MongoDB adalah salah satu jenis database NoSQL yang populer dan canggih.
Dalam pengembangan perangkat lunak, pemilihan database yang tepat menjadi sangat penting. Alasannya, database adalah tempat untuk mengatur data dalam jumlah besar, seperti pada website atau aplikasi. Nah, MongoDB menawarkan pendekatan yang inovatif dan fleksibel dalam penyimpanan dan pengelolaan data.
Apakah Anda tertarik mengenal database MongoDB secara lebih mendalam?
Artikel ini akan membahas semua tentang MongoDB, mulai dari apa itu MongoDB, kelebihan dan kekurangan menggunakan MongoDB, cara install MongoDB, hingga cara menggunakan MongoDB. Setelah membaca panduan ini, Anda akan lebih siap dalam memanfaatkan MongoDB untuk mengembangkan aplikasi dan website.
Tanpa basa-basi, mari mulai dengan membahas pengertian MongoDB!
Apa itu MongoDB?
MongoDB adalah sistem database yang populer di kalangan pengembang perangkat lunak. MongoDB dirancang menggunakan pendekatan NoSQL (Not Only SQL), di mana NoSQL adalah sistem pengelolaan database yang fleksibel dan tidak membutuhkan perintah atau query yang rumit.
Berbeda dengan database relasional tradisional yang masih menggunakan struktur tabel dan skema, MongoDB menyimpan data dalam format BSON (Binary JSON). Dengan format yang mirip JSON, proses baca tulis data menjadi lebih mudah dan cepat.
Tidak hanya itu, database MongoDB juga menyediakan beragam fitur yang mendukung pengembangan website dan aplikasi. Misalnya, integrasi dengan berbagai bahasa pemrograman populer, kemampuan mengelola query yang kuat, serta pencarian dan pemrosesan data yang efisien.
Dengan menggunakan MongoDB, Anda dapat mengoptimalkan pengelolaan data di dalam database, sehingga kinerja sistem secara keseluruhan jadi lebih meningkat.
Kelebihan dan Kekurangan MongoDB
Berikut kami sajikan beberapa keunggulan dan kelemahan menggunakan MongoDB untuk pengembangan software:
Kelebihan MongoDB
Ini dia kelebihan MongoDB yang patut Anda perhitungkan:
- Skema yang fleksibel – MongoDB menggunakan dokumen dengan format JSON yang tidak memerlukan skema terstruktur. Anda dapat menyimpan data dengan skema yang bervariasi, tanpa harus memikirkan struktur tabel terlebih dahulu. Hal ini memberikan fleksibilitas dalam mengelola data yang dinamis dan kompleks.
- Skalabilitas secara horizontal – MongoDB database dirancang untuk skalabilitas horizontal. Anda dapat memperbesar kapasitas database dan mendistribusikannya secara merata. Hal ini memungkinkan Anda untuk mengatasi pertambahan data yang besar dan meningkatkan kapasitas sistem tanpa mengalami kendala.
- Kinerja yang andal – MongoDB menawarkan performa tinggi dalam proses pembacaan dan penulisan data. Berkat dukungan indeks yang kuat dan caching yang efisien, MongoDB sanggup menyuguhkan akses cepat terhadap data yang disimpan.
- Dukungan big data – MongoDB dirancang untuk menangani dan menampung banyak data, sehingga cocok digunakan pada aplikasi dengan penyimpanan data dalam skala besar (big data).
Kekurangan MongoDB
Sedangkan kekurangan menggunakan MongoDB adalah sebagai berikut:
- Konsistensi data kurang – Sebagai sistem database yang menjunjung konsep fleksibilitas, konsistensi data menjadi hal yang tidak dapat diharapkan dari MongoDB. Jika Anda ingin mengelola dan mengolah data secara konsisten, database MongoDB bukanlah pilihan yang ideal.
- Fungsionalitas SQL minim – MongoDB adalah database berbasis NoSQL yang tidak mendukung bahasa SQL secara langsung. Jika Anda terbiasa menggunakan query SQL dan bergantung pada fitur-fitur khusus SQL, Anda mungkin harus membiasakan diri dalam berinteraksi dengan MongoDB.
- Konsumsi memori tinggi – Database MongoDB memanfaatkan memori dalam proses pengelolaan database. Hal ini dapat menyebabkan konsumsi memori tinggi saat mengolah informasi data dalam jumlah besar. Anda disarankan memilih server berkinerja tinggi, seperti VPS, jika ingin menggunakan MongoDB.
Tutorial MongoDB
Pada bagian ini, Anda akan mempelajari tutorial MongoDB, meliputi cara install MongoDB, cara mengaktifkan sistem database MongoDB, hingga cek status database MongoDB.
Cara Install MongoDB (Ubuntu & Windows)
Untuk menginstall MongoDB pada perangkat Linux seperti Ubuntu, Anda dapat mengunjungi panduan kami yang membahas cara install MongoDB di Ubuntu.
Sementara itu, cara install MongoDB Windows adalah sebagai berikut:
- Buka halaman resmi MongoDB, lalu klik tombol Download.
- Silakan tunggu proses download MongoDB. Jika sudah, klik dua kali file installer untuk memasangnya.
- Ikuti proses instalasi sistem database yang satu ini hingga tuntas.
- Jika sudah, silakan buka aplikasi Command Prompt yang terpasang di komputer, lalu jalankan perintah di bawah:
mongod.exe --dbpath=c:\mongodb\data
- Setelah itu, lanjutkan dengan membuat service MongoDB. Caranya dengan mengeksekusi command berikut:
mongod.exe –install –journal –logpath c:\mongodb\ mongo.log –dbpath=c:\mongodb\data
- Terakhir, silakan restart komputer Windows Anda untuk mulai menjalankan MongoDB.
Cara Mengaktifkan MongoDB
Cara mengaktifkan MongoDB pada Ubuntu hanya terdiri dari dua langkah. Pertama, Anda perlu mengeksekusi perintah di bawah:
sudo systemctl enable mongodb
Kemudian, lanjutkan dengan command yang satu ini:
sudo systemctl start mongodb
Tampilan yang muncul di layar kira-kira seperti ini:
Sedangkan pada Windows, cara mengaktifkan MongoDB adalah dengan menjalankan satu baris perintah berikut:
net start mongodb
Maka tampilan yang dihasilkan adalah:
Cek Status Database MongoDB
Untuk memeriksa apakah MongoDB database sudah berjalan dengan normal pada sistem, silakan command di bawah:
sudo systemctl status mongodb
Anda akan melihat output seperti berikut:
Belajar MongoDB
Setelah mencoba cara install MongoDB, kali ini waktunya belajar cara menggunakan MongoDB untuk mengelola database. Yuk, praktikkan bersama!
1. Masuk Database MongoDB
Untuk masuk ke dalam database MongoDB, Anda dapat memanfaatkan perintah berikut:
mongo
Outputnya akan seperti pada gambar di bawah ini:
2. Membuat Database
Jika ingin membuat database pada MongoDB, silakan eksekusi command seperti di bawah. Sebagai contoh, kami akan membuat database dengan nama kantor.
use kantor
Hasilnya kurang lebih seperti ini:
3. Melihat Database
Untuk melihat database saat ini yang digunakan pada server, Anda bisa menjalankan perintah di bawah:
db
Ini dia tampilan yang muncul di layar:
4. Menghapus Database
Anda ingin menghapus database pada MongoDB? Gampang, kok. Cukup masuk ke database yang dimaksud, lalu jalankan command berikut:
db.dropDatabase()
Maka outputnya adalah:
5. Memasukkan Data
Selanjutnya, kami akan memasukan data ke dalam database kantor. Pertama, silakan masuk ke database tersebut dengan mengeksekusi perintah:
use kantor
Kemudian, Anda dapat membuat collection (tabel) sekaligus menginputkan data ke collection tersebut melalui command di bawah. Di sini, kami memberi nama collection karyawan.
db.karyawan.insert({"nama" : "Ariffud", "alamat" : "Pemalang" , "Posisi" : "Content Writer"})
Jika dijalankan, hasilnya adalah:
6. Melihat Daftar Collection dalam Database
Jika Anda penasaran ingin mengetahui apa saja collection yang telah dibuat dalam sebuah database, silakan pakai perintah di bawah:
show collections
Hasilnya kira-kira seperti ini:
7. Melihat Isi Collection
Tak cuma melihat connection, Anda juga dapat menengok data yang sudah diinput ke dalam collection, loh. Untuk melakukannya dalam collection karyawan, cukup eksekusi command berikut:
db.karyawan.find()
Maka output yang muncul di layar adalah:
8. Melihat Isi Collection Dalam Bentuk JSON
Cara menggunakan MongoDB selanjutnya adalah untuk melihat isi collection dalam format JSON. Misalnya, Anda ingin melihat isi collection karyawan, maka silakan jalankan perintah yang satu ini:
db.karyawan.find().pretty()
Hasilnya seperti di bawah, di mana _id adalah nama kode file JSON.
9. Mengubah Data
Selanjutnya, Anda dapat melakukan perubahan pada data yang sudah ada menggunakan perintah berikut. Sebagai contoh, kami akan memperbarui data pada collection, meliputi nama, alamat, dan posisi:
db.karyawan.update({"_id" : ObjectId("Masukkan kode di sini")},{"nama" : "Paijo", "alamat" : "Bojongnangka", "Posisi" : "Satpam"})
Berikut tampilan yang muncul di layar:
10. Menghapus Data
Selain mengubah data, Anda juga dapat menghapus data yang telah dimasukkan ke dalam collection melalui perintah di bawah:
db.karyawan.remove({"_id" : ObjectId("Masukkan kode di sini")})
Hasilnya kira-kira seperti berikut:
11. Menghapus Collection
Jika Anda ingin menghapus collection, Anda cukup masuk ke database yang dimaksud. Setelah itu, silakan eksekusi perintah yang satu ini. Misalnya di sini, kami ingin menghapus collection karyawan.
db.karyawan.drop()
Ini dia outputnya:
MongoDB adalah Sistem Database NoSQL Wajib Coba!
Dalam artikel ini, Anda telah mengetahui apa itu MongoDB, kelebihan dan kekurangan menggunakan MongoDB, cara install dan mengaktifkan MongoDB, hingga berbagai perintah dasar MongoDB untuk mengelola data yang tersimpan.
MongoDB adalah salah satu sistem database berbasis NoSQL yang wajib dicoba bagi para software developer, terutama yang mengharapkan pengalaman inovatif, efisien, dan fleksibel dalam pengelolaan dan penyimpanan data.
Dengan menggunakan MongoDB, Anda dapat menikmati berbagai keunggulan. Mulai dari kemampuan mengelola query yang kuat, integrasi dengan berbagai bahasa pemrograman populer, hingga kemampuan untuk menyimpan data dalam skala besar.
Untuk menunjang performa MongoDB, sebaiknya Anda menggunakan server dengan kinerja tinggi, misalnya VPS. Tak perlu jauh-jauh, sebab Niagahoster menyediakan layanan Cloud VPS Hosting yang dapat mengakomodasi segala kebutuhan Anda.
VPS Niagahoster dibekali spesifikasi server yang mentereng, seperti RAM hingga 16 GB, CPU hingga 8 Cores, Disk Space hingga 250 GB, dan Bandwidth hingga 12 TB. Selain itu, layanan ini memberikan full access root untuk memudahkan Anda menginstall dan mengembangkan aplikasi sesuai kebutuhan.
Menariknya lagi, berbagai kecanggihan di atas bisa Anda nikmati mulai dari Rp104 ribu/bulan. Jadi tunggu apa lagi, yuk berlangganan VPS Niagahoster sekarang!
Pertanyaan (FAQ) seputar MongoDB
Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering diajukan tentang MongoDB:
MongoDB adalah sistem database dengan skema fleksibel untuk menampung data jumlah besar. MongoDB banyak digunakan untuk berbagai kebutuhan, seperti pengembangan website, analitik data, dan aplikasi real-time.
Pada dasarnya, MongoDB dengan MySQL merupakan database yang berbeda. MySQL adalah database relasional dengan tabel dan skema terstruktur. Sementara itu, MongoDB adalah database NoSQL dengan model dokumen dan skema fleksibel.
MongoDB bekerja dengan cara menyimpan data dalam dokumen BSON, kemudian disusun dalam bentuk collection. Selain itu, ia juga menggunakan indeks untuk mencari data, serta fitur replikasi dan sharding untuk skalabilitas dan menyediakan data.
Tidak, MongoDB adalah database berbasis NoSQL (Not Only SQL), menggunakan bahasa query yang berbeda dengan query SQL. Dengan format bahasa ini, MongoDB dapat diandalkan untuk menyimpan data kompleks dan bervariasi.