Andriana Sari Andriana is an SEO Content Writer at Niagahoster. She has been applying knowledge gained in many ways as a writer. She is often described as highly curious, critical, and creative while having a positively contagious can-do attitude at the same time.

Software Engineer: Tugas dan Perbedaannya dengan Software Developer

7 min read

Software engineer

Profesi software engineer sedang menjadi incaran para pencari kerja selama beberapa tahun terakhir. Apalagi kini semakin banyak perusahaan di Indonesia yang mencari seorang software engineer andal untuk membangun aplikasi digital atau semacamnya.

Lantas, apa sih pekerjaan software engineer itu? Dan apa perbedaan software engineer dengan software developer? Sebab, masih banyak orang yang menganggap pekerjaan software engineer sama dengan software developer. 

Hmmm… Untuk Anda yang penasaran dengan profesi software engineer, simak artikel ini sampai akhir, ya!

Apa Itu Software Engineer?

Software engineer adalah ahli yang bertugas merancang, mengembangkan, mengelola, menguji, hingga mengevaluasi perangkat lunak komputer (software). 

Dengan begitu, Anda bisa menciptakan software atau aplikasi yang bisa diandalkan dan mudah digunakan user. Bukan itu saja, semua proses yang Anda lakukan ini menjadikan perangkat lunak atau aplikasi dibuat secara efisien dan efektif.

Nah, dalam proses menciptakan software atau app itu sendiri, Anda wajib memiliki beberapa skill. Di antaranya, menguasai bahasa pemrograman seperti C++, Python, dan Java, memahami konsep software testing, komunikasi, dan sebagainya.

Semua skill tersebut akan berguna apapun kategori atau bidang software engineer yang Anda geluti. Berikut penjelasannya.

  • Operational Software Engineer: Fokus pada tingkat operasional perangkat lunak. Mulai dari anggaran, kegunaan, fitur-fitur, ketergantungan (dependency), hingga keamanan.
  • Transitional Software Engineer: Fokus menguji kemampuan adaptasi perangkat lunak yang dipindahkan dari satu platform ke platform lain. 
  • Maintenance Software Engineer: Fokus pada fungsi dan pemeliharaan perangkat lunak dalam sistem yang ada. 

Perbedaan Software Engineer dan Software Developer

Mayoritas orang awam masih bingung dengan perbedaan software engineer dan software developer. Padahal, kedua profesi ini mempunyai tugas dan tanggung jawab yang lain. Nah, berikut perbedaan software developer vs software engineer:

IndikatorSoftware EngineerSoftware Developer
Jenis AktivitasSoftware engineer lebih sering beraktivitas dengan tim.Software developer fokus pada aktivitas individu dan tidak melibatkan banyak orang.
Proses KerjaSoftware engineer terlibat dalam setiap proses pembuatan perangkat lunak dari awal hingga akhir.Software developer terlibat dalam satu proses spesifik pembangunan perangkat lunak.
Gaya KerjaSoftware engineer memecahkan masalah dengan skala lebih besar. Jadi, harus mampu berpikir kritis, sistematis, dan solutif.Software developer melakukan pekerjaan  software engineer, tapi dalam skala terbatas. Hal ini memungkinkan software developer melakukan proses kreatif.
Jalur KarierSoftware engineer
Principal software engineer
Lead software development engineer
Software developer
Software architect
Developer 
Tools yang DigunakanSoftware engineer menggunakan tools yang berfungsi untuk mengembangkan perangkat lunak. Seperti Visual Studio dan Eclipse.Software developer menggunakan software untuk mengembangkan aplikasi website, seluler, dan desktop. Seperti Quixy dan Linx.

Bisa diibaratkan software engineer itu seperti arsitek sedangkan software developer itu yang membuat bangunannya. Software engineer bertugas merancang, membuat, dan menguji perangkat lunak. Software developer yang akan mengembangkan perangkat lunak tersebut.

Baca Juga: Brainware Adalah: Pengertian Brainware, Fungsi, dan Jenisnya

Tugas Software Engineer

Setelah mengetahui apa itu software engineer, Anda juga perlu memahami tugas profesi ini. Lalu, apa saja tugas software engineer?

  • Mengembangkan sistem informasi dengan merancang, memgembangkan, dan menginstal perangkat lunak.
  • Menentukan kelayakan operasi dengan mengevaluasi masalah dan mengajukan solusi yang akan dilakukan.
  • Mengembangkan perangkat lunak sesuai kebutuhan pengguna dengan mempelajari proses kerja dan pengguna data.
  • Mengidentifikasi masalah di perangkat lunak dan melakukan perbaikan sistem.
  • Melindungi sistem operasi dengan menjaga kerahasiaan informasi.
  • Merancang dan menentukan spesifikasi sistem, standar, dan pemrograman.
  • Menganalisis sistem perangkat lunak.
  • Menganalisis dan menggunakan teknologi baru jika relevan.

Apa Skills yang Harus Dikuasai Software Engineer?

Untuk berkarier di bidang software engineering, Anda perlu memiliki skills khusus. Berikut beberapa di antaranya.

1. Bahasa Pemrograman

Seorang ahli perangkat lunak harus menguasai bahasa pemrograman, atau mampu bekerja sebagai seorang programmer. Adapun beberapa bahasa pemrograman yang harus Anda pelajari, yaitu:

  • Java: Digunakan untuk membangun aplikasi di Android.
  • Bahasa Python: Digunakan untuk membangun aplikasi berbasis website maupun mobile.
  • C: Digunakan sebagai dasar untuk mempelajari bahasa pemrograman lain. Contohnya C#, C++, dan Java.
  • PHP: Digunakan untuk membangun website dinamis.
  • Kotlin: Digunakan untuk mengembangkan aplikasi berbasis Android.

Bukan cuma soal bahasa pemrogramannya saja. Dasar-dasar pemrograman lain, seperti struktur data dan algoritma juga wajib Anda kuasai. 

Baca Juga: Belajar Bahasa Pemrograman C++ untuk Pemula

2. Software Testing

Selanjutnya, Anda perlu memiliki skills testing dan debugging perangkat lunak. Dua skills ini termasuk ke dalam software testing. Nah, apa itu software testing?

Software testing adalah metode untuk memeriksa dan memastikan perangkat lunak berjalan dengan baik. Tujuannya untuk mengidentifikasi masalah, memastikan keamanan, dan kinerja perangkat lunak.

Ada tiga hal yang harus Anda pelajari dalam software testing, yaitu:

  • Unit Testing: Digunakan untuk menguji unit program dan tiap coding yang ditulis apakah berfungsi dengan baik.
  • Integration Testing: Pengujian yang fokus pada konstruksi dan desain perangkat lunak. Apakah kesatuan unit dan keseluruhan coding yang ditulis berjalan tanpa error.
  • System Testing: Menguji keseluruhan perangkat lunak dengan memeriksa fitur-fitur, keamanan, dan kemampuannya untuk digunakan di beragam sistem.

Skills ini sangat dibutuhkan dalam setiap proyek pengembangan perangkat lunak. Jadi, Anda perlu mengasah skills software testing agar bisa menjadi software engineer andal.

3. Object-Oriented Design (OOD)

Object-Oriented Design (OOD) adalah pendekatan yang dipakai untuk menciptakan perangkat lunak atau aplikasi berorientasi objek. Dengan pendekatan ini, perangkat lunak yang dibuat bisa lebih mudah dipahami, dikelola, dan dapat digunakan kembali. Bukan itu saja, OOD memudahkan program untuk dites dan di-debug.

Skill ini sangat penting bagi Anda yang serius berkarir sebagai software engineer. Skill OOD bisa menunjukkan apakah Anda benar-benar bisa menerjemahkan masalah ke dalam susunan objek berikut interaksinya. Lewat OOD juga, software engineer yang berkualitas bisa ditemukan karena ia mampu menemukan pattern selama membuat program.

Mungkin karena itulah, banyak perusahaan internasional sekelas Facebook dan Microsoft yang mengetes skill OOD kandidat pekerjanya. Namun, tak usah khawatir. Semakin lama jam terbang Anda membangun program, akan semakin matang OOD skills Anda.

4. Komunikasi

Dalam kesehariannya, Anda banyak berkolaborasi dengan tim lain. Jadi, skills komunikasi adalah kunci dalam menjalin hubungan dengan tim. Tidak hanya komunikasi lisan, tapi juga tulisan.
Tapi, tak usah terlanjur overthinking. Berikut beberapa tips komunikasi yang bisa diterapkan sebagai software engineer:

  • Singkat: Anda perlu menyampaikan informasi secara singkat tanpa menghilangkan inti pesan. Caranya, dengan lebih dahulu mencatat poin-poin yang ingin disampaikan dan memahami tujuan menyampaikan info tersebut.
  • Berbagi Informasi: Anda bisa coba membagikan informasi seputar pekerjaan kepada rekan kerja. Misalnya, dengan menulis catatan-catatan ketika men-deploy, menginstall, atau memperbaiki bagian di program. Cara ini dapat membantu meningkatkan skills komunikasi secara lisan.
  • Belajar Mendengarkan: Komunikasi tidak hanya soal bicara, tapi juga mendengarkan. Jadi, Anda harus mampu mendengarkan dengan baik informasi yang disampaikan orang lain. Terutama ketika itu berhubungan dengan problem yang ditemukan di dalam program.
  • Mengajukan Pertanyaan: Bertanya adalah salah satu cara yang bisa dilakukan untuk memastikan Anda telah menyerap informasi dengan jelas. Ini juga menghindarkan Anda dari melakukan atau menyarankan hal yang berbeda dari seharusnya.

5. Kerja Sama Tim

Tidak hanya komunikasi, Anda juga harus bisa bekerjasama dalam tim. Seorang software engineer harus memahami cara berkompromi dan menerima kritik. Anda juga harus mampu memotivasi orang lain. Dengan begitu, mereka terdorong untuk memberi kinerja terbaiknya.

Selain itu, kerja sama tim dapat membantu Anda menyelesaikan tugas tepat waktu. Hal ini terjadi karena seluruh tim mampu berkomunikasi dengan baik sehingga koordinasi menjadi lancar. 

Oleh karena itulah, kerja sama tim sangat dibutuhkan oleh software engineer. Tanpa adanya skills ini, hubungan antar anggota tim tidak bisa berjalan dengan baik. Akibatnya, pengerjaan proyek bisa lebih lama. 

6. Problem Solving

Saat mengerjakan proyek perangkat lunak, dibutuhkan identifikasi dan pemecahan masalah secara cepat. Oleh karena itu, seorang software engineer dituntut untuk memiliki skills problem solving yang baik.

Dalam konteks software engineering, skills problem solving dapat berarti:

  • Membuat perangkat lunak yang memenuhi kebutuhan pengguna.
  • Berkomunikasi secara efektif dengan anggota tim untuk mendelegasikan pekerjaan.
  • Menemukan dan memperbaiki bug pada perangkat lunak.
  • Memenuhi tenggat waktu yang ketat untuk klien.

7. Perhatian pada Detail

Anda juga wajib memiliki ketelitian dan ketepatan yang tinggi. Hal ini karena Anda harus perhatian pada detail di segala tugas dan proyek. Mulai dari penulisan kode, pengujian, hingga mendokumentasikan proyek.

Skills ini membantu Anda untuk mengidentifikasi dan mengenali segala hal yang berkaitan dengan proyek perangkat lunak. Karena Anda harus teliti saat membuat dan mengoreksi kode dan dokumen yang digunakan.

Selain itu, Anda juga perlu menganalisis kode dan menggunakan sistem kontrol untuk melakukan pengujian. Jadi, proses pengujian perangkat lunak bisa berjalan lancar dan meminimalisir terjadinya kesalahan.

6 Cara Menjadi Software Engineer

Jika sudah tahu pekerjaan software engineer, tentu Anda penasaran bagaimana cara menjadi software engineer, bukan? Nah, berikut adalah enam cara menjadi software engineer.

1. Menguasai Ilmu Komputer dan Bahasa Pemrograman

Sebagai software engineer, Anda harus bisa membuat dan mengimplementasikan perangkat lunak. Jadi, Anda perlu menguasai ilmu komputer dan bahasa pemrograman. Tujuannya agar bisa mengembangkan perangkat lunak sesuai kebutuhan pengguna digital.

Adapun skill bahasa pemrograman yang biasanya dikuasai adalah Java, Phyton, C, hingga Kotlin. Untuk menguasai skills tersebut, Anda bisa mengikuti course online atau bootcamp. Kini sudah banyak course dan bootcamp tentang komputer dan bahasa pemrograman yang tersedia. Anda bisa memilihnya sesuai skills yang ingin dikembangkan.

2. Menguasai Coding

Cara menjadi software engineer selanjutnya adalah menguasai coding. Coding adalah kemampuan untuk mengubah kode yang ditulis dari suatu bahasa pemrograman ke bahasa yang lain.

Dengan kemampuan ini, Anda bisa mengidentifikasi masalah dan menyelesaikannya dengan cepat. Karena, coding mengasah logika berpikir dan memahami masalah dengan baik.

Baca Juga: 9+ Tips Belajar Coding Terlengkap untuk Pemula

3. Software Testing

Selain itu, Anda juga harus bisa melakukan software testing. Tujuannya untuk mengecek error pada perangkat lunak. Dengan begitu, Anda bisa meminimalisir kerugian pengguna website atau aplikasi. Adapun software testing tools yang bisa Anda gunakan adalah Testim, Kobiton, Testlio, Global App Testing, dan Selenium.

4. Menguasai Software Debugging

Debugging adalah proses mendeteksi dan memperbaiki kesalahan pada perangkat lunak. Anda harus menguasai skills software debugging untuk mengidentifikasi penyebab perangkat lunak tidak berjalan dengan baik.

Adapun proses debugging yang harus Anda lakukan antara lain:

  • Mengidentifikasi Kesalahan – Identifikasi kesalahan di tahap awal dapat membantu meminimalisir kesalahan dan pemborosan waktu.
  • Mengidentifikasi Lokasi Kesalahan – Tujuannya agar dapat memperbaiki bug lebih cepat.
  • Menganalisis Kesalahan – Tujuannya untuk memahami jenis bug dan mengurangi jumlah kesalahan.
  • Membuktikan Analisis – Proses otomatisasi pengujian melalui kerangka pengujian.
  • Menutupi Kerusakan Lateral – Membuat perubahan yang sesuai untuk memperbaiki kesalahan lainnya.
  • Perbaikan dan Validasi – Tahapan untuk memeriksa semua kesalahan baru, perubahan perangkat lunak, dan mengecek jalannya aplikasi.

5. Menguasai Database

Database digunakan untuk mendukung layanan, aktivitas, dan hal teknis yang berkaitan dengan proses pengembangan perangkat lunak. Dengan memahami cara pakai database, Anda bisa mendesain program yang fungsional dan aman.

Lebih tepatnya, Anda bisa mempercepat identifikasi data, mengontrol data secara terpusat, menghindari kebocoran data, dan sebagainya. Maka dari itu, setidaknya Anda harus memahami cara untuk menyimpan, membuat, menghapus, hingga menyisipkan database.

Baca Juga: Database: Pengertian dan Fungsinya dalam Pemrograman

Di pasaran, ada banyak sekali jenis database yang bisa digunakan. Harus pakai yang mana? Tentu saja, kembali ke kebutuhan masing-masing program. Anda bisa cek database yang cocok di artikel ini: 10+ Database Project Terbaik yang Wajib Anda Coba! 

6. Mengikuti Sertifikasi Software Engineer Profesional

Sebagai software engineer, Anda harus bisa menunjukkan skills terbaik agar bisa bersaing dengan pelamar lain. Dengan memiliki sertifikasi ini, perusahaan bisa mengetahui bahwa Anda menguasai skills sebagai software engineeri. Selain itu, sertifikasi juga bisa digunakan untuk memperkuat portofolio yang Anda buat.

Anda bisa mulai untuk mencari sertifikasi profesional yang banyak dicari oleh perusahaan. Nantinya sertifikat tersebut akan menjadi pertimbangan perekrut untuk mempekerjakan Anda sebagai software engineer.

Nah, berikut adalah beberapa sertifikasi profesional yang bisa Anda pilih.

  • AWS Certified Developer (Associate) dari Amazon Web Services.
  • Java Certification dari Oracle University
  • Professional Scrum Developer dari Scrum. 

7. Memiliki Rasa Ingin Tahu yang Tinggi

Bekerja sebagai software engineer mengharuskan Anda memiliki rasa ingin tahu yang tinggi. Karena dunia teknologi bersifat dinamis dan semakin berkembang. Jadi, sangat penting bagi Anda untuk selalu menggali informasi terbaru dan mengikuti tren.

Rasa ingin tahu yang tinggi memungkinkan Anda memiliki pemahaman yang luas tentang pengembangan perangkat lunak. Nah, Anda bisa coba untuk mendengarkan podcast, membaca artikel, hingga mengikuti tren di sosial media. Dengan begitu, rasa ingin tahu Anda akan semakin besar dan pengetahuan yang dimiliki semakin luas. 

Baca Juga: Apa Itu DevOps? Yuk Kenalan dengan Dev Ops dan Tugas-Tugasnya!

8. Kemampuan Multitasking

Sering kali Anda dituntut untuk bisa mengelola beberapa proyek dalam tenggat waktu tertentu. Hal inilah yang membuat Anda harus dapat menyusun skala prioritas dalam mengelola proyek. Tujuannya agar semua pekerjaan bisa selesai tepat waktu sesuai prioritasnya.

Multitasking bagi software engineer juga berarti melibatkan beberapa tugas secara berurutan. Apalagi dalam pengembangan perangkat lunak, ada berbagai tahapan yang harus dilakukan. Jadi, Anda harus mampu melakukan semua proses tersebut dengan efisien.

9. Membangun Portofolio

Portofolio menjadi aset penting bagi calon software engineer saat mencari pekerjaan. Karena portofolio akan menentukan kesan pertama perekrut terhadap pekerjaan yang pernah Anda lakukan. Apalagi portofolio juga bisa menjadi media untuk menunjukkan hasil proyek yang Anda kerjakan sebelumnya.

Semakin banyak hasil pekerjaan yang Anda susun ke dalam portofolio, semakin besar kemungkinan perekrut tertarik. Pastikan Anda juga menyertakan deskripsi tentang ringkasan proyek, tools yang digunakan, peran, dan informasi relevan lainnya, ya.

Jika bingung cara menyusun portofolio yang tepat, Anda bisa baca artikel berikut:

Ingin Berkarier sebagai Software Engineer?

Itu dia penjelasan seputar pekerjaan software engineer yang bisa Anda ketahui. Jadi, kini Anda sudah memiliki gambaran tugas dan skills yang diperlukan software engineer.

Lalu, apakah Anda tertarik untuk berkarier sebagai software engineer? Jika iya, bisa kunjungi halaman karier Niagahoster untuk mendapat informasi lowongan kerja software engineer.

Andriana Sari Andriana is an SEO Content Writer at Niagahoster. She has been applying knowledge gained in many ways as a writer. She is often described as highly curious, critical, and creative while having a positively contagious can-do attitude at the same time.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *