Promosi melalui email itu masih efektif. Bahkan, bisa empat kali lebih berhasil dibanding menggunakan media sosial. Namun, kalau email tidak dibaca karena subjek email tidak menarik, ya sama saja, bukan?
Subjek dalam penulisan email digunakan untuk menjelaskan apa maksud email tersebut kepada audiens. Apa saja yang harus ada di dalamnya, ya?
Nah, artikel berikut akan menjelaskan berbagai dan contoh subjek email yang bisa mendongkrak pemasaran bisnis Anda. Yuk, simak penjelasan selengkapnya!
Apa Itu Subjek Email?
Subjek email atau subject line adalah judul sebuah email dimana pembaca dapat langsung mengetahui inti dari email sebelum membukanya.
Subjek email yang tepat akan menentukan kesan pertama yang baik kepada pembaca terhadap email yang dikirimkan. Kalau sebaliknya, email justru akan dianggap spam dan pesan Anda tidak akan pernah sampai ke audiens.
Penggunaan subjek email yang tepat ibarat magnet yang akan menarik audiens. Bahkan, sekaligus untuk meningkatkan open rate email, yaitu metrik yang menunjukkan bahwa email Anda dibaca.
Bukan hanya itu, subjek email yang menarik terbukti menjadi alasan bagi 47% audiens membuka email. Kalau sudah begitu, yang akan terjadi selanjutnya adalah:
- Audiens tertarik untuk membaca keseluruhan pesan email Anda.
- Pesan email (baik berupa penawaran, pemberitahuan, penjualan, dan lainnya) dapat tersampaikan dengan baik.
- Peluang audiens mengklik penawaran produk berupa CTA yang ada di email semakin besar. Jadi, tingkat click through rate (CTR) juga akan tinggi yang berdampak baik bagi promosi yang dilakukan.
Singkatnya, subjek email memiliki peranan penting bagi upaya promosi yang dilakukan sehingga harus digunakan dengan tepat.
Baca Juga: Cara Membuat Email
12+ Subjek Email dan Contohnya
Kalau Anda bingung harus memulai dari mana, inilah beragam inspirasi subjek email untuk menarik audiens. Kami telah merangkumnya dalam beberapa dan contoh subjek email yang bisa Anda coba:
1. Ajukan Pertanyaan ke Audiens
Rumus subjek email pertama yaitu menggunakan sebuah pertanyaan yang membutuhkan jawaban, sehingga membuat audiens penasaran dan tergerak membuka email Anda.
Biasanya, jenis pertanyaan dapat mengarah ke masalah yang mungkin dialami audiens (pain points) atau manfaat produk yang ingin Anda unggulkan.
Sebagai contoh, Samsung menggunakan pertanyaan untuk tahu pendapat audiens mengenai keunggulan produk, alih-alih langsung mempromosikan produk tersebut.
Dengan mengajukan pertanyaan seperti contoh subjek email di atas, email Anda tidak akan dicap sebagai email promosi semata, tapi juga upaya membangun kedekatan komunikasi dengan audiens.
Contoh subjek email dengan pertanyaan dari berbagai perusahaan lainnya:
- BitDegree, sebuah platform pembelajaran online “Looking for Unique Gift Ideas?” – audiens bisa memberikan gift card produk BitDegree secara virtual kepada orang lain.
- Grab Indonesia: “Mau Pesan Makan Kurang Banyak Promonya?” – memberi informasi fitur Pesanan Terjadwal, sehingga konsumen bisa mendapat diskon lebih banyak pada jam-jam tertentu.
- Loket: “Pulang-Pulang Langsung Cuan! Kok Bisa?” – ajakan untuk mengikuti event Cuan Festival dengan tambahan promo Payday.
2. Memberikan Alasan
Anda bisa menggunakan formula [alasan mengapa + sesuatu yang harus dilakukan pembaca + produk]. Utamanya bisa menggunakan subjek email ini untuk mengajak audiens membeli sebuah produk atau melakukan upgrade suatu layanan.
Salah satu contohnya adalah subjek email dari Samsung dibawah ini:
Dengan subjek email seperti contoh di atas, audiens akan langsung paham mengapa harus upgrade ke ponsel varian terbaru. Sebab, di dalam email dijelaskan semua keunggulan produk tersebut.
Nah, ini juga bisa Anda juga kreasikan dalam bentuk pertanyaan, seperti yang dilakukan Bibit, platform investasi online:
Pada email diatas, Bibit memberi informasi mengenai pentingnya investasi, yang diulas pada blog Bibit. Salah satu isi pesannya adalah jika ingin berinvestasi sebaiknya pakai platform tersebut.
Contoh subjek email dengan alasan dari berbagai perusahaan lainnya:
- Duolingo, platform belajar bahasa asing online: “New Reason to Learn in 2021.” – merangkum poin-poin manfaat belajar bahasa asing.
- RedDoorz Indonesia, platform akomodasi online: “Reasons Why You Not Allowed to Mudik During Corona.” – mengedukasi audiens tentang bahaya mudik ketika pandemi.
- Copyblogger: “3 Reasons Why Good Ideas Are a Real Threat to Good Writing.” – memberi kutipan singkat dari blog post dan mengarahkan audiens membaca lebih lanjut blog Copyblogger.
3. Edukasi Pembaca dengan Tutorial
Dengan konten edukasi, audiens jadi lebih tahu manfaat yang akan diperoleh dari bisnis. Anda bisa mengemas konten edukasi tersebut dengan tutorial, panduan cara, dan lainnya.
Ketika pembaca mendapatkan informasi bermanfaat dari konten Anda, pembaca akan senang membaca konten Anda lainnya. Pada akhirnya, kondisi ini bisa meningkatkan engagement yang berdampak baik bagi brand Anda.
Contohnya, Niagahoster memberikan tutorial riset produk dalam bentuk newsletter email. Dengan begitu, audiens yang memiliki bisnis bisa tahu bagaimana membangun usaha dengan baik secara online.
Contoh subjek email How-To dari perusahaan lainnya:
- Bibit, platform investasi online: “Kasus Harian COVID-19 Turun 35% | Cara Praktis Terapin Financial Planning.” – memberikan konten edukasi pentingnya investasi di masa pandemi.
- Grab Indonesia: “Cara Untung Lebih Banyak dengan Pakai OVO.” – menawarkan keuntungan layanan dengan sistem pembayaran pada platform lain.
- Semrush, platform optimasi SEO online: “5 Blog Post to Help You Shorten Your Business Growth Learning Curve.” – menunjukkan expertise di bidang SEO lewat konten edukasi di blog.
4. Tunjukkan Urgensi dengan Kelangkaan
Pada dasarnya, manusia tak ingin ketinggalan dari yang lain. Itulah kenapa muncul strategi marketing FOMO (Fear of Missing Out) yang dianggap efektif untuk memanfaatkan sifat dasar tersebut.
Nah, Anda juga bisa membuat subjek email dengan memanfaatkan teknik FOMO, lho. Caranya, berikan informasi penting, lalu tambahkan bumbu pesan emosional bahwa audiens akan kecewa jika tidak melakukannya.
Misalnya, dengan teknik Time-Limit Offering atau promo dengan kesempatan terbatas, Anda bisa membuat pembaca terpacu untuk segera memanfaatkan penawaran spesial. Contohnya, apa yang dilakukan oleh Niagahoster berikut ini:
Dengan memancing psikologi pembaca untuk melakukan sesuatu sesegera mungkin, seperti membeli, subscribe, reservasi, dan lainnya, Anda bisa mempromosikan produk lebih baik.
Beberapa ide subjek email FOMO yang lain adalah:
- Samsung Indonesia: “HARI TERAKHIR: Diskon 52%!”
- Academia Edu, platform belajar online: “50% Off, 2 Days Only.”
- IndiHome: “Diskon 45% Berlangganan Add On IndiHome.”
Baca juga: Coba 10+ Strategi Marketing Ini untuk Sukseskan Bisnis Anda!
5. Tunjukkan Social Proof
Social proof adalah kondisi bahwa seseorang menganggap benar sebuah tindakan jika dilakukan oleh orang lain juga, terutama dalam lingkup yang sama.
Misalnya dalam email promosi, Anda membagikan kumpulan testimoni dari para pelanggan Anda. Lalu, email dikirimkan ke audiens agar turut terpancing menjadi konsumen Anda.
Contohnya, Dreamstime, sebuah brand stock photo, mendokumentasikan pengalaman para fotografer andal ketika bekerja sama dengan brand tersebut.
Karena sebagian besar testimoni yang diterima positif, cara membuat email bisnis seperti di atas tentu saja sangat cocok untuk dikirimkan kepada calon konsumen agar mau berpartisipasi menjadi penyedia stock photo di platform mereka.
Anda juga bisa mencontoh beberapa ide subjek email social proof keren lainnya, seperti:
- Momentum Dash, ekstensi halaman depan Chrome: “What Are People Saying?” – membagikan review pengguna yang terbantu oleh ekstensi tersebut.
- Tuft & Needle, produsen tempat tidur: “Who Ranked Us #1? See The Lists.” – Merangkum pendapat orang-orang yang menganggap produk Tuft & Needle lebih unggul dibanding merek lainnya.
- Topshop: “What Everyone Wants.” – menunjukkan review bahwa produk-produk Topshop dapat memenuhi keinginan konsumen.
Baca juga: 10+ Trik Psikologi Marketing untuk Meningkatkan Penjualan Anda!
6. Berikan Pengumuman
Ada banyak alasan seseorang berlangganan newsletter dari Anda. Salah satunya, agar bisa selalu update dengan informasi dari brand Anda.
Itulah mengapa memberikan pengumuman seputar perkembangan bisnis dan produk Anda pantas menjadi subjek email. Jadi, pembaca tidak ketinggalan momen brand Anda, seperti potongan harga, event seasonal, voucher diskon, dan lain sebagainya.
Misalnya, ketika Niagahoster meluncurkan produk baru yaitu Managed WordPress Hosting. Karena tidak semua orang akan terus memantau website Niagahoster, maka email pengumuman di bawah membantu penyebaran informasi menjadi lebih cepat.
Tujuan pengumuman seperti di atas adalah membuat produk dapat dikenali oleh lebih banyak orang dalam waktu cepat secara otomatis.
Nah, berikut beberapa ide subjek email berupa pengumuman yang bisa menarik perhatian:
- Windows Insider Pro: “Announcing Windows 11. Be Among The First to Try It Out!”
- Coursera, platform kursus online: “Announcing 15 New Degree And Certificate Programs!”
- ThemeIsle, marketplace untuk tema website: “We’re Ending Our Lifetime Subscription Plans – Last Call to Get Them!”
7. Tujukan untuk Target Spesifik
Rumus subjek email selanjutnya yaitu menyebut audiens dengan panggilan spesifik sesuai dengan buyer persona atau target market bisnis.
Katakanlah bisnis Anda berada di bidang teknologi, subjek email Anda bisa menambahkan sebutan web developer, UI UX writer, dan sebagainya.
Contohnya, Ekrut yang menyasar target millennial, menggunakan “millenial” dalam newsletternya, seperti di bawah ini:
Butuh ide lainnya? Coba intip ide subjek email dengan tujuan target audiens khusus berikut:
- Foreign Policy Community of Indonesia, komunitas kebijakan luar negeri: “FPCI’s New “Climate Heroes” Program. Register Now!”
- IYKRA, platform pencarian kerja online: “Calling Job Seeker: Ini Persiapan Upgrade Skills untuk Berkarir di Dunia Data.”
- Copyblogger: “Creator Life 101.”
8. Beri Kejutan untuk Audiens
Siapa sih yang tidak suka surprise? Kejutan dapat membuat audiens Anda merasa spesial. Anda bisa memberikan sesuatu yang tidak terduga secara gratis. Misalnya, download konten gratis, gift atau hadiah, dan lainnya.
Seperti subjek email IndiHome yang memberikan program customer loyalty berupa uji coba gratis produk lain kepada konsumen.
Jika pelanggan suka dengan produk IndiHome tersebut, bisa ikut membeli, bukan?
Nah, berikut beberapa praktik memberikan efek kejutan dalam subjek email:
- Vokraf: “Halo [Nama]! Vokraf Mau Bagi-Bagi Hadiah Nih Buat Kamu!”
- Prezi: “Our Little Gift For You.”
- Flip: “Selamat, Kakak Terpilih Untuk…”
9. Personalisasi dengan Sebut Nama Audiens
Menurut riset dari GetResponse, menyebut nama audiens di subjek email ampuh untuk meningkatkan open rate hingga 20,66%, lho. Bahkan, bisa meningkatkan pembelian hingga 6 kali lipat dibandingkan email biasa.
Penyebutan nama dapat memberikan kesan bahwa brand Anda memperhatikan konsumen secara detail. Apalagi jika email yang dikirimkan sesuai dengan pain points dan kebutuhan masing-masing audiens, seperti contoh dibawah ini:
Contoh diatas menunjukkan bahwa bonus hanya berlaku untuk pembaca saja. Dengan begitu, pembaca pun bisa jadi merasa spesial dan akhirnya bisa tertarik melakukan pembelian produk.
Contoh subjek email personalisasi pada perusahaan lainnya:
- OceanWP, penyedia tema WordPress: “Free Branding Webinar by OceanWP Just For You, [Nama].”
- Shopee: “Pengumuman Penting Untukmu, [Nama].”
- Grab Indonesia: “Hai [Nama], Promo Untukmu Sudah Siap!”
Baca juga: Cara Memilih Platform Email Blast untuk Email Marketing
10. Tunjukkan Benefit atau Manfaat
Manfaat produk adalah yang paling dibutuhkan konsumen. Jadi, sebutkan manfaat produk di subjek email Anda.
Contohnya, email promosi dari Home Tester Club di bawah ini. Dengan kalimat “Lawan bekas jerawat” tentu audiens yang memiliki masalah sama, akan tertarik membukanya.
Contoh subjek email benefit atau manfaat lainnya yang bisa menginspirasi Anda:
- Coursera: “Gain New Career Skills With Intuit.”
- Coursera: “IBM, Google Cloud, HubSpot – Learn From These Experts and More!”
- Grab Indonesia: “Voucher Game, Dengerin Musik, Nonton Drakor. Mau?”
11. Gali Rasa Penasaran Audiens
Sama seperti trik menggunakan pertanyaan, mengulik rasa penasaran audiens juga efektif membuat mereka membuka email. Jadi, gunakanlah subjek email ini untuk menarik perhatian audiens.
Lihatlah contoh di bawah ini. Dari subjeknya saja sudah menggoda audiens untuk menemukan hal menarik apa yang ditawarkan, bukan?
Kalau mau contoh subjek email yang membuat penasaran Anda lakukan gunakan contoh berikut:
- Pinterest: “18 Ios Icon Pins You Might Like.”
- Grab Indonesia: “Hai [Nama], Jangan Lewatkan Kabar Baik Ini.”
- Grab Indonesia: “Mau iPhone 12 atau Diskon Hayoo?”
Baca juga: Email Marketing: Cara Mengembangkan Email List Anda
12. Sebutkan Angka
Pada 2021, Yesware mengadakan riset pada 1,2 juta email dan menunjukkan bahwa subjek email yang menggunakan angka memiliki open rate 45% lebih tinggi dibandingkan email biasa.
Kenapa begitu ampuh? Pertama, angka bisa menggambarkan secara detail hal yang tidak bisa diungkapkan kata-kata. Kedua, angka memberikan informasi pasti, sehingga meningkatkan kredibilitas email.
Jadi, Anda bisa mencoba menggunakan angka-angka pada subjek email Anda. Contohnya subjek email dari Tony Robbins berikut:
Kalau contoh di atas, belum cukup, ini dia contoh subjek email dengan penggunaan angka:
- Carousell Indonesia: “10 Barang Paling Dicari di Carousell.”
- Pinterest: “18 Resume Design Pins to Check Out.”
- WordStream: “The 8 Latest Google Ads Updates: What You Really Need to Know.”
13. Tarik Perhatian dengan Kata “Gratis”
Terakhir, Anda bisa mencantumkan kata yang paling dicintai semua orang sebagai subjek email Anda, apalagi kalau bukan kata gratis!
Penawaran tersebut bisa disesuaikan dengan upaya promosi yang dilakukan. Bisa berupa produk, layanan tambahan, gratis course, event, konten ebook, dan lainnya.
Niagahoster menggunakan subjek email ini untuk mengajak audiens mengikuti salah satu event gratis yang dimiliki.
Tapi, Anda perlu memperhatikan penggunaan kata gratis tidak terkesan berlebihan, agar tidak dikira sebagai email spam oleh penerima. Misalnya, jangan mengulang kata gratis terus menerus.
Ide subjek email Gratis lain yang bisa Anda coba adalah:
- Samsung Indonesia: “FREE Gift When Purchase BIG TV!”
- Spotify: “Jangan Lewatkan: Premium, Gratis Selama 3 Bulan.”
- Nivea: “NIVEA MAN Mau Traktir Pakai Giveaway GRATIS Saldo Go-Pay! Mau?”
Subjek Email Seperti Apa yang Ingin Anda Gunakan?
Dari penjelasan di atas, Anda sudah mengetahui bahwa subjek email sangat penting agar audiens membuka email Anda.
Jika subjek email yang Anda gunakan tidak menarik, ya tentu akan diacuhkan audiens. Padahal, open rate berpengaruh pada conversion atau tingkat pembelian produk.
Untungnya, Anda sudah mengetahui tigabelas subjek email yang menarik, ya.
Namun, apapun yang Anda gunakan, akan sia-sia jika masuk ke email spam audiens. Selain dianggap email berbahaya, kredibilitas nama bisnis Anda pun menjadi jelek di mata audiens.
Itulah kenapa menggunakan layanan email hosting yang percaya sangat disarankan kalau Anda menggunakan cara email marketing.
Nah, layanan Email Hosting Niagahoster bisa menjadi pilihan karena telah dilengkapi dengan SpamExpert Protection. Dengan fitur ini email Anda terproteksi sehingga tidak dianggap spam.
Bukan hanya itu saja, Anda juga bisa membuat unlimited akun email dan mengirimkan email hingga 9.600 email per hari! Jadi, upaya email marketing Anda pun bisa aman dan lancar.
Yang paling menarik, Anda bisa mendapatkan pengalaman email marketing secara profesional dengan harga mulai dari Rp80.000 per bulan saja!