Sekar Ningtyas As a content writer, Sekar always tries to help people in scaling up their competencies about WordPress, SEO and digital marketing through the simplest way.

Panduan Lengkap Usability Testing Website untuk Pemula

6 min read

Usability Testing

Membangun sebuah website, apalagi untuk keperluan bisnis merupakan ide yang cemerlang. Tapi, bagaimana caranya agar tahu apakah website Anda sudah cukup baik dan ideal untuk digunakan? Usability testing adalah jawabannya.

Dengan melakukan usability testing, Anda bisa mengukur kualitas website Anda untuk menciptakan user experience yang baik dan mengadopsi sistem navigasi yang mudah. Metode usability testing memerlukan aturan tertentu untuk memastikan hasilnya benar-benar valid. 

Maka itu, kami berniat untuk menguraikan kepada Anda mengenai cara melakukan usability testing website yang tepat di artikel ini. Namun sebelum membahas lebih dalam, ada baiknya bila Anda memahami dulu apa yang dimaksud dengan usability testing.

Apa Itu Usability Testing?

Usability testing adalah sebuah metode untuk mengevaluasi user experience terhadap software ataupun website yang dibuat. Umumnya, metode ini dilakukan oleh para UX developer dengan melibatkan beberapa user (pengguna) tertentu untuk diteliti bagaimana proses mereka selama berinteraksi dengan website. 

Bisa dibilang kalau metode ini sebaiknya tidak dilewatkan, mengingat user experience merupakan faktor terpenting dalam perilisan sebuah website ataupun software. Untuk lebih jelasnya, simak ulasan lengkap mengenai manfaat dari metode usability testing berikut ini.

Beda Usability Testing dan User Testing

Perbedaan usability testing dan user testing terletak di perannya masing-masing.

Usability testing adalah berguna untuk mengetahui apakah produk bisa user pakai dengan efektif dan efisien, sedangkan user testing untuk memperkirakan apakah user membutuhkan produk/layanan Anda.

Secara rinci, berikut perbedaan usability testing dan user testing.

Usability Testing

  • Tujuannya untuk memahami perilaku user serta memastikan produk bisa digunakan user secara efisien.
  • Berfungsi menilai kepuasan dan preferensi user saat menggunakan fitur ataupun produk tertentu.
  • Dilakukan sesudah produk jadi.

User Testing

  • Tujuannya untuk mengetahui apakah di masa depan spesifikasi produk masih menjawab kebutuhan user atau tidak.
  • Berfungsi memvalidasi roadmap pembuatan produk.
  • Dilakukan sebelum produk jadi.

5 Manfaat Usability Testing

Lima macam manfaat usability testing adalah:

1. Mengatasi masalah internal

Usability testing menawarkan pemeriksaan yang tidak bias, akurat, dan langsung berkaitan dengan pengalaman pengguna website. Bahkan, dengan melakukan metode ini, segala masalah internal yang terdapat di dalam tim Anda bisa cepat terselesaikan. Sebab Anda dan tim pun bisa tahu kapan waktu yang pas untuk merilis website.

2. Proses mudah dan cepat

Menggarap proses usability testing adalah sangat mudah dan cepat. Yang perlu Anda siapkan hanyalah ruangan kosong, beserta alat perekam untuk mengabadikan proses pengujian antara Anda dengan pengguna. 

3. Mengetahui setiap aktivitas pengunjung

Sudah cukup jelas, kalau usability testing akan membantu Anda untuk tahu apa saja yang dilakukan pengguna selama berada di dalam website Anda dan mengapa mereka melakukan hal tersebut.

4. Mengecek kekurangan website

Usability testing memungkinkan Anda untuk mengetahui apa saja kekurangan atau kesalahan yang terdapat di dalam website Anda. Sehingga, biaya yang dikeluarkan selama merancang website pun menjadi tidak sia-sia.

5. Strategi mengembangkan bisnis

Metode ini juga bermanfaat pada pertumbuhan bisnis. Karena user experience merupakan salah satu pendukung untuk membuat produk Anda laku di pasaran. 

Metode Usability Testing

Berikut beberapa metode usability testing beserta contohnya:

1. In-House Usability Testing

Usability testing ini dilakukan secara in-house. Artinya, subjek dan developer harus berada di lokasi yang sama.

Namun, meski dilakukan bersama-sama, sebaiknya developer memilih subjek dari kalangan luar perusahaan. Hal ini dilakukan agar hasil tes objektif atau tidak bias terhadap perusahaan.

Contoh teknik yang digunakan dalam in-house usability testing adalah:

  • A/B testing — tes untuk membandingkan dua desain
  • Eye tracking — tes untuk melihat arah pandangan subjek ketika mengakses sebuah halaman website
  • Card sorting — tes untuk menentukan navigasi dan struktur website

Bagi Anda pengguna WordPress, Anda dapat menyimak beberapa rekomendasi WordPress AB Testing plugin dari kami.

2. Moderated Remote Usability Testing

Usability testing adalah bisa dilakukan tanpa harus mempertemukan developer dan subjek. Nah, caranya ada dua, yaitu moderated dan unmoderated. Di poin ini kami akan menjelaskan yang moderated terlebih dahulu.

Pelaksanaan moderated remote usability testing seperti tes in-house. Bedanya, developer dan subjek tidak berada di tempat yang sama. Namun, tes tetap dilaksanakan dalam waktu bersamaan.

Dalam pelaksanaan moderated remote usability testing, developer bisa menggunakan teknik-teknik yang dilakukan secara in-house. Ini termasuk card sorting dan A/B testing. Namun, berhubung dilakukan secara remote, developer harus menyiapkan tool-nya terlebih dahulu.

Jika menghendaki tes dengan model moderated remote, Anda bisa menggunakan tool online seperti Lookback atau UserLytics.

3. Unmoderated Remote Usability Testing

Dalam unmoderated remote usability testing, developer dan subjek tidak berada di tempat yang sama. Masing-masing subjek pun tidak harus menjalani tes di waktu yang bersamaan.

Karena sifatnya yang tidak terikat tempat dan waktu, tes ini bisa jadi pilihan jika target pengguna Anda tersebar di berbagai belahan dunia.

Untuk melaksanakan unmoderated remote usability testing, Anda tentu perlu tool yang memadai juga. Contohnya Gazepoint untuk eye tracking dan Optimal Workshop untuk card sorting.

Intinya, dari setiap tahap proses pengujian, Anda perlu fokus kepada segala inti masalah yang muncul untuk selanjutnya dikembangkan dalam bentuk versi terbaru.

Perlu diingat, bahwa Usability Testing sangat dianjurkan bagi Anda yang hendak melakukan pembaharuan terhadap setiap versi. Tujuannya adalah untuk menemukan apa saja kendala yang terdapat di bagian awal sebelum website siap dirilis. 

Nah, bila melihat contoh kasus sebelumnya, bisa kita simpulkan bahwa tim developer Niagahoster belum berhasil untuk merilis fitur Live Chat, berhubung testimoni yang diperoleh dari peserta belum memenuhi ekspektasi. 

Maka, selanjutnya yang harus dilakukan oleh tim developer adalah mengevaluasi kembali terkait peletakan tombol Live Chat pada halaman website Niagahoster. Mereka harus memastikan bahwa para pengunjung bisa mendapatkan proses navigasi yang mudah dan tepat. 

7 Langkah Menjalankan Usability Testing

Langkah menjalankan usability testing adalah:

1. Tentukan bagian website yang akan diuji

Langkah awal yang perlu dipersiapkan adalah menentukan bagian website mana yang akan Anda uji. Cobalah untuk pertimbangkan kira-kira fitur apa atau desain web mana yang masih menjadi kendala utama website Anda.

Kemudian, siapkan beberapa pertanyaan seperti apa yang akan dilakukan oleh pengguna saat pertama kali mengunjungi situs Anda? Apa saja pro kontranya? Mana bagian yang harus ditingkatkan? Dan sebagainya. Jadikan pertanyaan tersebut sebagai hipotesis awal pengujian Anda.

Untuk pemahaman yang lebih mudah, kami akan berikan contoh skenario usability testing seperti berikut:

Demi membangun komunikasi dengan pelanggan secara mudah dan hemat biaya, tim developer Niagahoster berinisiasi untuk membuat fitur Live Chat yang dapat diakses pada setiap halaman website. 

Tim developer berencana untuk meletakkan tombol Live Chat pada sebelah kiri bawah layar. Untuk memastikan apakah pengunjung benar-benar memahami fungsi tombol tersebut, maka tim developer pun berniat melakukan usability testing. 

2. Siapkan prototipe

Prototipe adalah bentuk awal dari website Anda yang belum melewati fase penyempurnaan. Dengan adanya prototipe, Anda bisa lebih mudah untuk mencari tahu bagaimana respon dari calon pengguna mengenai fitur website Anda. 

Tombol chat di website Niagahoster

Nah, bila mengikuti contoh kasus yang sebelumnya, maka sebelum merilis fitur live chat, tim developer Niagahoster pun perlu menyiapkan prototipe terlebih dahulu. Sesuai dengan rencana awal, website Niagahoster akan menampilkan tombol Live Chat pada sisi kiri bawah layar.

3. Buat parameter keberhasilan

Setelah Anda sudah tahu bagian website mana yang akan diuji, jangan lupa untuk membuat parameter keberhasilan dari masing-masing hasilnya.

Tujuannya tentu sudah jelas, yakni untuk menilai elemen mana saja yang perlu dikoreksi dan sejauh mana fitur website Anda sudah cukup memenuhi kebutuhan pengguna. 

Berikut adalah tiga parameter yang bisa Anda gunakan:

  • Efektifitas — kemudahan pengguna dalam mencapai tujuan yang Anda inginkan
  • Efisiensi — waktu yang diperlukan pengguna untuk mencapai tujuan tersebut
  • Kepuasan — tingkat kesenangan yang didapatkan pengguna selama proses untuk mencapai tujuan tersebut

4. Mempersiapkan skenario pengujian

Menjalani proses usability testing adalah tidak sesederhana itu. Bukan saat Anda menunjukan dashboard website, kemudian mengajukan pertanyaan seperti: “Kalau ingin bertanya kepada pihak Customer Service, kira-kira klik tombol mana, ya?”.

Hal seperti ini justru menghasilkan jawaban yang tidak valid. Ciptakan skenario yang lebih menyeluruh agar pengguna bisa terbiasa bila harus menggunakannya di situasi sehari-hari. Contohnya skenarionya bisa seperti ini:

Suatu hari, Anda berniat untuk melakukan back up file email di cPanel dengan menggunakan File Manager. Namun, Anda tidak tahu bagaimana cara melakukannya. Silahkan gunakan aplikasi Live Chat pada website ini untuk menanyakan langsung kepada pihak Customer Service Niagahoster. 

Kira-kira, seperti itulah contoh skenario yang bisa Anda ajukan kepada calon pengguna sebelum mereka mencoba prototipe Anda.

5.  Menentukan calon pengguna yang akan diuji

Merekrut peserta atau calon pengguna yang akan melewati tes penggunaan website bukanlah perihal yang mudah. Sebagian besar para developer menyarankan jika pengujian dilakukan dengan jumlah minimal lima peserta. 

Namun, ada saja kemungkinan apabila peserta tersebut tidak bisa mewakili kriteria target pengguna secara penuh.

Maka itu, pastikan sebelum memulai proses pengujian, Anda sudah siap merancang persona yang sangat dekat dengan standar pengguna asli. Atau bisa juga dengan menambahkan jumlah peserta sampai memenuhi standar kriteria pengguna Anda.

Lalu, berikan mereka intensif atau hadiah kecil sebagai tanda apresiasi karena telah berpartisipasi. Bisa juga dengan merekrut kolega dari departemen lain untuk diminta bantuan mengikuti proses pengujian website Anda.

Asalkan, mereka mempunyai kualifikasi yang setara dengan target pengguna Anda nantinya. 

6. Memulai tahap pengujian

Melakukan tahap pengujian kepada peserta sebenarnya merupakan bagian yang paling menyenangkan. Anda bisa menyiapkan alat perekam sebagai alat dokumentasi semasa pengujian berlangsung.

Kemudian, berikan arahan skenario secara eksplisit dan minta peserta untuk bersikap “think out loud”, alias berpikir keras. Dengan begitu, nantinya Anda bisa benar-benar memahami apa yang ada di pikiran mereka selama berinteraksi di dalam website Anda.

Setelah itu, mintalah feedback kepada mereka dan tanyakan bagaimana pendapat mereka mengenai fitur-fitur website Anda. Apa ekspektasi yang belum mereka dapatkan dan bagaimana tingkat efektivitas website Anda dalam memenuhi kebutuhan mereka. 

Berikut adalah contoh percakapan antara penguji dengan peserta yang dilakukan tim developer terkait fitur Live Chat pada website Niagahoster.

(Setelah peserta membuka halaman utama website, penguji segera memberikan skenario mengenai apa yang harus dilakukan oleh peserta. Namun, di saat yang bersamaan, peserta justru merasa kebingungan untuk menemukan dimana letak tombol Live Chat yang dimaksud penguji.)

Peserta: “Mas, dari tadi Saya masih belum menemukan gimana caranya untuk menggunakan fitur Live Chat. Saya bingung tombol mana yang harus diklik”.

Penguji: “Memang dari tampilan website kami, masih terlalu sulit ya untuk dioperasikan?”

Peserta: “Untuk mencari layanan produknya sih sudah cukup jelas, Mas. Cuma, Saya pribadi masih kesulitan untuk mencari dimana tombol Live Chat nya.”

Penguji: “Oke, kalau begitu. Sebenarnya, posisi tombol Live Chat ada di sebelah kiri bawah halaman, Mbak”.

Peserta: “Wah, jujur Saya sama sekali tidak menebak kalau posisinya ada di situ, Mas.”

Setelah mengetahui pendapat dari peserta, tim penguji pun mulai mengisi laporan sesuai parameter yang sudah dibuat. Dikarenakan pada langkah awal saja peserta gagal menggunakan fitur Live Chat, maka pengisian laporan pada parameter akan terlihat seperti berikut:

7. Analisis hasil data pengujian

Setelah mengumpulkan hasil data pengujian, buatlah laporan secara rinci untuk dijadikan bahan diskusi antara Anda dengan tim. Bangun mindset bahwa akan ada banyak hasil temuan yang mungkin saja tidak akan sesuai dengan yang direncanakan.

Macam usability testing yang dilakukan ada banyak. Nah, di bawah ini kami jelaskan tiga contoh usability testing yang sering dilakukan.

Siap Melakukan Usability Testing Sendiri?

Usability testing adalah cara yang wajib dilakukan dalam membuat website, aplikasi web, maupun landing page. Tujuan adalah untuk memenuhi kriteria website yang user friendly.

Salah satu langkahnya adalah membuat prototipe. Dengan begitu, Anda dan tim tidak perlu repot merombak setiap elemen-elemen yang terdapat di dalam website. Sehingga biaya yang telah dikeluarkan tidak menjadi sia-sia.

Jadi, Anda sudah paham tentang usability testing, kan? Dengan demikian, Anda bisa menerapkannya ketika membuat landing page.

Nah, sesudah belajar usability testing, Anda juga perlu tahu tips-tips membuat landing page. Dengan kombinasi keduanya, Anda bakal bisa menciptakan landing page yang efektif. Mau tahu tips-tipsnya? Download ebook gratis kami dengan klik banner di bawah ini!

Sekar Ningtyas As a content writer, Sekar always tries to help people in scaling up their competencies about WordPress, SEO and digital marketing through the simplest way.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *