Naning Nur Wijayanti A rare talkative person whose love writing the most. As SEO Content Writer at Niagahoster, she loved to share an articles about Internet of Things.

Cara Menentukan Harga Jual Agar Cuan Melimpah

6 min read

cara menentukan harga jual agar cuan

Cara menentukan harga jual bagi para pemilik bisnis sangatlah krusial. Apalagi dalam strategi harga produk online, diperlukan beberapa perhitungan yang berbeda dengan offline.

Hal itu dikarenakan penentuan harga jual akan berpengaruh pada hampir setiap aspek bisnis Anda. Misalnya, kas masuk dan keluar, keuntungan, operasional, dll.

Nah, jika Anda memiliki toko online atau baru terjun ke dunia toko online, maka Anda berada di artikel yang tepat.

Di sini Anda akan belajar cara menentukan harga jual online dengan beberapa strategi jitu agar cuan lebih maksimal. Mari disimak.

3 Hal Penting untuk Menentukan Harga Jual Produk

Sebelum masuk ke cara menentukan harga jual, ada tiga hal yang perlu Anda perhatikan terlebih dahulu, yaitu:

  • Biaya variabel;
  • Margin profit;
  • Biaya tetap.

Ketiganya akan digunakan dalam strategi menentukan harga jual produk. Jadi, mari kita tentukan ketiga hal tersebut dulu yuk.

1. Biaya Variabel

biaya variabel dalam menentukan harga jual

Biaya variabel adalah biaya yang dapat berubah-ubah tergantung jumlah produksi. Semakin banyak produk yang dibuat, semakin besar juga biaya variabel yang dikeluarkan.

Sebelum masuk ke cara menentukan harga jual sebuah produk, Anda perlu menghitung biaya variabel sebagai acuan modal Anda. 

Bagi Anda yang menjual produk dari produsen lain, Anda dapat menghitung total modal. Seperti, modal untuk pembelian produk, biaya transportasi atau pengiriman, dll.

Namun, jika Anda memproduksi sendiri, maka perhitungan akan jauh lebih kompleks. Misalnya beberapa hal berikut yang dikategorikan sebagai biaya variabel:

  • Biaya bahan baku. Hal ini sesuai dengan kebutuhan produksi Anda. Misalnya, membuat pakaian membutuhkan kain, benang, jarum, dll;
  • Biaya tenaga kerja. Seluruh tenaga kerja yang terlibat, termasuk upah untuk lembur jika diperlukan;
  • Biaya peralatan produksi. Seperti oli mesin produksi, listrik, air, dll;
  • Komisi atau insentif. Biasanya diperuntukan bagi salesman agar lebih meningkatkan penjualan.

Contoh:

Bayangkan jika Anda menjual kopi kekinian dalam kemasan botol. Mari kita hitung biaya variabelnya.

Biaya VariabelDetailNominal
Bahan bakuKopi, air, gula, dll.Rp10.000
Waktu produksi3 menit per botol.Rp1.000
Kemasan Botol plastik, kantong belanja, sedotan, dll.Rp3.000
Materi promosiCetak stiker atau gambar di kemasan, dll.Rp1.000
Biaya peralatanListrik, sparepart, oli mesin, dll.Rp5.000
TotalRp20.000

*hanya contoh, Anda dapat sesuaikan dengan kebutuhan.

Pada contoh di atas, biaya variabel yang dikeluarkan untuk satu botol kopi kekinian adalah Rp20.000. 

2. Margin Profit

margin profit yang diperlukan saat menghitung harga jual

Tujuan Anda menjual produk pastinya ingin mendapatkan laba, bukan?

Nah, setelah menghitung jumlah biaya variabel, mari kita tambahkan margin profit atau selisih keuntungan di tiap produk.

Margin profit dapat membantu Anda menghitung total keuntungan dan menentukan harga jual yang akan Anda rilis ke pasar.

Rumus:

rumus cara menentukan harga jual

Contohnya, jika Anda ingin mengambil keuntungan 40% di tiap botol. Maka cara menentukan harga jual produk Anda adalah…

contoh cara menentukan harga jual

Dengan biaya variabel sebesar Rp20.000 ditambah laba sebesar 40% dari biaya variabel, maka harga jual yang Anda dapatkan adalah Rp33.333 untuk tiap botolnya.

Cara ini adalah cara paling dasar, terdapat beberapa cara lainnya yang dapat Anda coba. Kami akan membahasnya pada bagian selanjutnya, jadi baca sampai tuntas ya.

3. Biaya Tetap

biaya tetap dalam harga jual

Ada satu lagi biaya yang perlu Anda perhatikan dalam strategi menentukan harga jual, yaitu biaya tetap. Biaya ini meliputi hal-hal yang pasti dan wajib Anda keluarkan. 

Tidak peduli berapa banyaknya produksi yang Anda lakukan, biasanya biaya ini bersifat tetap nilainya. Contohnya, biaya sewa tempat, pajak, dll.

Biaya tetap ini memaksa setiap pelaku bisnis untuk menjual produk atau layanan sebanyak-banyaknya. Tujuannya, sudah pasti untuk menambal pengeluaran biaya tetap.

Sebenarnya tidak ada cara khusus untuk menghitung biaya tetap ini. Namun, untuk menutupnya, Anda dapat menaikkan margin profit. 

Misalnya, profit yang ditetapkan per produk adalah 50%, maka alokasikan 20%-nya untuk biaya tetap.

Namun, biaya tetap ini seringkali malah lebih besar daripada biaya variabel. Contohnya, alokasi untuk sewa tempat, yang dapat tembus puluhan bahkan ratusan juta rupiah.

Baca juga: 8+ Cara Memulai Bisnis Online dari Nol Untuk Pemula

5+ Cara Menentukan Harga Jual Produk

Ada beberapa cara agar yang dapat Anda gunakan saat menentukan harga jual. Kali ini, kami akan membawakan enam cara yang dapat Anda coba.

Keenam cara ini dinilai dapat menentukan harga secara proporsional, tanpa mengurangi laba dan tetap bersaing dengan kompetitor. Apa saja?

  • Margin Pricing;
  • Markup Pricing;
  • Keystone Pricing;
  • MRSP;
  • Value Best Pricing;
  • Bundling.

Namun, mana yang paling cocok untuk harga produk online Anda? Nah, mari kita pahami masing-masing teorinya dan coba menghitungnya.

1. Cara Menentukan Harga Jual : Margin Pricing

metode margin pricing untuk menentukan harga jual

Margin pricing adalah rumus untuk menentukan seberapa besar persentase profit tiap produk. 

Dengan menghitung margin pricing, Anda dapat mengukur:

  • Apakah laba yang Anda ambil terlalu besar atau tidak?
  • Apakah harga jual yang Anda patok terlalu mahal atau tidak?
  • Perbandingan dengan kompetitor.

Sebelum menghitung margin pricing, Anda biasanya sudah mengetahui berapa harga jual yang diinginkan. Jadi, Anda dapat membandingkan harga jual dengan kompetitor

Tujuannya, agar harga yang Anda tawarkan ke konsumen dapat bersaing dan tidak merugi.

Rumus:

Margin = (Harga Jual – Harga Modal)
Harga Jual

Contoh:

Anda menjual kopi kekinian dengan harga Rp55.000 per botol. Sedangkan, modal yang Anda keluarkan adalah Rp32.000 per botol. Sehingga, perhitungannya adalah:

Margin = (Rp55.000 – Rp30.000) = 0,45 atau 45%
Rp55.000

Jadi, Anda mendapatkan keuntungan 45% dari setiap botol yang Anda jual. Nah, persentase tersebut masih berada dalam batas wajar. 

Apalagi jika usaha kopi kekinian Anda masih baru dirintis dan sedang membangun komunitas konsumen yang loyal. Karena biasanya, batas wajar profit yang ideal adalah 50% dari harga modal. 

2. Cara Menentukan Harga Jual : Markup Pricing

metode markup pricing dalam menentukan harga jual

Markup Pricing adalah rumus untuk menentukan harga jual dengan menambahkan persentase profit yang diinginkan. 

Teknik sederhana ini paling sering digunakan oleh pelaku bisnis dalam menentukan harga jual suatu produk. Misalnya, produsen barang atau layanan sendiri, reseller, dropshipper, jastip, dll.

Caranya dengan menambahkan beberapa persen keuntungan dari harga modal.

Rumus:

Harga Jual = Modal + (Modal x Persen Profit)

Contoh:

Ketika Anda mengeluarkan modal sebesar Rp30.000 untuk setiap botol kopi kekinian dan Anda ingin mendapatkan laba sebesar 50%. Berapa harga jual yang harus ditetapkan?

Perhitungannya adalah sebagai berikut:

Harga Jual = Rp30.000 + (Rp30.000 x 50%) = Rp45.000

Jadi, untuk mendapatkan keuntungan 50%, Anda harus menjual Rp45.000 per botolnya.

3. Cara Menentukan Harga Jual : Keystone Pricing

metode harga jual keystone pricing

Metode keystone pricing hampir sama dengan Markup Pricing. Bedanya, keystone pricing adalah cara menentukan harga jual dengan profit 100% alias dua kali lipat dari harga modal!

Teknik ini dinilai sudah kuno karena zaman dulu ketika belum ada komputer atau kalkulator canggih yang bisa menghitung dalam skala besar.

Jadi, penetapan harga dihitung dua kali lipat dari harga grosir digunakan para pengecer untuk menutupi biaya tetap, biaya variabel, biaya operasional, dll.

Rumus:

Harga Jual = Modal x 2

Contoh:

Jenis produk yang menggunakan Keystone Pricing biasanya tidak habis pakai, tapi memiliki umur trend. Misalnya pakaian, sepatu, dll, yang trend-nya selalu berubah.

Metode ini juga banyak digunakan untuk produk-produk yang masuk ke departemen store dalam skala besar. Tujuannya, untuk menutup biaya operasional stock opname yang juga besar.

Baca juga: Ide Bisnis Online Terbaik

4. Cara Menentukan Harga Jual : MRSP

MRSP metode harga jual yang ditetapkan produsen

MRSP atau Manufactured Retail Price adalah harga yang direkomendasikan oleh produsen.

Caranya, menetapkan harga tertentu untuk suatu produk, jadi para penjual tangan kedua dapat memasang harga yang tidak terlalu jauh.

Tujuannya, agar adanya kestabilan harga pasar, menghindari pemasangan harga yang terlalu tinggi oleh pengecer, dan pembeli juga mendapatkan harga wajar.

Biasanya cara menentukan harga jual seperti ini digunakan oleh retail yang melakukan produksi skala besar. Misalnya, merek kendaraan bermotor, obat-obatan, make-up, dll.

Bagi Anda penjual tangan kedua atau pengecer, Anda dapat mengkombinasikan MRSP ini dengan metode Margin Pricing atau Markup Pricing sebagai harga modal.

Baca juga: 7+ Strategi Bisnis agar Anda Makin Sukses di 2023

5.Cara Menentukan Harga Jual : VBP

metode value based pricing untuk harga jual sesuai nilai barang

VBP atau Value Based Pricing adalah cara menentukan harga jual untuk produk berdasarkan nilai yang didapat konsumen. Jadi, nilai produk sepadan dengan harga yang dibayarkan konsumen.

Biasanya, metode ini digunakan untuk produk yang memiliki:

  • Kualitas tinggi; 
  • Populer atau banyak dicari;
  • Langka atau limited edition.

Cara menentukan harga jualnya adalah dengan melakukan survey atau riset pasar terkait, seberapa besar peminat produk tersebut? Dan seberapa mahal orang berani membayar produk tersebut?

Contoh penggunaan Value Based Pricing seperti, sneakers edisi tertentu, tas branded yang sudah discontinue atau tidak diproduksi ulang, dll.

Baca juga: Riset Pasar: Pengertian dan Tips Jitu Menjalankannya

6. Cara Menentukan Harga Jual : Paket, Bundling, atau Grosir

sistem harga jual bundling, paket, grosir

Strategi yang sangat sering digunakan ini dapat meningkatkan volume penjualan, lho.

Caranya, dengan menggabungkan beberapa produk dengan harga jual lebih tinggi, tapi jika di breakdown biaya satuannya cenderung lebih rendah.

Misalnya, Anda menjual satu botol kopi kekinian dengan harga Rp30.000, tapi Anda juga membuat paket Rp55.000 untuk dua botol.

Nah, kira-kira seperti itulah yang Anda lakukan saat menjual dengan harga grosir atau bundling. 

Di satu sisi, total profit memang tidak sebesar penjualan satuan. Namun, kuantitas produk yang Anda jual meningkat. 

Selain itu, sistem ini sangat menggiurkan bagi konsumen. Jika konsumen puas dan menjadi pelanggan loyal, maka total keuntungan Anda pun tidak akan selisih jauh dengan penjualan satuan.

peluang metode bundling, paket, grosir

Sistem ini juga sangat fleksibel, Anda bisa menggabungkan beberapa produk yang sejenis atau berkaitan.

Selain itu, Anda bisa menjual produk best seller dengan produk yang sepi peminat. Sehingga, Anda terhindar dari stok produk belum terjual yang menumpuk. Seperti contoh penjualan sticky notes dari Amazon di atas.

Selain itu, kolaborasikan strategi harga di atas dengan strategi bisnis online lainnya. Tujuannya, agar penjualan bisa jadi semakin meningkat.

ebook kiat bisnis online

Cara Menentukan Harga Jual Mana yang Anda Pilih?

Sampai di sini, Anda telah mengetahui enam strategi menentukan harga jual, yaitu margin pricing, markup pricing, keystone pricing, MRSP, VBP, dan grosir.

Untuk menemukan metode yang pas, Anda dapat menguji coba dan melakukan trial error

Jangan lupa juga, dengan biaya variabel, margin profit, dan biaya tetap, ya. Ketiga hal tersebut sangat penting untuk menentukan strategi mana yang akan Anda gunakan. 

Nah, untuk menekan biaya tetap, Anda dapat mengakalinya dengan go online. Dengan begitu, Anda dapat memangkas sebagian besar pengeluaran bisnis offline dan menetapkan harga jual online lebih maksimal.

Maka seiring berjalannya waktu, go online menjadi jawaban bagi biaya tetap. Berikut perbedaan bisnis offline dan online:

OfflineOnline
Hanya bisa menjangkau konsumen yang mendatangi toko atau gerai.Dapat menjangkau konsumen dari manapun dan kapanpun asalkan ada internet.
Dapat buka 24 jam, tetapi membutuhkan staf untuk shift malam. Biaya operasional bisa saja membludak.Lebih fleksibel. Dapat melayani transaksi 24 jam setiap hari tanpa harus menunggu toko.
Alokasi sewa toko yang mahal. Sekitar Rp5.000.000 hingga Rp100.000.000 per bulan (tergantung dari besarnya toko dan lokasi).Pembuatan website relatif terjangkau. Mulai dari Rp26.000 hingga Rp150.000 per bulan (tergantung server yang ingin digunakan).
Pemasaran dapat dilakukan online, tapi sulit mengukur efektivitasnya.Dapat mengukur efektivitas setiap promosi dan menggunakan marketing channel yang beragam.
Display produk terbatas. Harus menyiapkan modal etalase, manekin, dll.Display produk unlimited. Dapat membuat katalog produk sesuai keinginan di website.
Kebutuhan tenaga keamanan, alat seperti CCTV, gembok, rantai, dll.Dapat memasang sistem keamanan berlapis, konfigurasi relatif mudah.
Branding memerlukan modal yang banyak, seperti mencetak banner, flyer, dll.Branding dapat dilakukan lebih mudah dan lebih merata. Misalnya, logo pada website, aktif di media sosial, dll.

Baca juga: Bisnis Online vs Bisnis Offline di 2021: Mana yang Lebih Tepat?

Dengan sederet kelebihan bisnis online, strategi menentukan harga jual pun dapat lebih cuan. Karena Anda dapat memotong banyak pengeluaran yang dibutuhkan bisnis offline.

Karenanya, go online dengan cara membuat website jualan pun kian diminati. Bukan hanya menghemat biaya operasional saja, tetapi kemungkinan margin profit meningkat lebih tinggi.

Nah, bagaimana? 

Dari keenam cara menentukan harga jual, mana yang paling sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda? Siap go online agar bisnis makin cuan?

Naning Nur Wijayanti A rare talkative person whose love writing the most. As SEO Content Writer at Niagahoster, she loved to share an articles about Internet of Things.