Salsabila Annisa SEO Content Writer at Niagahoster. She developed her writing skill after years of experience in journalism.

Panduan Website Development untuk Pemula [Terlengkap]

14 min read

Meski sudah banyak tutorial membuat website, jasa website development untuk membuat website profesional semakin dibutuhkan. Buktinya, ada 1,88 miliar website di seluruh dunia dan jumlahnya diprediksi akan terus meningkat. 

Melihat angka itu, peluang menyediakan jasa pembuatan website sebagai web developer makin luas. Nah, jika ingin menjemput peluang itu, Anda perlu belajar website development terlebih dahulu. 

Ingin belajar website development untuk pemula? Di artikel ini kami akan membahas website development secara lengkap. Mulai dari apa itu website development, konsep dasar, jenis-jenisnya, hingga proses kerja website design dan development.

Yuk simak artikel ini sampai selesai!

Apa Itu Website Development?

Website development adalah proses pembangunan dan pemeliharaan website. Mulai dari pembuatan website berisi teks sederhana hingga yang bentuknya kompleks seperti platform sosmed atau web app. 

Biasanya website development kerap dikaitkan dengan coding. oding itu tak hanya bertujuan membangun antar muka website. Tapi juga masih ada proses pengembangan server, keamanan, dan manajemen konten website. 

ilustrasi website development

Website development dilakukan untuk membuat website yang sesuai kebutuhan pengguna. Misalnya, web developer ingin membuat website toko online. Maka web developer perlu membuat fitur katalog produk, konfirmasi pembayaran, dan lainnya. 

Meski kelihatannya sederhana, prospek karir web developer akan makin cemerlang. Tak percaya? 

Faktanya, lowongan pekerjaan web developer di seluruh dunia diprediksi meningkat sebesar 13% hingga 2030 lho. Pendapatan website developer di Indonesia pun menggiurkan, bisa mencapai rata-rata Rp11 juta per bulan. 

Jadi, bagaimana? Makin mantap untuk belajar website development? Pertama-tama, pelajari dulu konsep dasar website development. Yuk simak pembahasan selanjutnya. 

Baca juga: Apa itu Ecommerce

Konsep Dasar Website Development

Berikut ini adalah konsep dasar website development yang perlu Anda ketahui!

1. Apa Itu Website?

Website adalah informasi berbentuk kumpulan halaman yang dapat diakses publik melalui internet. Caranya dengan menuliskan URL di browser seperti Google Chrome, Mozilla dan Opera. 

Sebagai contoh, alamat website atau URL Niagahoster adalah https://www.niagahoster.co.id. Jika URL itu diklik, maka browser Anda akan memuat landing page website kami. 

landing page Niagahoster

Baca juga: Manfaat Website

2. Apa Itu IP Address?

IP Address adalah identitas berupa deretan angka yang dimiliki oleh suatu perangkat. Tiap perangkat memiliki angka yang berbeda-beda.

Untuk mengetahui IP Address komputer, Anda bisa mengetikkan “what’s my IP Address” di browser Anda. Sedangkan untuk mengetahui IP Address website, Anda bisa mengunjungi situs seperti Site24x7

Nah, fungsi IP Address adalah menghubungkan satu perangkat dengan perangkat lainnya. Ketika perangkat terhubung, Anda bisa mengakses website. 

Lho, terus bagaimana seseorang bisa mengakses sebuah website di internet dengan deretan nomor? 

ilustrasi IP Address

Bayangkan saja IP Address sebagai nomor handphone. Untuk menghubungi seseorang, Anda perlu memasukkan nomor tersebut dan memencet tombol dial. Tapi daripada susah-susah mengingat nomornya, Anda bisa menyimpan nomor tersebut ke kontak Anda.

Begitu pula kasusnya dengan website. Untuk membuka website, Anda memerlukan IP Address tertentu. Namun, mengetikkan IP Address secara manual untuk membuka website tentu saja merepotkan. Supaya lebih praktis, Anda tinggal mengetikkan URL atau alamat domain websitenya saja. 

3. Apa Itu HTTP?

Transfer data dari dan ke suatu IP Address tak mungkin terjadi tanpa HTTP. Lalu, apa itu HTTP?

HTTP adalah protokol transfer data dari server website ke client atau komputer. Adanya transfer data membuat Anda dapat melihat berbagai informasi seperti dokumen, file, gambar dan video di browser. 

Lalu bagaimana cara kerja transfer data melalui HTTP? Cara kerjanya terbagi menjadi tiga langkah.

Pertama, HTTP client atau komputer melakukan request data ke web server. Kedua, HTTP web server memproses request dengan mencari data atau dokumen. Ketiga, HTTP web server mengirimkan data atau dokumen ke HTTP client. 

4. Apa Itu Coding?

Coding adalah aktivitas yang dilakukan programmer untuk berkomunikasi dengan komputer untuk mengeksekusi suatu perintah. Caranya dengan menulis barisan kode suatu bahasa pemrograman.

ilustrasi coding website development

Lalu, kenapa sih coding penting dipelajari untuk website development?

Berbeda dengan cara berkomunikasi kita, komputer tidak menggunakan kata atau istilah bahasa. Komputer hanya memahami data berupa on dan off. Pengolahan data itu hanya bisa dilakukan dengan coding bahasa pemrograman.

Dengan coding bahasa pemrograman, Anda bisa memerintahkan komputer untuk membuat bagian-bagian website. Misalnya antarmuka website, sistem keamanan website, hingga pengembangan server website. 

5. Apa Itu Front End?

Front end adalah bagian dari sebuah website yang langsung dilihat oleh pengguna.  Front end dibangun menggunakan beberapa bahasa pemrograman seperti HTML, CSS, dan JavaScript.

Atau, bisa juga menggunakan front end framework agar lebih mudah. Contohnya Vue.js, React, dan sebagainya.

Ketika ada transfer data dari server ke browser, coding bahasa pemrograman untuk front end akan memuat tampilan website. Pemuatan dilakukan tanpa harus terus-menerus “berkomunikasi” dengan komputer berkat dukungan cache. 

Lewat front end website, pengguna bisa berinteraksi langsung dengan konten dan komponen website. Misalnya, menonton video, membuka gambar, menandai kalimat, dan lainnya.  

6. Apa Itu Back End?

Back-end adalah bagian belakang layar dari sebuah website. Artinya, bagian ini tidak dapat dilihat user. Back end terdiri dari infrastruktur digital berupa angka, huruf dan simbol dalam server website. 

Nah, bahasa pemrograman yang dibutuhkan jauh lebih banyak daripada front end. Front-end mungkin hanya membutuhkan JavaScript. Akan tetapi, server membutuhkan hampir semua bahasa.

Bahasa yang digunakan untuk membangun back end antara lain PHP, Ruby, bahasa Python dan lainnya. 

Contoh back end adalah aplikasi berbasis web. Salah satunya adalah Content Management System (CMS) website. 

7. Apa Itu Content Management System (CMS)?

CMS adalah sebuah aplikasi atau sistem untuk membuat dan mengatur konten website. Misalnya website company profile, website toko online, blog, forum, dan lainnya. 

CMS itu ibarat mie instan. Artinya, CMS memungkinkan Anda membuat website secara instan tanpa perlu repot memahami coding bahasa pemrograman. 

Salah satu contoh CMS adalah WordPress. WordPress merupakan CMS yang cukup populer untuk website. Buktinya, 65,2% website di seluruh dunia menggunakan WordPress.

Nah, selain WordPress, masih banyak CMS terbaik yang bisa Anda gunakan lho.

Baca juga: Apa itu Blog

8. Apa itu Cyber Security?

Selama ada internet, akan selalu ada pengguna lain yang mencoba mencuri data website Anda. Misalnya data pribadi atau data pelanggan website toko online Anda. 

Nah, itu lah mengapa sebuah website membutuhkan cyber security. Dengan menerapkan cyber security, Anda dapat mengurangi risiko ancaman yang menyasar sistem komputer Anda.

Cyber security adalah upaya perlindungan terhadap sistem, jaringan, data, dan program dari serangan digital. Misalnya perangkat komputer, aplikasi, dan informasi yang dikirim atau disimpan website. 

Jika ingin mempelajari website development, Anda juga perlu tahu lebih dalam soal cyber security. Tujuannya agar website Anda aman dari berbagai serangan keamanan. Tenang saja, selengkapnya bisa Anda simak di ebook keamanan website kami.

Langkah Mengamankan Website

  

Nah, sekarang Anda sudah memahami konsep dasar website development. Tapi mengetahui konsepnya saja belum cukup. Kalau Anda ingin jadi web developer, Anda juga perlu memahami jenis-jenis website development. 

Memahami jenis-jenis website development memudahkan Anda memiliki sektor profesi yang paling Anda minati dan kuasai. Jadi, tanpa berlama-lama lagi, yuk simak pembahasan selanjutnya!

Baca juga: Cara Membuat Web Portofolio

Jenis-Jenis Website Development

Berikut ini adalah jenis-jenis website development yang perlu Anda ketahui:

1. Front End Development

Front End Development atau client side development adalah praktik pengembangan antarmuka website. Misalnya seperti tata letak, navigasi menu website, grafik dan lainnya. 

Nah, tugas-tugas itu dikerjakan oleh seorang Front End Developer. Tapi, tugas mereka tak sekadar mengembangkan tampilan website saja lho. 

Mereka perlu memastikan tampilan website bisa meningkatkan user experience

Caranya dengan mengembangkan user interface yang simpel, konsisten dan responsif. Sehingga nantinya pengguna makin mudah menemukan informasi di dalam website. 

User interface dari tiap device pun bisa berbeda-beda. Sebab, perilaku pengguna saat membuka website dari desktop, berbeda dari perilaku saat membukanya dari handphone.

2. Back End Development

Back end development adalah praktik pengembangan dan pengelolaan server.  

ilustrasi server

Tugas back end developer meliputi membuat sistem untuk menjalankan fungsi website. Misalnya, mengelola database berisi data pelanggan dan data produk. Begitu juga menciptakan sistem untuk alur pembelian hingga pembayaran produk. 

Selain itu, seorang back end developer juga bertanggung jawab memastikan keamanan sebuah website. Caranya dengan memastikan tidak ada kesalahan coding yang bisa dimanfaatkan hacker untuk menyusup ke server.

Mereka menggunakan beberapa bahasa pemrograman seperti PHP, JavaScript, Python, dan Ruby untuk melakukan semua aktivitas itu. 

3. Full Stack Development

Full stack development adalah pengembangan antar muka dan server website secara bersamaan. Pekerjaan ini dilakukan oleh seorang Full Stack Developer.

Singkatnya, Full Stack Developer mengerjakan tugasnya front-end dan back-end developer. Namun, selain itu, bisa juga dia diminta untuk mengembangkan aplikasi, debugging, troubleshooting, bahkan membuat fitur baru. 

Akan tetapi karena banyaknya pengetahuan yang harus dikuasai, sulit untuk menemukan seseorang dengan profesi full stack developer. Sebab nyatanya, menguasai satu bidang programming saja butuh waktu yang tidak sebentar. Apalagi jika harus menjadi expert di dua bidang sekaligus.

4. Website Development

Website development adalah praktik pengembangan website yang mencakup front end, back end, dan full stack development. Pekerjaan ini dilakukan oleh seorang web developer.

Biasanya, tugas web developer ialah membuat berbagai aplikasi dan website untuk klien dan perusahaan. Selain itu, mereka juga bisa membuat video game dan software desktop.

Jika Anda tertarik jadi website developer, simak dulu skill yang harus dikuasai. Setelah itu, terapkan tips untuk memudahkan Anda mempelajari skill tersebut.

Baca juga: Cara Membuat Website Fotografi

5. Desktop Development

Desktop development adalah praktik pengembangan aplikasi atau software yang beroperasi secara lokal di perangkat Anda. Jadi, bukan melalui internet di browser website. 

Pekerjaan ini dilakukan oleh desktop developer. Beberapa software hasil karya desktop developer sudah biasa Anda gunakan. Misalnya, Adobe Photoshop, Skype, Discord, dan Microsoft Office. 

Nah, kalau Anda tertarik jadi desktop developer, ada skill yang perlu dikuasai. Beberapa di antaranya adalah optimasi aplikasi dari segi skalabilitas, kecepatan, testing platform, dan keamanan data. 

6. Mobile Development

Mobile development adalah praktik pengembangan aplikasi untuk smartphone atau tablet. Tugas ini dikerjakan oleh seorang mobile developer.

Mobile developer biasanya membuat aplikasi yang Anda gunakan di smartphone. Misalnya, media sosial, aplikasi edit foto, hingga m-banking.

Ada beberapa skill yang perlu dikuasai jika ingin membuat aplikasi-aplikasi itu. Misalnya coding untuk aplikasi yang user friendly, pengembangan database aplikasi, dan bahasa pemrograman Kotlin.

Nah, untuk memudahkan pengembangan aplikasi, Anda juga perlu menguasai Application Programming Interface (API). Dengan menggunakan API, Anda dapat menghubungkan aplikasi satu dengan aplikasi lainnya. Tujuannya untuk mengambil data dari platform lain.

Sebagai contoh, aplikasi Gojek membutuhkan peta sebagai tools transportasi online. Nah, Gojek tak perlu menyediakan peta sendiri. Gojek cukup mengambil data Google Maps menggunakan API.

Baca juga: Cara Membuat Website Mobile Friendly

7. Game Development

Game development adalah proses penulisan kode untuk mengembangkan video game. Baik itu berupa game konsol seperti Xbox dan PlayStation atau game smartphone. 

Tugas-tugas itu dilakukan oleh seorang game developer. Terkadang, skill yang dibutuhkan game developer tumpang tindih dengan mobile development. Sebab, mereka sama-sama membuat aplikasi yang beroperasi di smartphone.

Tapi, game development membutuhkan skill yang berbeda dengan mobile development. Salah satu yang paling mencolok adalah skill bahasa pemrograman C++. Sebab, mayoritas aplikasi dirancang menggunakan bahasa pemrograman C++.

8. Embedded Development

Embedded development adalah pengembangan semua jenis hardware. Misalnya tampilan antarmuka perangkat elektronik, IoT, dan sistem real-time. Beberapa contoh nyatanya adalah teknologi Bluetooth dan asisten virtual pada gadget. 

Tugas-tugas itu dilakukan oleh seorang embedded developer. Untuk mengembangkan berbagai perangkat di atas, ada banyak skill yang perlu dikuasai. Beberapa di antaranya adalah bahasa pemrograman C++ dan Python.

9. Security Development

Security development adalah proses membuat sistem keamanan untuk software dan website. Tugas ini dilakukan oleh security developer.  

Security developer biasanya melakukan tindakan hacker yang etis. Misalnya, dengan mengeksplor website untuk menemukan eror. Selain itu, mereka juga membangun sistem yang berfungsi untuk menemukan dan memperbaiki risiko keamanan.

Nah, itu tadi adalah jenis-jenis website development. Anda mungkin sudah menemukan jenis apa yang ingin Anda pelajari. Setelah itu, mari simak proses kerja website development secara keseluruhan.

Baca Juga: Bagaimana Cara Mencari Celah Keamanan Website “Vulnerable” dengan Mudah?

Proses Kerja Website Development

Proses kerja website development tak semudah yang dibayangkan. Sebab, setiap pengembangan memiliki proses berbeda-beda. Perbedaan itu tergantung dari jenis website, bahasa pemrograman, dan sumber daya yang Anda miliki. 

Nah, berikut ini adalah proses kerja development website yang paling umum: 

1. Merancang Rencana Website Development

Pertama-tama, tentukan dulu rencana arah dan tujuan development website Anda. Untuk memudahkan perencanaan, berikut adalah pertanyaan yang perlu Anda jawab. Kami juga menyediakan contoh jawabannya. 

  • Apa tujuan Anda membuat website? 

(contoh jawaban: website Niagahoster bertujuan untuk berjualan hosting dan domain serta produk lain yang berkaitan dengan website)

  • Siapa audiens Anda? Apa yang mereka lakukan di website Anda? 

(contoh jawaban: pemilik bisnis online dan programmer yang ingin mengembangkan website)

  • Lalu, apa jenis website yang tepat untuk tujuan Anda dan tujuan audiens? (website untuk menjual produk. Dilengkapi dengan blog yang berisi konten informational, insight dan tutorial.)
  • Konten apa yang diproduksi di website itu? Apa tujuan konten itu dibuat? (konten informatif, insight, dan lainnya. Tujuannya memberi value kepada audiens. Sehingga bisa meningkatkan brand reputation. Ketika brand reputation meningkat, akan meningkatkan konversi)
  • Bagaimana struktur navigasi website Anda untuk memudahkan audiens menemukan informasi? (struktur website dengan menu navigasi yang simpel dan alurnya jelas
  • Berapa budget Anda? 

Untuk menjawab pertanyaan di atas, Anda perlu berkoordinasi dengan beberapa divisi. Misalnya, website development, finance, dan marketing. 

Anda juga dapat membuat use case diagram untuk merencanakan kebutuhan website dengan lebih baik. Use case diagram adalah gambar visual yang menjelaskan fungsionalitas website sekaligus interaksi yang dilakukan pengguna terhadap website.

Setelah pertanyaan terjawab, Anda akan lebih mudah mengatur jadwal perancangan website. Mulai dari pengembangan hingga saatnya launching website. 

Baca Juga: Denny Triana: A Day in the Life of Engineering Manager

2. Membuat Rancangan Website Design dan Development

Website yang baik selalu diawali dari rancangan website design atau tampilan website. Nah, web designer merancang tampilan website menggunakan wireframe dan sitemap. 

Wireframe adalah visual antarmuka website yang akan dibuat oleh developerWireframe tidak mengandung elemen desain website seperti warna dan logo. Fitur ini hanya menjelaskan elemen yang akan ditambahkan ke halaman situs. 

Sitemap adalah sketsa berisi hubungan antara berbagai halaman dalam website Anda. Dengan sitemap, website developer bisa menilai tingkat kemudahan pengguna untuk menemukan informasi atau layanan dalam suatu website.

sitemap untuk website development

Baca Juga: Cara Membuat Sitemap di WordPress

Nah, untuk memudahkan merancang wireframe dan sitemap, berikut daftar pertanyaan yang bisa Anda jawab:

  • Halaman apa saja yang Anda butuhkan? (misalnya profil perusahaan, kontak, visi misi perusahaan, layanan dan produk, news)
  • Bagaimana cara mengelompokkan berbagai halaman dalam suatu kategori? (misalnya, profil perusahaan dan visi misi diletakkan dalam kategori About Us)
  • Seperti apa Anda akan menyusun kategori dan subkategori dalam sitemap dan hierarki website? 
  • Bagaimana sitemap dan hierarki tersebut ditampilkan dalam suatu halaman utama? 

Jangan lupa berkoordinasi dengan tim SEO Anda ya. Sebab perancangan tampilan website akan mempengaruhi praktik SEO Anda. Tujuannya untuk memaksimalkan peringkat website di mesin pencarian. 

Baca juga: Tips Desain Website

3. Menulis Coding untuk Development Website

Langkah selanjutnya dalam proses development website adalah menulis kode.

Dalam tahap ini, web developer akan menggunakan bahasa pemrograman dan bahasa mark up yang berbeda berdasar bagian dan fungsinya. 

Jika berdasar bagian, contohnya adalah untuk front end dan back end. Sedangkan berdasar fungsi, contohnya seperti fungsi desain dan interaktivitas. 

Sebenarnya, untuk mempercepat kerja developer, mereka biasanya memanfaatkan framework. Framework adalah kerangka kerja atau template yang dibangun menggunakan bahasa pemrograman tertentu.

Pun demikian, tak ada salahnya Anda mempelajari bahasa pemrograman dulu. Lalu, apa saja bahasa pemrograman dan bahasa mark up yang biasa digunakan? Mari mulai dari yang paling mudah dan utama dulu, yaitu:

  • HTML

Hypertext Markup Language atau HTML adalah bahasa markup yang digunakan untuk membuat struktur halaman website. 

Bahasa mark up adalah bahasa komputer yang menggunakan tags atau tanda. Tanda-tanda ini akan dibaca dan diterjemahkan oleh komputer menjadi tampilan website.

HTML akan disimpan dalam sebuah file. Dalam membuat file HTML, terdapat standar atau format khusus yang harus diikuti. Berikut ini adalah contohnya:

contoh coding HTML

HTML biasanya digunakan untuk membuat atau menyusun heading, paragraf, gambar, link, dan lainnya supaya dapat dilihat banyak orang melalui halaman website. 

Baca Juga: 25+ Contoh Coding HTML untuk Pemula 

  • CSS

Cascading Style Sheets atau CSS adalah bahasa design yang berguna untuk menyederhanakan proses pembuatan website dengan mengatur elemen yang tertulis di bahasa markup.

Ada banyak hal yang dapat Anda lakukan menggunakan CSS dibandingkan dengan bahasa pemrograman inti seperti PHP. Ketika menggunakan CSS, Anda dapat mengatur warna teks, jenis font, baris antar paragraf, ukuran kolom, dan jenis background yang dipakai.

Berikut ini adalah contoh coding CSS yang bisa menyederhanakan coding HTML:

<HTML>
  <TITLE>Bach's home page</TITLE>
  <STYLE>
    H1, H2 { color: green }
  </STYLE>
  <BODY>
    <H1>Bach's home page</H1>
    <P>Johann Sebastian Bach was a prolific
        composer. Among his works are:
    <UL>
      <LI>the Goldberg Variations
      <LI>the Brandenburg Concertos
      <LI>the Christmas Oratorio
    </UL>
    <H2>Historical perspective</H2>
    <P>Bach composed in what has been referred to as
      the Baroque period.
  </BODY>
</HTML>

Baca Juga: Bagaimana Cara Membuat Website dengan HTML dan CSS?

  • JavaScript

JavaScript adalah bahasa pemrograman yang biasanya digunakan untuk membuat situs dengan konten website yang dinamis. 

Konten dinamis artinya konten dapat bergerak atau berubah di depan layar tanpa perlu mereload halaman. Misalnya saja, fitur slideshow foto, gambar animasi, pengisian poling, dan lainnya.  

Berikut ini adalah contoh codingnya:

<!DOCTYPE html>
<html>
<body>
<h1>My First JavaScript</h1>
<p id="demo">JavaScript can change the style of an HTML element.</p>
<script>
function myFunction() {
  document.getElementById("demo").style.fontSize = "25px"; 
  document.getElementById("demo").style.color = "red";
  document.getElementById("demo").style.backgroundColor = "yellow";        
}
</script>
<button type="button" >

HTML, CSS, dan JavaScript adalah tiga bahasa pemrograman yang jadi pondasi dalam website development. Selain itu, ada juga bahasa pemrograman server seperti Java, C++, Python dan SQL.

4. Membuat Back End Website

Back end website mengelola data yang bertujuan untuk membuat front end berfungsi. Misalnya, back end website Facebook akan menyimpan berbagai jenis foto. Jadi, front end bisa menampilkan koleksi foto Anda di Facebook.

Oleh karena itu, Anda membutuhkan dua komponen ini:

  • Database: untuk menyimpan, menata, dan memproses data yang diminta oleh server
  • Server: Server adalah sebuah hardware atau dan software yang berfungsi mengirim, menerima dan memproses request data dari client atau browser.

Dari penjelasan di atas, bisa disimpulkan server berada di tengah-tengah database dan client. Client akan berkata pada server “saya butuh informasi X”, kemudian server akan mengambilkan data itu dari database. Lalu, data itu dikirim ke client

Nah, jika sudah memiliki database dan server, seorang back end developer perlu mengerjakan hal berikut:

  • Coding: serangkaian aturan tentang bagaimana website merespons permintaan data server atau browser. 
  • Database management: bagaimana website Anda akan mengatur dan memproses database website. Selengkapnya simak beberapa database project terbaik menurut kami.
  • Infrastruktur: bagaimana website dikelola. Anda bisa mengelola website dengan cara membeli layanan hosting. Cara ini membutuhkan biaya. Meski begitu, Anda akan mendapatkan kontrol penuh dan performa mumpuni untuk mengelola website.

Memang tak semua website membutuhkan back end. Misalnya saja website yang hanya memaparkan informasi teks. Tapi, tentu saja kini website seperti itu hampir tak pernah ditemukan.

Saat ini hampir semua website membutuhkan database. Bahkan website sederhana seperti ketika membuat website company profile, Anda pun membutuhkan back end untuk menyimpan foto.

Nah, artinya back end development jadi hal yang wajib dipelajari jika Anda ingin jadi website developer. Tanpa back end development, mustahil Anda membuat website yang dibutuhkan pengguna. 

5. Membuat Front End Website

Setelah merancang back end, saatnya membuat front end website. Dalam proses ini, web developer membutuhkan kombinasi JavaScript, HTML dan CSS.

Tujuan gabungan tiga coding itu adalah untuk membuat font website, navigasi menu, dan desain yang responsif. Singkatnya, dalam tahap ini Anda akan mewujudkan rencana wireframe dan sitemap Anda. 

Ada banyak cara untuk membangun antarmuka website dengan lebih mudah. Salah satunya adalah dengan menggunakan front end framework. Anda bisa membuat tampilan website yang menarik dan profesional dengan lebih cepat. 

6. Menggunakan Content Management System (CMS)

Merasa coding terlalu rumit? Anda bisa gunakan CMS untuk membuat front end dan back end. CMS biasanya otomatis tersedia dalam pengaturan hosting Anda. 

Dengan menggunakan CMS, Anda tak perlu lagi menulis coding. Sebab, CMS sudah menyediakan plugin untuk mengembangkan back end dan front end website. 

Tenang saja, tersedia banyak jenis plugin yang bisa Anda gunakan sesuai dengan kebutuhan website Anda kok. 

Sebagai contoh, Anda ingin membuat website toko online. Anda tak perlu repot lagi menulis coding untuk menambahkan fitur toko online. Install saja plugin ecommerce pada CMS. Dengan begitu, website Anda akan memiliki fitur seperti payment gateway, katalog produk, dan lainnya. 

Dengan adanya fitur-fitur itu, otomatis Anda sudah memiliki database website. Misalnya seperti data pelanggan, data pembayaran, dan data foto produk. 

Tak hanya plugin ecommerce saja. Anda juga bisa menginstall SEO plugin pada CMS. Misalnya, Yoast SEO dan Rank Math. Tujuannya untuk memaksimalkan peringkat website di hasil pencarian. 

7. Menentukan Nama Domain

Setelah membuat front end dan back end melalui CMS, saatnya menentukan nama domain website.

Caranya cukup mudah. Pertama-tama, Anda perlu membeli domain pada penyedia layanan hosting. Jadi, jangan lupa sediakan sejumlah biaya.

Nah, kami punya alternatif yang lebih hemat. Caranya, Anda cukup berlangganan hosting di Niagahoster. Dengan berlangganan hosting saja, Anda sudah mendapatkan domain gratis berkualitas

Kami menyediakan berbagai paket hosting sesuai dengan kebutuhan website yang Anda buat. Durasi berlangganannya pun beragam dengan berbagai diskon menarik. 

8. Meluncurkan Website

Setelah memilih nama domain dan menghubungkannya ke hosting Anda, jangan buru-buru meluncurkan website. Ada beberapa hal yang perlu Anda pastikan, yaitu:

  • Review konten website

Periksa dulu konten website Anda. Pastikan konten Anda bekerja dengan baik. Misalnya, memeriksa kesalahan eja pada konten hingga kecepatan loading gambar atau video. 

Tak hanya itu saja, pastikan strategi SEO konten Anda sudah diterapkan dengan tepat. Misalnya, apakah konten Anda sudah menggunakan kata kunci yang relevan dan potensial. Tujuannya agar peringkat website Anda nantinya bisa maksimal. 

  • Pastikan desain website sudah responsif

Periksa dulu apakah website Anda sudah responsif. Itu artinya, Anda perlu pastikan tampilan website mampu menyesuaikan layout berbagai jenis device. Misalnya di desktop dan di smartphone. 

Lalu, bagaimana caranya memeriksa apakah website Anda sudah responsif? Tenang, tidak usah bingung. Simak selengkapnya di artikel berikut ini cara cek responsive website.

  • Cek fitur-fitur website

Cek navigasi menu website dan pastikan menu-menu itu berfungsi. Setelah itu, cek apakah fitur-fitur website bekerja dengan baik. Misalnya fitur komentar, payment gateway, hingga fitur share media sosial.

Tak hanya itu, pastikan kecepatan loading website Anda sudah maksimal. Tujuannya agar nantinya pengunjung tak mudah pergi dari website Anda. Cara selengkapnya bisa Anda simak di artikel ini Leverage Browser Caching.

  • Amankan dan back up data website

Pastikan untuk mencegah hilangnya data. Caranya dengan memastikan sistem keamanan website bekerja dengan baik. Jangan lupa juga melakukan back up data. 

Cek keamanan website tak hanya dilakukan sebelum meluncurkan website. Anda perlu melakukannya secara berkala. Untuk melakukannya, Anda perlu menggunakan tools tertentu. Anda bisa cek keamanan website menggunakan beberapa tools.

Baca juga: Cara Membuat Website Berita

Sumber Pembelajaran Website Development

Setelah menyimak pembahasan di atas, mungkin Anda makin mantap belajar coding untuk website development. Oleh karena itu, simak rekomendasi sumber pembelajaran berikut ini: 

  • TutorialPoints: website yang menyediakan tutorial, ebook, dan tutorial berbentuk video untuk coding website development. Tersedia dalam versi gratis. 
  • Egghead: website yang merupakan grup tempat para web developer berkumpul dan membagikan sumber pembelajaran. Jadi, Anda bisa mengakses materi dalam bentuk course dan podcast secara gratis.
  • freeCodeCamp: website yang menyediakan materi dalam bentuk artikel, video dan pembelajaran interaktif secara gratis. 

Kalau Anda lebih suka belajar langsung dari para praktisi, Anda bisa bergabung di komunitas website development. Berikut ini adalah komunitas yang bisa Anda ikuti:

  • Stack Overflow: komunitas yang memungkinkan Anda mengajukan pertanyaan seputar coding programming. Pertanyaan akan dijawab oleh developer lainnya.  
  • Mozilla Development Network: komunitas yang menyediakan pembelajaran seputar website development beserta berita-berita terkini tentang dunia developer. 
  • Reddit: website forum tempat para developer dari segala level bergabung. Menariknya, website ini memungkinkan Anda bergabung dalam sub topik yang lebih spesifik. Misalnya seperti web design, JavaScript, atau freelance.

Masih banyak lagi website yang menyediakan materi belajar coding website secara gratis.

Baca juga: Cara Membuat Website Forum

Yuk Pelajari Website Development Lebih Jauh!

Sekarang Anda sudah memahami apa yang dimaksud dengan website development. Website development adalah proses pembangunan dan pemeliharaan website. Mulai dari pembuatan website sederhana hingga aplikasi website.

Dengan meningkatnya penggunaan internet, website developer jadi pekerjaan yang paling dicari-cari. Oleh karena itu, website development jadi ilmu yang wajib dipelajari untuk persiapan karir web developer. 

Kami sudah menjelaskan konsep dasar, jenis-jenis dan proses kerja website development dalam artikel ini. Selain itu, kami juga sudah membagikan sumber pembelajaran website development untuk membantu Anda belajar website development lebih jauh. Cukup mudah, kan? 

Tapi, tentu saja Anda perlu mempraktikkan hasil pembelajaran dari berbagai sumber. Tenang saja, kami sudah menyediakan Ebook kumpulan panduan membuat website untuk membantu praktik Anda mengembangkan website.

Setelah website Anda jadi, tentu Anda ingin kinerja website yang maksimal. Oleh karena itu, jangan pilih layanan hosting dengan server website mumpuni seperti Niagahoster.

Kami menyediakan hosting dengan web server yang didukung oleh Litespeed Enterprise. Jadi, website Anda dapat diakses dengan cepat. Selain itu, kami juga menawarkan unlimited database dengan kapasitas ruang penyimpanan yang besar.  

Kabar baiknya, layanan tersebut bisa Anda dapatkan dengan harga mulai Rp10rb/bulan lho! Tunggu apalagi? Yuk, mulai berlangganan sekarang!

Salsabila Annisa SEO Content Writer at Niagahoster. She developed her writing skill after years of experience in journalism.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *