dipantau langsung oleh si penyedia tersebut.
Sedangkan Traditional Hosting, faktor keamanan tergantung dari jenis hosting. Untuk Shared Hosting, keamanannya hampir mirip dengan Cloud Hosting karena merupakan hosting yang dipantau penyedia.
Sementara VPS dan Dedicated Hosting tergolong jenis Unmanaged Hosting. Dengan kata lain, faktor keamanan menjadi tanggung jawab Anda sendiri selaku penyewa layanan.
6. Cloud Hosting vs Traditional Hosting: Harga
Perbandingan Cloud Hosting vs Traditional Hosting yang terakhir adalah soal harga. Namun sama seperti keamanan, aspek ini sebenarnya lebih cocok jika Anda menengok jenis hosting terlebih dahulu.
Cloud Hosting, tentu saja harganya lebih murah jika dibandingkan dengan Dedicated Hosting. Namun sebaliknya, ia dibanderol dengan harga lebih mahal ketika dikomparasi dengan VPS, apalagi Shared Hosting.
Nah, biar lebih gampang, kami urutkan saja jenis-jenis hosting di atas dari yang termurah hingga termahal:
- Shared Hosting (Termurah) – Rp9 ribuan sampai Rp49 ribuan per bulan.
- VPS Hosting – Rp90 ribuan sampai Rp1.35 jutaan per bulan.
- Cloud Hosting – Rp124 ribuan sampai Rp649 ribuan per bulan.
- Dedicated Hosting (Termahal) – Rp2 jutaan sampai Rp9 jutaan per bulan.
Nah, itu tadi perbedaan Cloud Hosting vs Traditional Hosting dari berbagai aspek. Di poin berikutnya, ada info yang kalah penting untuk Anda simak. Yuk meluncur!
Baca juga: Keuntungan Menggunakan Cloud Hosting
Tabel Perbandingan Cloud Hosting dan Web Hosting Tradisional
Berikut tabel perbedaan Cloud Hosting dan hosting tradisional untuk memudahkan Anda menentukan pilihan:
Perbedaan | Cloud Hosting | Traditional Hosting |
Server | Menggunakan satu server saja | Menggunakan beberapa server sekaligus |
Skalabilitas | Lebih scalable, karena bisa menyesuaikan pemakaian server dengan kebutuhan | Kurang scalable, karena satu server harus menyesuaikan berbagai kebutuhan |
Kecepatan | Lebih gesit, karena memakai tenaga dari banyak server | Lebih lambat, terutama jenis hosting yang dibagi banyak pengguna |
Uptime | Uptime lebih tinggi, karena adanya server cadangan jika salah satu server down | Uptime lebih rendah, karena bertumpu pada keandalan satu server |
Keamanan | Lebih aman, karena tergolong hosting yang dikelola penyedia | Relatif, tergantung jenis hosting yang dipilih |
Harga | Relatif lebih mahal dibanding hosting tradisional, kecuali Dedicated Hosting. Mulai Rp124 ribuan – Rp649 ribuan. | Relatif lebih murah dibanding Cloud Hosting, kecuali untuk Dedicated Hosting. Mulai Rp9 ribuan – Rp9 jutaan. |
Dari tabel perbandingan Cloud Hosting vs Traditional Hosting di atas, maka dapat disimpulkan bahwa Cloud Hosting merupakan teknologi hosting yang mampu melengkapi kekurangan dari Traditional Hosting.
Bagaimana, apakah Anda tertarik mencoba Cloud Hosting? Jika belum, simak informasi yang mau lewat di bawah ini, ya!
Baca juga: Apakah Website Anda Butuh Cloud Hosting?
Cloud Hosting vs Traditional Hosting: Mana Pilihan Anda?
Di artikel ini, Anda telah belajar perbedaan Cloud Hosting dan hosting tradisional. Sebenarnya, tak ada salahnya jika Anda memilih Traditional Hosting. Terlebih, jika butuh opsi ekonomis seperti Shared Hosting, fleksibel layaknya VPS, atau berani membayar mahal untuk Dedicated Hosting.
Pun demikian, harus diakui bahwa Cloud Hosting merupakan opsi terbaik jika Anda butuh yang skalabilitas, kecepatan, dan uptime yang oke. Apalagi, biaya langganan Cloud Hosting terbilang sangat masuk akal.
Nah, jika Anda tertarik dengan Cloud Hosting, pastikan hanya berlangganan dari penyedia yang sudah teruji kualitasnya, seperti Niagahoster. Kebetulan, Niagahoster memiliki layanan Cloud Hosting dengan beragam keunggulan.
Sebut saja performa 10x lebih kencang dibanding Shared Hosting, jaminan uptime 99.995%, sampai proteksi keamanan berlapis bebas serangan berbahaya. Soal harga tak perlu khawatir, mulai dari Rp124 ribuan/bulan, Anda sudah bisa menikmati hosting dengan kinerja terbaik.
Yuk cobain Cloud Hosting Niagahoster sekarang, dan rasakan bedanya!