Lean startup adalah metode yang memungkinkan Anda membuat produk secara lebih efektif dan efisien. Metode ini bisa Anda manfaatkan untuk mengembangkan bisnis online.
Memang, saat ini menjalankan bisnis online susah-susah gampang. Perlu cara yang jitu agar mampu bertahan di tengah persaingan. Bukan hanya memiliki produk yang bagus, Anda juga harus membangun basis konsumen yang kuat.
Nah, di artikel ini, kami akan membahas pengertian lean startup, prinsip, dan juga berbagai manfaatnya. Langsung saja simak penjelasannya berikut ini.
Apa itu Lean Startup?
Lean startup adalah metode untuk membuat produk sesuai dengan kebutuhan target pasar dengan cara melibatkan konsumen dalam pengembangannya.
Metode lean startup adalah mulai dikenal pada 2004 ketika Steve Blank menerbitkan buku The Startup Owner’s Manual dan dilanjutkan oleh Eric Ries di tahun 2008 melalui buku The Lean Startup. Metode ini menekankan pada pentingnya menciptakan produk yang sesuai dengan permintaan pasar yang dinamis. Sebab, jika tidak demikian, produk bisa gagal di pasaran.
Lalu, pendekatan apa yang digunakan metode lean startup dalam menciptakan produk? Jawabannya adalah penggunaan prototipe atau MVP (Minimum Viable Product).
Bagaimana prosesnya? Langkah awal, sebuah bisnis perlu merancang produk dasar yang diujikan kepada calon konsumen. Setelah itu, produk dikembangkan sesuai dengan masukkan pengguna. Jika pengembangan sudah dekat dengan keinginan konsumen, produksi baru ditingkatkan jumlahnya.
Dengan pendekatan ini, proses produksi tentu bisa lebih cepat dan hemat sumber daya. Selain itu, jika diproduksi dalam jumlah banyak, besar kemungkinan akan diterima pasar karena sudah diuji sebelumnya.
Proses inilah yang membedakan lean startup dengan metode bisnis tradisional. Pada umumnya, proses produksi langsung dilakukan dalam jumlah banyak tanpa memperhitungkan apakah sudah sesuai dengan kebutuhan target pasar produk tersebut.
Fase Lean Startup
Lean startup adalah metode yang terdiri dari beberapa fase. Secara garis besarnya, fase lean startup adalah:
1. Build
Tujuan lean startup adalah membuat produk yang dibutuhkan target pasar dengan cara yang paling efektif dan efisien.
Oleh sebab itu, pada fase Build, perusahaan perlu mengembangkan produk sederhana alias minimum viable product (MVP) terlebih dahulu.
MVP adalah produk dengan fitur dasar yang ditujukan untuk percobaan. Anda akan menguji produk MVP ke kelompok audiens tertentu, sambil mengumpulkan respon dari hasil eksperimen.
2. Measure
Setelah mengumpulkan feedback audiens, Anda harus mengukurnya. Fase lean startup ini adalah bertujuan untuk memperkirakan apakah produk cukup menjawab kebutuhan audiens, sisi mana saja yang butuh pengembangan, dsb.
Lewat hasil pengukuran, Anda akan mengetahui apakah bisnis layak dijalankan atau malah sebaliknya.
3. Learn
Tidak berhenti di hasil pengukuran, Anda perlu mempelajarinya lebih lanjut sebagai bekal pengambilan keputusan bisnis.
Secara garis besar, ini yang bisa Anda lakukan:
- Bertahan (persevere). Artinya, Anda bisa melanjutkan pembuatan produk dengan menyempurnakan sisi-sisi yang butuh perbaikan.
- Berubah (pivot). Di sini, Anda perlu mengganti strategi produk alias melakukan pengulangan untuk meraih visi yang sama.
Menjalankan fase-fase lean startup ini, risiko kegagalan produk maupun kerugian bisnis pun lebih kecil. Sebab, Anda sudah lebih memahami kebutuhan target pasar sehingga bisa menawarkan produk yang relevan.
Perbedaan Lean Startup dan Traditional Startup
Perbedaan utama lean startup dan traditional startup terletak pada fokusnya. Lean startup fokus pada customer value dan cost, sedangkan traditional startup fokus ke pertumbuhan bisnis untuk jangka panjang.
Selengkapnya, mari lihat karakteristik lean startup vs traditional startup.
Karakteristik Lean Startup
- Fokus mengembangkan produk sesuai kebutuhan target pasar.
- Diawali dari minimum viable product sebelum meluncurkan produk final.
- Prioritas pada popularitas produk dan lifetime customer value.
- Menggunakan pembelajaran yang divalidasi (validated learning) untuk mengidentifikasi kebutuhan target pasar.
- Mengandalkan eksperimen daripada rencana yang sudah dibuat.
Karakteristik Traditional Startup
- Menyusun rencana bisnis jangka panjang ataupun beberapa tahun ke depan.
- Proyeksi keuangan jelas.
- Mengandalkan rencana bisnis yang detail dan kaku sebagai pedoman.
- Membuat produk secara tertutup dan hanya diketahui oleh karyawan dan investor.
5 Prinsip Utama Lean Startup yang Perlu Anda Ketahui!
Untuk dapat mempraktikkan lean startup methodology, Anda perlu tahu apa saja prinsip-prinsipnya. Lima prinsip utama lean startup adalah:
1. Bisa Dilakukan Siapa Saja dan Di Mana Saja
Lean startup adalah mendorong pemilik bisnis untuk berani menjalankan bisnis dengan produk yang dimiliki, apapun skala bisnisnya. Bahkan bila produk yang dibuat masih sebatas MVP, tak perlu ragu untuk mengembangkannya seiring tumbuhnya bisnis tersebut.
Di dalam lean startup dikenal istilah think big, begin small, scale fast. Maksudnya, tak perlu khawatir jika langkah awal bisnis belum terlalu optimal. Sebab, yang lebih penting adalah bagaimana terus mencapai pertumbuhan bisnis dengan cepat melalui berbagai ide dan inovasi.
Dengan demikian, metode ini bisa digunakan oleh perusahaan atau pebisnis pemula yang menjalankan bisnis secara online dari rumah. Singkatnya, siapa saja bisa menggunakan metode lean startup ini.
2. Fokus Pada Manajemen
Punya produk yang baik saja belum menjamin bisnis bisa berjalan dengan sukses. Masih dibutuhkan skill pengelolaan bisnis yang tepat, terutama untuk tujuan jangka panjang. Kenapa demikian?
Faktor yang mempengaruhi perjalanan bisnis cukup banyak. Selain produk, Anda perlu memastikan bagaimana pengelolaan keuangan berjalan dengan baik dan strategi pemasaran produk dijalankan dengan tepat. Inilah alasan metode lean startup adalah fokus kepada manajemen sebuah bisnis.
Dengan memiliki keahlian manajemen, Anda akan mampu melakukan evaluasi dalam setiap strategi yang telah dilakukan. Lalu, Anda bisa segera memperbaiki jika ada langkah yang kurang tepat.
3. Pengembangan Bisnis Tanpa Henti
Lean startup adalah memiliki prinsip bahwa pengembangan bisnis bukan hanya perlu dilakukan tapi harus fokus pada kebutuhan konsumen dan dilakukan secara terus-menerus. Salah satu alasannya adalah perilaku konsumen cenderung berubah mengikuti pergantian zaman.
Oleh karena itu, penting untuk terus mempelajari kemauan konsumen dan menciptakan produk yang mampu memenuhi kebutuhan tersebut. Langkah ini merupakan rekomendasi terbaik agar produk Anda terus dibutuhkan. Pun demikian, Anda perlu melakukannya dengan langkah tepat karena perubahan produk bisa saja mengarahkan pada perubahan bisnis.
Nah, untuk mempelajari kebutuhan dan perilaku konsumen Anda dengan baik, Anda perlu menggunakan data yang akurat. Salah satunya, menggunakan berbagai tools seperti Google Analytics. Jika mengambil keputusan menggunakan data, strategi yang diterapkan akan lebih efektif, bukan?
4. Fokus pada Inovasi Berdasar Feedback
Metode lean startup adalah memanfaatkan prototipe agar Anda dapat mengembangkan produk berdasar feedback konsumen. Bisa berupa feedback positif atau negatif.
Jika feedback-nya positif, Anda tahu mana saja fitur yang harus dipertahankan atau diperbaiki lagi. Jika feedback terhadap produk negatif, Anda perlu mempertimbangkan apakah akan memperbaiki fitur produk atau mengganti dengan fitur yang lebih baik. Bahkan, bisa juga Anda tidak akan mengembangkan produk tersebut dan menggantinya dengan produk yang berbeda (pivot).
Kemampuan inovasi Anda dalam membuat produk sesuai feedback menjadi penentu dari keberhasilan sebuah bisnis.
Pada prakteknya, mengembangkan produk yang mendapatkan feedback positif memang lebih mudah. Sedangkan, langkah pivot membutuhkan strategi lebih kompleks. Misalnya, mengubah target audiens, mengubah struktur bisnis, mengubah teknologi, atau mengubah skala proyek.
Namun, banyak perusahaan besar yang melakukan inovasi ketika pivot dan berhasil, contohnya adalah Shopify.
Awalnya, perusahaan tersebut adalah toko online untuk menjual peralatan snowboarding, Nah, langkah pivot dilakukan dengan menjadikannya platform ecommerce yang cukup sukses.
5. Ciptakan Produk Terbaik
Lean startup adalah memang mendorong Anda untuk mengembangkan produk dari sebuah MVP. Namun, bukan berarti produk tersebut asal jadi. Setiap produk harus merupakan produk terbaik yang bisnis Anda hasilkan.
Bagaimana penjelasannya? Pada saat menciptakan produk terbaik, teruslah gunakan data untuk memahami kebutuhan konsumen. Lalu, gunakan data tersebut untuk merancang produk yang Anda jual. Nah, setelah memiliki prototipe-nya ujicobakan ke konsumen untuk memastikan sesuai dengan kebutuhan mereka.
Lakukan berbagai penyesuaian untuk mengembangkan produk tersebut. Jadi, setiap versi yang dirilis merupakan versi terbaik dari produk tersebut.
4 Manfaat Lean Startup Methodology Untuk Bisnis Anda
Berikut ini manfaat dari lean startup methodology untuk bisnis Anda:
1. Minim Risiko Kegagalan
Ketika menjalankan bisnis dengan metode lean startup risiko kegagalan Anda lebih kecil. Produk yang dibuat cenderung mudah laku di pasaran. Alasannya, setiap pengembangan produk dilakukan berdasar pada feedback konsumen langsung. Jadi, hasil produknya akan sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Selain itu, investasi yang Anda lakukan jauh lebih minimal karena pembuatan produk dilakukan secara bertahap dengan pembuatan MVP terlebih dahulu. Bahkan, jika nantinya Anda perlu melakukan pivot dengan mengganti usaha, resiko kerugiannya lebih minimal.
2. Proses Produksi Lebih Efisien
Metode lean startup adalah merekomendasikan penggunaan MVP dalam proses produksi. Hal ini membuat proses tersebut lebih efisien, baik dari penggunaan biaya maupun tenaga. Semakin cepat produk dibuat dan diujicobakan ke konsumen, semakin cepat pengembangan produk yang lebih baik dapat dilakukan.
3. Produk Disukai oleh Konsumen
Metode lean startup adalah memungkinkan Anda menciptakan produk terbaik bagi konsumen. Apalagi dengan pengembangan produk yang berasal dari pengguna langsung, ketepatan informasinya tentu lebih baik. Mulai dari fitur yang diinginkan hingga manfaat lain yang perlu ditambahkan sudah Anda terapkan
Jadi, pada saat peluncuran produk, Anda seperti menjual ke orang yang sudah menantikan produk tersebut. Pada akhirnya, target penjualan Anda tentu akan lebih mudah tercapai.
4. Dapat Diterapkan di Segala Jenis Bisnis
Anda bisa menggunakan metode lean startup untuk berbagai jenis bisnis yang Anda jalankan. Mulai dari bisnis produk seperti penjualan kerajinan tangan hingga bisnis jasa seperti jasa penulisan artikel. Semua prinsip lean startup adalah bisa diterapkan. Sebab, fokus dari metode ini adalah menjaga kepuasan konsumen dengan produk terbaik yang dapat dikembangkan dengan resiko minimal.
Contoh Sukses Bisnis dengan Lean Startup Methodology
Telah banyak contoh sukses bisnis yang menerapkan lean startup methodology. Inilah beberapa contoh nama besar tersebut:
1. Dropbox
Dropbox merupakan salah satu bisnis layanan transfer file terkenal yang menerapkan metode lean startup. Bahkan langkah Dropbox mengenalkan layanannya cukup menarik.
Awalnya, Dropbox meluncurkan video demo sederhana bagaimana konsep berbagi file menggunakan Dropbox. Video tersebut ternyata cukup menarik perhatian dan dalam satu hari saja telah membuat 75000 orang bersedia sukarela menguji produk MVP tersebut.
Kemudian, dari berbagai feedback yang diterima, tim Dropbox menganalisa kebutuhan konsumen dan melakukan pengembangan produk sesuai permintaan tersebut.
Perlahan namun pasti, kini Dropbox telah menjadi layanan transfer file yang paling banyak digunakan dengan jumlah pengguna mencapai 14 juta pengguna.
2. Slack
Siapa sangka pengembangan aplikasi chat populer Slack berawal dari game multiplayer online bernama Glitch?
Itulah yang terjadi. Di tahun 2012, iPhone dan Android semakin populer sedangkan Glitch yang merupakan web based game mengandalkan Flash dianggap tidak sesuai kebutuhan konsumen. Maka, pengembangan Glitch pun dihentikan.
Namun, karena Glitch memiliki kekuatan pada fitur komunikasi antar pemain, inilah yang kemudian dikembangkan Tiny Speck untuk membangun Slack. Dengan metode lean startup, pengembangan produk yang dilakukan cukup berhasil. Bahkan, hingga tahun lalu saja pengguna Slack bisa mencapai 12 juta orang per hari.
3. Zappos.com
Zappos merupakan bisnis retail sepatu online sukses yang juga menerapkan metode lean startup. Nick Swinmurn, pendiri Zappos, awalnya belum mengetahui apakah konsumen suka berbelanja sepatu secara online. Untuk mengujinya, Nick memasang produk sepatu secara online di websitenya untuk mengetahui permintaan pasar.
Hasilnya, ternyata respon konsumen cukup positif. Setelah mengetahui permintaan pasar secara jelas, Nick mulai mengembangkan website dan produknya secara online.
Dengan mengetahui bagaimana permintaan pasar mengenai produknya, kini Zappos berhasil tumbuh menjadi bisnis dengan profit miliaran dolar.
Bagaimana Menentukan Customer Value? Baca Panduan Di Sini
Saatnya Menerapkan Lean Startup Bisnis Online Anda!
Seperti yang telah dijelaskan, lean startup adalah metode berbisnis yang berfokus pada pengembangan produk sesuai permintaan pasar. Ada banyak manfaat dari metode ini untuk bisnis. Seperti, minim risiko kegagalan, proses produksi yang lebih efisien, hingga fleksibel digunakan segala jenis bisnis.
Terbukti, ada banyak bisnis yang telah sukses dengan menerapkan metode lean startup. Misalnya Dropbox, Slack, dan juga Zappos.
Jika Anda berencana membangun bisnis online atau membangun startup, metode ini wajib Anda coba. Baca juga rekomendasi buku bisnis online untuk menambah wawasan Anda tentang dunia bisnis. Jangan lupa juga menggunakan layanan hosting dengan fitur lengkap Niagahoster untuk membangun website bisnis Anda.
Kiat-kiat sukses bisnis online juga telah kami rangkum dalam ebook yang dapat Anda download secara gratis berikut ini.