Abd. Wahab SEO Content Writer at Niagahoster

Rebranding adalah: Pengertian, Fungsi, Tujuan, dan Contoh Rebranding

9 min read

Rebranding adalah salah satu strategi bisnis yang biasanya dilakukan oleh sebuah perusahaan. Alasannya beragam, bisa karena murni strategi bisnis atau karena penyesuaian dengan perubahan perilaku pasar. 

Sayangnya, melakukan rebrand bukanlah perkara yang mudah. Perlu langkah yang tepat agar fungsi rebranding berjalan sesuai tujuan. 

Nah, di artikel ini Anda akan belajar mengenai apa itu rebranding, tujuan, hingga berbagai strategi rebrand. Langsung saja, yuk simak penjelasannya. 

Apa itu Rebranding?

Rebranding adalah strategi bisnis yang dilakukan untuk memperbarui citra brand sesuai dengan tujuan pengembangan bisnis yang diinginkan. 

Arti rebranding sendiri terbagi menjadi dua, yaitu rebrand total dan sebagian. Seperti namanya, rebranding total berarti Anda akan mengubah secara keseluruhan brand bisnis Anda, mulai dari brand identity seperti logo, warna brand, hingga ke citra bisnis. Sementara, rebranding sebagian hanya mengubah beberapa elemen bisnis, misalnya sekedar perubahan logo. 

Kebutuhan rebranding setiap bisnis tentu dapat berbeda-beda, tergantung pada strategi bisnis yang akan diimplementasikan. 

Namun, biasanya setiap bisnis tahu kapan saatnya melakukan rebranding. Misalnya saat bisnis semakin besar, mengubah persepsi, atau justru ketika penjualan produk semakin menurun.  

Sudah tahu apa itu rebranding, kan? Lalu, apa sih fungsi rebranding?

Fungsi Rebranding

Fungsi rebranding adalah memperbarui citra dan kondisi perusahaan agar dapat sesuai dengan kebutuhan dan perilaku pasar.

Penerapan fungsi rebranding dapat dilakukan oleh perusahaan dengan sebuah perubahan total atau perubahan sebagian. Dengan alasan yang tepat, rebranding adalah langkah tepat membuat perusahaan berkembang sesuai tren dan kebutuhan pasar dengan lebih baik.

Itu tadi fungsi rebranding, lantas apa tujuan rebranding, ya?

Tujuan Melakukan Rebranding

Berikut ini beberapa tujuan mengapa Anda harus melakukan rebranding:

1. Mengubah Persepsi 

Rebranding sering dilakukan untuk mengubah persepsi brand sebuah bisnis. Misalnya, citra brand kurang sesuai dengan tujuan bisnis atau karena adanya persepsi brand yang buruk di mata pelanggan. 

Sebagai contoh, rebrand pernah dilakukan oleh Uber. Perusahaan platform transportasi ini sempat mendapatkan persepsi buruk. Mulai dari isu perlakuan yang buruk kepada mitra pengemudinya, hingga adanya isu negatif yang menimpa CEO mereka saat itu. Maka, Uber memutuskan melakukan perombakan citra bisnis. 

uber rebranding

Langkah rebranding Uber saat itu cukup efektif mengubah persepsi buruk yang mengganggu reputasi bisnis mereka. Selain itu, rebranding tersebut juga sebagai wujud komitmen bisnis terhadap budaya baru perusahaan yang lebih baik. 

Nah, jika bisnis Anda ingin membangun brand image yang lebih positif, rebrand bisa jadi strategi yang tepat. Terutama, untuk membuat pelanggan melihat bisnis Anda dengan cara pandang baru. 

2. Memperluas Target Pasar 

Jika Anda ingin mengembangkan bisnis dengan memperluas pasar, rebranding adalah hal yang perlu dilakukan. Apalagi jika target pasar yang dituju berbeda. 

Langkah ini pernah dilakukan salah satu perusahaan bir terkenal di dunia, Pabst Blue Ribbon. Mereka mengubah nama dan packaging menjadi lebih mewah untuk menjangkau target pasar baru di negara lain. 

Sebelumnya, citra yang dibangun adalah produk yang terjangkau untuk kalangan mahasiswa di Amerika. Namun, dengan perubahan nama menjadi “Blue Ribbon 1844” dan ditambah packaging yang mewah, produk ini dipasarkan dengan harga mahal di China.

Intinya, dengan melakukan rebranding, upaya memperluas target bisnis dapat dilakukan. Seperti pada contoh di atas, target konsumen akan melihat produk Anda sebagai sebuah produk baru yang unik.

3. Beradaptasi dan Mengikuti Tren 

Bisnis harus mampu beradaptasi dan mengikuti tren yang terjadi. Jika brand Anda sudah “ketinggalan zaman”, Anda perlu melakukan rebrand untuk menghidupkan kembali brand Anda. Alasannya, brand yang tidak sesuai tren pasar akan ditinggalkan konsumennya. 

Contoh brand yang melakukan langkah ini adalah Airbnb.

Airbnb melakukan rebranding untuk mengikuti tren

Startup akomodasi online ini melakukan terobosan dengan mengubah konsep bisnisnya, dari sebuah bisnis hotel menjadi bisnis akomodasi berbasis komunitas. Kemudian, mereka melakukan rebranding dengan mengubah tagline bisnis menjadi “belong everywhere”. 

Langkah rebranding ini menunjukkan bahwa AirBnB tidak hanya berfokus pada keterlibatan banyak orang dalam menikmati wisata yang menyenangkan. Namun, sekaligus menunjukkan bahwa target mereka adalah pasar global yang terus berkembang. 

Untuk menegaskan langkah rebranding yang dilakukan, Airbnb redesign logo bisnis mereka. Logo sederhana ini menggambarkan bahwa Airbnb milik siapa saja dan menjadi bagian dari perjalanan wisata setiap orang dimanapun berada.

website Airbnb

Tidak hanya itu, Airbnb juga menciptakan font khusus yang mencerminkan rebranding mereka. Bahkan, sebuah microsite mereka ciptakan khusus untuk membahas font baru tersebut.

Dengan melakukan rebranding ini, AirBnB berkembang menjadi bisnis yang kembali dilirik oleh banyak orang.

4. Tampil Beda dengan Visi Baru

Rebranding juga bisa dilakukan jika bisnis Anda ingin tampil beda dari kompetitor. Dengan tampil unik, Anda bisa lebih mudah untuk menarik calon konsumen Anda. Namun, jangan salah, strategi ini bisa digunakan oleh bisnis dengan produk apapun. Bahkan, untuk organisasi nirlaba sekalipun. 

Salah satu rebranding adalah, The Parkinson Foundation, sebuah organisasi yang membantu penderita Parkinson untuk mendapatkan penyembuhan dengan tepat.

Rebranding Parkinson dengan mengubah visi baru

Rebranding yang dilakukan The Parkinson Foundation meliputi penggantian visi, tagline, hingga desain logo. 

Dulunya, organisasi ini menerima donasi dan menggunakan untuk menemukan obat bagi penyembuhan Parkinson di masa depan. Hal yang sama juga dilakukan oleh organisasi lain. Artinya, kampanye yang dilakukan sama. 

Namun, karena mereka menyadari bahwa penyembuhan masa depan hanya dimungkinkan dengan perawatan di saat ini, mereka merubah visi mereka. Semenjak itu, langkah rebranding dilakukan untuk menjelaskan visi baru mereka, yaitu “Better Lives, Together”.

 

perbedaan tampilan website Parkinson sebelum dan setelah rebranding

Mereka mengganti logo dan semua aset brand dengan desain warna biru cerah. Sebuah warna yang melambangkan keoptimisan melawan penyakit dan memperbanyak kesembuhan. 

5. Merger dengan Perusahaan Lain

Faktor-faktor yang dapat mendorong perusahaan melakukan repositioning dan rebranding, salah satunya  adalah ketika terjadi merger dengan perusahaan lain. Ketika dua perusahaan bergabung menjadi satu brand, rebranding tidak dapat dihindari. Alasannya, masing-masing perusahaan pasti memiliki visi yang berbeda dan harus disatukan dalam sebuah visi yang baru. 

Langkah rebranding yang dilakukan selain untuk menunjukkan arah bisnis yang baru juga agar konsumen memahami produk bisnis yang akan diciptakan. 

Salah satu contoh rebranding adalah karena merger dilakukan oleh Exxon dan Mobil. Keduanya merupakan perusahaan produksi minyak dan gas dari Texas, Amerika.

Exxon dan Mobil melakukan rebranding  karena merger

Dengan merger, terbentuk perusahaan baru bernama Exxon Mobil Corporation. Perusahaan ini memiliki visi untuk menyediakan sumber energi yang tidak hanya cukup untuk kebutuhan konsumen tapi juga aman dan sesuai perkembangan teknologi. Salah satu rebranding yang dilakukan selain logo adalah menciptakan tagline bisnis baru, yaitu Energy lives here.

Tipe Rebranding

Ada dua tipe rebranding yang perlu Anda ketahui, yaitu Proactive Rebranding dan Reactive Rebranding. Inilah penjelasan lengkapnya:

1. Proactive Rebranding

Proactive Rebranding adalah upaya rebranding yang dilakukan secara terencana dan merupakan bagian dari strategi perusahaan. 

Tipe rebranding proaktif ini terjadi karena keinginan dari dalam perusahaan. Biasanya tipe rebranding ini dilakukan untuk memperluas cakupan pasar, menyasar audiens baru, atau mempertahankan posisi sebagai penyedia layanan atau produk yang unggul.

Tipe rebranding ini dapat juga dilakukan sebagai langkah antisipasi terhadap kemungkinan yang dapat terjadi pada perusahaan. Misalnya, persaingan produk dengan kompetitor. 

Dengan langkah proactive rebranding, perusahaan bisa berupaya terus menciptakan produk atau layanan yang inovatif.

2. Reactive Rebranding

Reactive Rebranding adalah upaya rebranding yang dilakukan sebagai respon dari kejadian di luar perusahaan. Biasanya, disebabkan oleh hal-hal yang terjadi secara tidak terduga yang kalau tidak direspon dengan baik bisa berimbas pada kelangsungan perusahaan. 

Sebagai contoh ketika terjadi persaingan harga dengan kompetitor. Ketika mereka menawarkan jenis produk yang hampir sama tapi dengan harga yang lebih murah, tentu akan mempengaruhi daya beli produk Anda. 

Oleh karena itu, di beberapa strategi, melakukan rebranding untuk menunjukkan identitas bisnis lebih jelas bisa menjadi solusi. Misalnya, memberikan penawaran layanan atau produk baru yang lebih baik dari kompetitor. 

Setelah memahami apa saja tipe rebranding, ada beberapa tahapan rebranding yang perlu diketahui sebelum Anda melakukannya.

Tahapan Rebranding

Cara melakukan rebranding dari setiap perusahaan dapat berbeda-beda. Namun pada umumnya ada 5 tahapan rebranding, yaitu:

1. Melakukan Evaluasi 

Sebelum melakukan rebranding, Anda perlu melakukan evaluasi terhadap kondisi terkini bisnis Anda. Dengan begitu, Anda dapat mengetahui kebutuhan bisnis serta tujuan Anda melakukan rebranding.

2. Melakukan Riset 

Setelah melakukan evaluasi dan mengetahui kebutuhan bisnis Anda, selanjutnya adalah melakukan riset. Hal ini perlu Anda lakukan untuk mengetahui langkah dan strategi apa yang bisa Anda terapkan untuk mencapai tujuan rebranding.

3. Menyusun Rencana

Tahapan rebranding ini adalah agar Anda dapat memetakan langkah dan strategi yang akan Anda lakukan untuk mencapai tujuan rebranding. Dengan begitu Anda memiliki panduan yang jelas ketika melakukan proses rebranding.

4. Mendokumentasikan Proses 

Mendokumentasikan proses rebranding adalah langkah yang dapat Anda lakukan untuk membantu Anda menilai setiap tahapan rebranding yang telah Anda lakukan. Mulai dari perencanaan awal hingga tahap terakhir rebranding. Selain itu, juga dapat membantu Anda memastikan setiap tahapan rebranding berjalan sesuai rencana.

5. Melakukan Promosi dan Sosialisasi

Tahapan terakhir ini adalah bagaimana Anda memperkenalkan kembali brand baru Anda. Prosesnya dapat Anda lakukan mulai dari memperkenalkan kepada internal bisnis, kemudian kepada pengguna dan pesaing Anda. Baik itu melalui iklan, media sosial, website, atau jenis promosi dan sosialisasi lainnya.

5 Strategi Melakukan Rebranding

Rebranding tentu tak boleh asal-asalan. Anda perlu strategi jitu untuk melakukannya. Apa saja itu?  Simak strateginya berikut ini. 

1. Ciptakan Visi dan Misi Baru

Dalam melakukan rebranding, Anda perlu mengubah visi dan misi brand Anda. Terutama jika Anda ingin melakukan rebranding total. Dengan menciptakan visi dan misi baru yang jelas sesuai tujuan pengembangan, brand Anda akan memiliki image yang kuat. 

Salah satu contohnya rebranding produk yang dilakukan oleh Walmart. Mereka mengubah citra “low price” dan “low quality” dengan tagline: “save money, better lives”.

rebranding yang dilakukan walmart adalah mengubah visi dan misi

Dengan rebranding ini, visi dan misi yang diciptakan oleh Walmart adalah lebih customer-oriented. Sebab, mereka tidak lagi hanya fokus kepada produk yang dijual tapi juga bagaimana konsumen mendapatkan value terbaik dengan harga terjangkau.

Pada praktiknya, mereka juga mengubah layanan dengan mengutamakan kualitas dan kenyamanan dalam berbelanja. Selain itu, perubahan visi juga membuat elemen visual branding seperti logo, website, dan lainnya pun dilakukan menyesuaikan vsi bisnis tersebut.  

2. Sesuaikan Brand dengan Target Pasar Baru 

Target pasar merupakan sekelompok orang yang menjadi target pemasaran atau penjualan produk Anda dan memiliki karakteristik tertentu. Baik dari sisi kebiasaan, demografi yang sama, dan lainnya. 

Agar rebranding berjalan sesuai tujuan, pastikan Anda melakukan riset pada target baru tersebut. Kemudian, lakukan langkah rebranding dengan tepat. Apakah target pasarnya adalah target baru dalam lingkup geografis? Atau target pengguna yang berbeda usianya?

Contoh rebranding dengan menyesuaikan target pengguna baru adalah MTV. Program acara televisi musik yang hits pada tahun 90-an ini bermaksud menyasar generasi milenial.

musik yang hits pada tahun 90-an ini bermaksud menyasar generasi milenial. 

Rebranding MTV

Oleh karena itu, strategi rebranding adalah dengan mengubah tagline, logo, dan channel tayangan. Bahkan, perubahannya hingga menjadikan program mereka bisa ditonton di smartphone dan media sosial YouTube, bukan hanya di TV lagi. Hal ini tentu sesuai dengan kebiasaan audiens yang telah menggunakan platform hiburan yang berbeda

3. Gunakan Nama Baru Brand

Nama merupakan citra dari sebuah brand. Perubahan nama kadang diperlukan ketika Anda melakukan rebranding. Salah satu alasannya adalah membuat pesan bisnis Anda lebih jelas untuk konsumen.

Beberapa bisnis yang menggunakan nama baru untuk rebranding adalah Sorabel yang dulunya menggunakan SaleStock dan AOL yang awalnya menggunakan Quantum Computer Services.

AOL rebranding dengan mengubah nama baru

Seperti yang Anda ketahui, dengan menggunakan nama AOL (American Online), konsumen jauh lebih memahami jenis bisnis dan layanan yang ditawarkan. Hal ini tentu tidak didapatkan dengan brand lama mereka. 

Nah, membuat nama brand tidaklah mudah karena membutuhkan banyak riset, waktu, dan juga tenaga. Terutama jika bisnis Anda sudah online. Lalu, apa saja tips membuat nama toko yang bagus untuk brand online? 

  • Mudah diucapkan dan dieja. Hal ini akan membantu konsumen mengingat brand dengan mudah. Bahkan, mudah mereka melakukan pencarian di internet untuk mengetahui lebih lanjut. 
  • Sesuai dengan lingkup bisnis. Nama brand yang digunakan sebaiknya mencerminkan bisnis Anda. Sebab, akan lebih mudah dipahami konsumen. Contohnya seperti pada AOL di atas.  
  • Unik. Pastikan nama brand Anda beda dari yang lain, terutama sebagai sebuah identitas online. Sebab, dengan nama yang unik, tidak hanya membuat brand mudah diingat konsumen, Anda juga bisa mendapatkan domain utama .COM yang lebih populer.

4. Desain Ulang Logo dan Slogan Brand Anda

Mendesain ulang logo brand juga diperlukan dalam melakukan rebranding. Kenapa? Sebab, selain nama, logo brand akan menjadi hal yang paling diingat dalam sebuah brand. 

Misalnya, browser terkenal Firefox. Pasti Anda sudah terbayang bagaimana bentuknya, kan? 

Firefox rebranding dengan redesign logo

Awalnya, Firefox dikenal sebagai browser dengan logo rubah, sesuai nama brand. Namun, seiring waktu berjalan, Mozilla berkembang sebagai sebuah perusahaan. Produk yang mereka miliki tidak hanya fokus pada browser saja tapi juga beberapa produk baru. Itulah alasan Firefox terus melakukan rebranding atas perubahan yang terjadi.

Selain logo, perubahan juga bisa terjadi pada slogan, warna pallete hingga font yang digunakan.

5. Launching Ulang Brand Anda 

Setelah melakukan berbagai upaya mempersiapkan rebranding, tahap akhir yang perlu dilakukan ialah launching brand. 

Agar sesuai dengan tujuan dan berjalan lancar, ada beberapa hal yang perlu Anda persiapkan. Pertama, menentukan waktu yang tepat untuk launching. Hal ini tentu bisa disesuaikan dengan jenis bisnis Anda. Misalnya, jika bergerak di bidang akomodasi, saat paling tepat tentu pada saat menjelang liburan.

Kedua, Anda bisa memulai dengan pre-launching. Jadi, Anda bisa menarik perhatian banyak orang. Salah satu caranya dengan membuat pengumuman “Coming Soon” di akun media sosial atau menerapkan beberapa metode promosi produk dan giveaway.

Langkah ini pernah dilakukan Dirty Chick, bisnis makanan cepat saji. Strategi yang dilakukan pun cukup unik, yaitu menggunakan akun Twitter untuk memberikan info bahwa bisnis mereka akan segera tutup selamanya. Hal ini terbukti cukup membuat heboh dunia maya saat itu, terutama dari konsumen setia mereka.  

Padahal, informasi tersebut terkait langkah rebranding Dirty Chick dengan logo dan nama baru, yaitu D’Chicken.

3 Contoh Brand yang Sukses Melakukan Rebranding

Sebelumnya, Anda sudah belajar tentang arti rebranding dan beberapa contohnya. Nah, di bagian ini, kami akan mengulas contoh rebranding produk yang benar-benar sukses. Jadi, bisa menjadi inspirasi untuk bisnis Anda. Brand apa sajakah itu?

1. Burberry 

Rebranding produk Burberry

Burberry merupakan produk fashion yang cukup dikenal lama di Inggris. Lantaran usia bisnis yang melampaui 150 tahun, tak heran citra Burberry dianggap brand kuno. Hal ini diperburuk dengan citra Burberry sebagai pakaian preman.

Di tahun 2011, Burberry akhirnya melakukan rebranding. Awalnya menjadi brand “jadul”, contoh rebranding produk ini dilakukan sebagai strategi baru dalam cara menentukan target pasar, yaitu menjaring para milenial.

Mereka juga menggunakan model wanita yang populer saat ini seperti Kate Moss dan Emma Watson untuk brand fashion mereka. Langkah ini cukup dikatakan berhasil mengubah citra brand pakaian preman menjadi produk klasik yang elegan.

Hasilnya, Burberry mengalami kenaikan penjualan sebesar 27 persen dan terus mengalami kenaikan di tahun berikutnya. Bahkan, Burberry mampu melakukan ekspansi ke China dengan sukses.

2. Dunkin’ Donuts

rebranding produk Dunkin'

Salah satu bisnis yang juga sukses melakukan rebranding adalah Dunkin’. Awalnya, nama yang mereka gunakan adalah Dunkin’ Donuts. 

Contoh rebranding produk yang mereka lakukan didorong oleh adanya potensi penyusutan pelanggan. Sebab, sebagian besar dari mereka beralih karena lebih menyukai cafe dengan produk kopi.

Maka, mereka mulai mengubah konsep bisnisnya menjadi kafe milenial dengan menyediakan kopi seperti Starbucks. Agar perubahan tersebut sejalan dengan brand mereka, kata Donuts pun mereka hilangkan supaya dapat menyasar target lebih luas. Hasilnya, Dunkin sukses membuat produknya lebih disukai konsumen dan menjadi salah satu bisnis kopi dan bakery terbaik di dunia.

3. McDonald’s

rebranding produk Mcdonalds

McDonalds merupakan satu perusahaan yang melakukan rebranding untuk memperbaiki citra mereka. Terutama kepada konsumen yang ingin makanan sehat. 

Menyikapi hal tersebut, akhirnya McDonald’s melakukan rebranding  dengan menghadirkan menu baru yang lebih sehat, seperti salad dan menu sehat lainnya. 

Mereka juga mengubah strategi marketingnya. Dari hanya mempromosikan produk yang enak, menjadi lebih fokus pada menu yang paling diinginkan konsumen. Artinya, pendekatan mereka lebih customer-oriented. 

Hasilnya, setelah rebranding adalah, McDonalds mencatat adanya kenaikan penjualan dari tahun sebelumnya. Bahkan, mampu menduduki peringkat di atas rata-rata dari perkiraan para pakar.

Sudah Siap untuk Melakukan Rebranding? 

Rebranding adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan perusahaan untuk terus menyesuaikan bisnisnya dengan zaman dan kebutuhan pasar. Nah, Sekarang Anda telah mengetahui apa itu rebranding dan strategi untuk melakukannya. Namun, tentu saja keputusan rebranding tetap harus sesuai dengan strategi bisnis Anda secara umum. 

Sebagai langkah awal, Anda bisa melihat kembali arti rebranding dan apakah tujuan rebranding Anda. Ingin mengubah persepsi bisnis, memperluas target pasar atau beradaptasi dengan perubahan trend? Apapun itu lakukan dengan sebuah marketing plan yang baik. 

Kami juga sudah memberikan contoh rebranding produk yang dilakukan oleh banyak perusahaan, mulai McDonald’s hingga Dirty Chick. Hal ini tentu bisa menjadi inspirasi Anda, terutama dalam kondisi konsumen yang berubah sejalan kemajuan teknologi. 

Nah, untuk membantu rebranding Anda sukses, jangan lupa pelajari upaya digital marketing melalui panduan di ebook kami. Anda bisa mendownloadnya secara gratis!

banner panduan digital marketing


Jangan lupa juga selalu menggunakan layanan hosting Niagahoster untuk performa website yang optimal! Sampai jumpa

Abd. Wahab SEO Content Writer at Niagahoster