Mungkinkah sebuah bisnis bisa dibangun tanpa pendanaan yang baik? Tentu akan sulit, ya. Itulah mengapa banyak bisnis yang berupaya mendapatkan dana segar dengan berbagai cara. Salah satunya, melalui crowdfunding.
Saat ini, crowdfunding adalah strategi mendapatkan dana yang sudah cukup banyak dilakukan, terutama oleh startup. Sebab, dianggap lebih mudah dan bisa diperoleh dengan cepat.
Benarkah demikian? Nah, jika Anda tertarik untuk mengembangkan model bisnis crowdfunding, mari pelajari dulu seluk-beluknya.
Di artikel ini, kami akan mengulas apa itu crowdfunding, jenis-jenis crowdfunding, cara kerja crowdfunding, kelebihan dan resiko crowdfunding, hingga tips agar upaya crowdfunding Anda sukses.
Baiklah, tanpa berlama-lama, mari masuk ke pembahasannya.
Apa Itu Crowdfunding?
Crowdfunding adalah upaya mendapatkan dana secara kolektif untuk mengembangkan bisnis. Umumnya, dana tersebut didapat dari orang-orang di luar bisnis, seperti kolega, pelanggan, dan investor.
Crowdfunding sering dilakukan oleh UKM dan startup. Yang sering terjadi, bisnis tersebut sudah memiliki ide yang menarik, memiliki cikal bakal produk yang jelas, tetapi kekurangan dana untuk bisa menjalankannya dengan sempurna.
Maka, solusinya adalah menawarkan ide tersebut ke siapa saja yang tertarik untuk bersama-sama mengembangkan produk.
Salah satu contoh upaya crowdfunding yang terkenal dilakukan oleh Oculus, sebuah startup yang memiliki ide mengembangkan produk headset berbasis virtual reality.
Meskipun virtual reality cukup booming, untuk mewujudkannya menjadi produk yang layak jual, diperlukan dana yang tidak sedikit.
Untuk itulah Oculus memutuskan menggunakan platform Kickstarter untuk melakukan crowdfunding dengan target pendanaan USD 250.000. Upaya Oculus berhasil, dan dapat mengumpulkan hingga USD 2,4 juta hanya dalam waktu 4 jam!
Bisa dikatakan langkah crowdfunding cukup menjanjikan sebagai solusi bagi bisnis atau startup yang terkendala dana pengembangan usaha. Dan, bukan Oculus saja yang bisa melakukannya, bisnis Anda juga punya kesempatan yang sama.
Namun, sebelum mulai upaya menggalang dana, mari kenali terlebih dahulu beberapa jenis crowdfunding.
Jenis-Jenis Crowdfunding dan Cara Kerjanya
Ada empat jenis crowdfunding yang perlu Anda ketahui sebelum melakukannya, yaitu:
1. Donation Crowdfunding
Seperti namanya, donation crowdfunding adalah pengumpulan dana dengan sistem donasi. Jenis ini paling sering ditemui dan menjadi sistem yang paling berhasil mengumpulkan banyak dana.
Untuk mengajukan donasi, Anda bisa memanfaatkan platform crowdfunding, seperti kitabisa.com. Di sana, Anda bisa menjelaskan kepada publik seperti apa bisnis Anda, manfaatnya, produk yang ingin dibuat dan potensi bisnis ke depan.
Di platform tersebut, Anda bisa menetapkan jumlah target dana yang dibutuhkan, dalam kurun waktu tertentu.
Jika pengajuan crowdfunding Anda menarik, orang akan tergerak untuk ikut serta berdonasi membantu bisnis Anda maju.
Karena menggunakan sistem donasi, crowdfunding ini tidak menuntut Anda mengembalikan dana seperti jenis lainnya. Biasanya jenis ini cocok untuk startup yang memiliki produk yang terkait pelestarian lingkungan atau kemanfaatan untuk orang banyak.
2. Reward Crowdfunding
Reward crowdfunding adalah jenis pendanaan yang menggunakan hadiah untuk menarik investor atau pemberi dana mau ikut serta.
Berbeda dengan sistem donasi, ada imbalan yang Anda berikan kepada investor, meskipun jumlahnya tidak besar. Itulah kenapa sistem reward cocok digunakan oleh bisnis kecil ataupun startup yang baru dirintis.
Dengan reward tersebut, harapannya investor akan merasa menjadi bagian dari pengembangan bisnis di awal. Selain itu, reward yang umumnya berupa merchandise juga bisa digunakan untuk meningkatkan citra bisnis.
Misalnya, Anda bisa menggalang dana dengan menawarkan produk pra-rilis sehingga investor bisa merasakan pengalaman memiliki produk awal lebih dulu sebelum produk disempurnakan dan siap dirilis ke publik.
Hadiah yang bisa Anda berikan berupa produk atau layanan gratis, uji coba produk baru, member eksklusif bagi pemberi dana, dan lainnya.
Bagi beberapa orang, menjadi yang pertama memiliki sebuah produk yang terbatas cukup menarik, lho. Anda bisa saja menggunakan strategi penggunaan level reward agar investor semakin semangat memberikan dana yang lebih besar.
3. Equity Crowdfunding
Equity crowdfunding atau crowd-investing adalah jenis pendanaan dengan menawarkan saham kepada pemberi dana. Jenis ini paling cocok untuk bisnis menengah ataupun startup yang membutuhkan modal besar.
Sistem dari crowdfunding ini adalah Anda menawarkan saham perusahaan dengan sejumlah target dana dalam waktu yang sudah ditentukan.
Nantinya, investor dapat membeli saham Anda pada platform yang Anda gunakan. Dengan sistem pada platform tersebut, semua dana akan tercatat apakah sudah mencapai target atau belum.
Sistem equity ini memang cukup rumit tapi mampu menggalang dana dalam jumlah besar. Jenis crowdfunding ini juga menuntut Anda mengembalikan investasi dari pengembangan bisnis yang sudah dilakukan.
Seperti halnya investasi saham, Anda akan membagikan laba bisnis sesuai porsi dana yang diberikan oleh masing-masing investor.
4. Debt Crowdfunding
Sesuai namanya, debt crowdfunding adalah pendanaan dengan sistem hutang atau sering dikenal dengan Peer-to-Peer Lending (P2P).
Katakanlah bisnis Anda mengajukan debt crowdfunding dengan target Rp1 miliar. Ketika dana telah terkumpul, maka Anda harus mengembalikan dana tersebut sesuai dengan tenor, ditambah bunga yang sudah ditentukan.
Karena proses P2P lending lebih cepat dibandingkan meminjam dana ke bank, banyak startup yang menggelar debt crowdfunding untuk mendapatkan dana dengan jumlah besar dalam waktu singkat.
Kelebihan Crowdfunding
Crowdfunding telah menjadi metode pengumpulan dana untuk bisnis atau startup yang paling banyak digunakan. Semua itu karena crowdfunding memiliki beberapa kelebihan, seperti:
1. Bisnis Lebih Cepat Dikenal Luas
Ketika melakukan crowdfunding, Anda perlu menjelaskan rencana pengembangan bisnis kepada publik untuk mendapatkan pendanaan. Semakin banyak yang tahu, semakin besar kemungkinan dana yang diterima.
Anda bisa menggunakan satu platform pendanaan saja, atau bisa menggunakan website, media sosial dan channel lain sekaligus untuk menginformasikan kampanye crowdfunding tersebut.
Pada akhirnya, ketika produk Anda sudah berhasil dibuat dan bisnis berkembang dengan baik, Anda tak perlu mengenalkannya dari nol. Sebab, masyarakat sudah familiar dengan bisnis Anda.
Dengan begitu, promosi pun akan lebih mudah dilakukan.
2. Memikat Investor Potensial
Jika ide bisnis yang Anda miliki menarik dan potensinya menjanjikan, tentu akan banyak orang bersedia investasi pada bisnis Anda. Nah, melalui crowdfunding, calon investor dapat mempelajari bisnis Anda dan peluang keuntungannya.
Salah satu contohnya adalah Flow Hive yang merupakan produk inovasi bagi peternak lebah untuk menghasilkan madu dengan mudah.
Karena cukup menjanjikan, upaya crowdfunding yang dilakukan langsung menarik dana investor sebesar USD 91.000 dalam 477 detik setelah rilis!
Tak heran, banyak bisnis ataupun startup memanfaatkan momentum penggalangan dana untuk sekaligus menjangkau investor.
3. Proses Pengajuan yang Mudah
Pengajuan kampanye crowdfunding cukup mudah. Karena bisa dilakukan online, Anda tak perlu mengunjungi tiap investor potensial satu per satu. Gunakan saja platform crowdfunding yang ada.
Di Indonesia, beberapa platform yang bisa digunakan adalah GandengTangan dan Akseleran. Sedangkan di luar negeri, Anda bisa menggunakan KickStarter, Indiegogo, dan Fundable.
Ketentuan tiap platform berbeda, tapi pada umumnya Anda perlu menampilkan portofolio usaha yang nantinya akan direview oleh pemberi dana.
Oleh karena itu, pastikan Anda memiliki website sebagai identitas bisnis yang kredibel untuk dikunjungi oleh calon investor yang penasaran dengan bisnis Anda.
4. Dapat Menentukan Sistem Crowdfunding
Kelebihan lainnya adalah Anda bisa menentukan sistem pendanaan untuk bisnis Anda.
Jika bisnis Anda berfokus pada manfaat sosial, maka cocok menggunakan skema donation crowdfunding, karena dapat menggugah sisi empati sosial para pemberi dana.
Kalau startup atau bisnis Anda sudah mulai berkembang dan ingin mendapatkan dana besar secara cepat, gunakanlah equity crowdfunding. Namun, pastikan project Anda berhasil sehingga mampu berbagi keuntungan dengan investor, ya.
Singkatnya, semua jenis yang sudah kami jelaskan di atas bisa Anda gunakan sesuai dengan kebutuhan bisnis Anda.
5. Mengurangi Kompetisi
Jika Anda baru saja membangun startup, tentunya bisnis tersebut belum banyak dikenal orang, bukan?
Maka, mencari dana dengan cara yang standar akan terasa lebih sulit, karena kredibilitas bisnis belum sekuat dibanding perusahaan yang sudah punya nama.
Untungnya, ada crowdfunding yang bisa menjadi jalan di fase awal pendanaan startup. Hal itu karena crowdfunding memungkinkan bisnis apapun untuk menggalang dana dengan bermodal ide dan potensi bisnis.
6. Membangun Basis Konsumen
Untuk dapat menggalang dana, tentunya produk atau layanan harus bisa diterima oleh target pasar Anda.
Nah, crowdfunding dapat dilakukan baik di platform khusus ataupun media sosial. Yang mana platform-platform tersebut bisa diakses oleh siapapun, baik investor, penggalang dana, bahkan konsumen yang potensial.
Ketika melakukan kampanye crowdfunding, informasi produk Anda dapat dilihat dan diketahui oleh orang-orang tersebut. Sehingga, penggalangan dana bisa jadi momentum tepat untuk sekalian melakukan promosi.
Resiko Crowdfunding
Setiap aspek bisnis pasti memiliki resiko, begitu pula dengan pengumpulan dana. Jika Anda menggalang dana bisnis melalui crowdfunding, berikut beberapa resiko yang wajib diperhitungkan.
1. Tidak Mencapai Target Dana
Keberhasilan crowdfunding sangat bergantung kepada kerelaan para investor untuk mengembangkan bisnis Anda. Meskipun informasi yang disampaikan cukup jelas, bisa saja tidak ada dana yang berhasil didapat kalau bisnis dianggap tidak menarik.
Seperti riset dari Statista, pendanaan yang sukses dilakukan oleh platform crowdfunding Kickstarter pada Juli 2021, hanya berkisar 38,92%.
Itu artinya, tidak semua bisnis yang menggalang dana akan berhasil memenuhi target. Jika target dana tidak terpenuhi, resiko kegagalan bisnis pun semakin besar karena proses produksi jadi tertunda atau berhenti.
2. Ide Bisnis Rentan Dicuri
Ketika melakukan crowdfunding, Anda perlu menjelaskan detail ide bisnis Anda ke publik. Bukan hanya calon investor yang tahu, kompetitor juga akan mendapatkan informasinya, lho.
Nah, kalau kebetulan kompetitor memiliki dana untuk menciptakan produk yang ingin Anda buat, Anda bisa kalah cepat dengan mereka. Apalagi kalau ternyata penggalangan dana Anda tidak membuahkan hasil.
Anda memang bisa mendaftarkan hak cipta dari produk yang akan dibuat. Namun, kebanyakan pebisnis pemula masih fokus pada uji coba produksi, belum ke copyright.
Jadi, pertimbangkan risiko ini kalau ingin menggunakan langkah crowdfunding ya.
3. Keamanan Platform Crowdfunding
Crowdfunding paling sering dilakukan menggunakan platform tertentu. Nantinya, semua data bisnis dan investor akan tersimpan di sana. Kalau platform yang digunakan tidak memiliki keamanan tinggi, bisa-bisa menjadi sasaran cyber crime.
Oleh karena itu, pastikan dulu platform crowdfunding yang digunakan aman sebelum menggelar kampanye tersebut. Atau, Anda bisa menggunakan website sendiri dan mengatur keamanannya dengan lebih baik.
Tips Sukses Mengembangkan Bisnis dengan Crowdfunding
Untuk melakukan crowdfunding dengan sukses, inilah beberapa tips yang bisa Anda coba:
1. Bangun Ide Bisnis yang Potensial
Bisnis dengan ide yang memiliki dampak luas bagi masyarakat, akan lebih dilirik investor karena dinilai lebih potensial. Oleh karena itu, pastikan project yang akan Anda kembangkan menjanjikan secara keuntungan atau manfaat.
Anda bisa mengamati target market atau buyer persona, operasional yang sederhana, hingga potensi profit yang menjanjikan.
2. Tentukan Target Bisnis dengan Jelas
Tidak ada seorang pun yang ingin memberikan dana melalui crowdfunding tanpa kejelasan. Untuk itu, tentukan target pengembangan bisnis Anda, baik jangka pendek, menengah, dan panjang.
Sebagai contoh, Anda ingin membangun sebuah produk dari prototipe di tahun depan. Dengan begitu, investor dapat mempertimbangkan keuntungan yang akan didapat dari usaha pengembangan tersebut.
Oculus VR melakukan crowdfunding untuk prototype produk virtual reality headset Oculus Rift pada 2012. Dengan dana yang terkumpul, mereka dapat melakukan serangkaian uji coba dan pengembangan produk. Akhirnya, pada 2016 produk Oculus Rift resmi diperjualbelikan.
3. Bangun Tim atau SDM yang Berpengalaman
Sebagus apapun ide bisnis dan target yang Anda buat, tapi kalau dikelola dengan tim yang tidak berpengalaman, maka resiko gagal semakin besar.
Jadi, bangunlah manajemen bisnis dengan menyusun tim yang memiliki kemampuan dan pengalaman dalam dunia bisnis.
Salah satu contoh yang terkenal adalah PayPal. Bahkan, banyak anggota tim startup tersebut yang mampu menciptakan bisnis lain yang tak kalah besar setelah keluar dari perusahaan.
4. Buat Profil Bisnis yang Kredibel
Saat ini, menggunakan platform crowdfunding adalah cara paling cepat untuk menggalang dana. Sebab, banyak investor yang mengamati startup yang potensial dari platform yang sama.
Namun, itu saja belum cukup. Dengan cara membuat website perusahaan, Anda dapat menciptakan image sesuai karakter bisnis sehingga bisa menunjukkan kredibilitas bisnis tak bisa ditinggalkan.
Ketika nantinya bisnis Anda sudah mulai berkembang, investor akan lebih mudah memantau perkembangan bisnis Anda. Jadi, Anda pun bisa melakukan crowdfunding dari website company profile tersebut untuk pengembangan lebih besar.
5. Susun Proposal Bisnis yang Menarik
Terakhir, Anda perlu menyusun proposal bisnis yang menarik untuk para investor sebagai sarana pengajuan crowdfunding.
Utamanya, proposal akan memuat ide bisnis berbasis riset, tujuan bisnis, rencana penggunaan dana, hingga potensi keuntungan dari produksi yang dilakukan. Namun, sesuaikan dengan jenis bisnis Anda juga, ya.
Tertarik Membangun Bisnis dengan Crowdfunding?
Crowdfunding adalah upaya pendanaan secara kolektif untuk mengembangkan bisnis. Caranya bisa melalui donasi, reward, equity, hingga debt crowdfunding.
Pendanaan sistem ini layak dicoba oleh startup atau pebisnis pemula karena memiliki beberapa kelebihan, seperti:
- Bisnis dapat dikenal lebih luas
- Dapat memikat investor potensial
- Proses pengajuan yang mudah
- Dapat menentukan sistem atau jenis crowdfunding
- Mengurangi kompetisi dengan startup besar
- Membangun basis konsumen yang kuat
Nah, kesuksesan crowdfunding berawal dari kredibilitas bisnis yang kuat. Meskipun nantinya Anda mengajukan crowdfunding di platform, website company profile sangat penting untuk menunjukkan kredibilitas bisnis Anda.
Nah, agar website Anda bisa diakses 24 jam dengan mudah, pastikan hosting yang Anda pilih dapat diandalkan, ya. Niagahoster adalah layanan hosting yang bisa Anda pilih.
Dengan jaminan uptime 99,9%, website Anda dapat diakses tanpa hambatan, kapanpun dan di manapun! Dari sisi keamanan, website bisnis Anda akan didukung penuh oleh proteksi Imunify360 dan SSL sehingga meningkatkan kepercayaan pengunjung website.
Semuanya bisa Anda dapatkan hanya dengan Rp26 ribuan per bulan, lho. Siap membangun website untuk meyakinkan investor crowdfunding?