Yasin K Yasin K is a Technical Content Writer for Niagahoster Blog. Other words are unimportant things you will never need to know. Let the content speak for itself :)

Apa Itu Nginx dan Cara Kerjanya

5 min read

nginx adalah

Peran web server sangat penting supaya website dapat berjalan dengan baik. Maka dari itu, pemilihan web server juga harus sesuai dengan kebutuhan dan kinerjanya selama ini. Salah satu web server yang tersedia saat ini adalah Nginx (baca: engine-ex). Ingin tahu apa itu Nginx?

Nah, di artikel ini kami akan membahas mengenai berbagai macam hal yang berhubungan dengan web server Nginx. Mulai dari apa itu Nginx, fungsi Nginx, kelebihan, serta perbandingan Nginx dengan web server lain.

Sudah penasaran apa itu Nginx? Cek selengkapnya di bawah ini!

Apa Itu Nginx?

Nginx adalah web server dengan performa yang andal dan mempunyai beberapa fitur canggih lain yang mudah dikonfigurasi. Alhasil, Nginx mampu membuat website Anda lebih powerful dan canggih.

Pada awal munculnya, Nginx hanya dipakai untuk server HTTP saja. Seiring perkembangan teknologinya, sekarang web server Nginx juga dipakai sebagai HTTP cache, load balancer (HTTP, TCP, dan UDP), dan server proxy (IMAP, POP3, dan SMTP).

Selain kemampuan di atas, web server Nginx juga dapat berjalan di berbagai macam sistem operasi, seperti Linux, Mac OS X, HP-UX, BSD Varian, dan Solaris. 

Web server Nginx adalah web server yang dipakai di berbagai perusahaan besar, di antaranya Atlassian, Intuit, T-Mobile, GitLab, Microsoft, Google, Adobe, LinkedIn, Facebook, Twitter, Apple, dan masih banyak lainnya.

Awalnya, Nginx dikembangkan oleh Igor Sysoev (Software Engineer asal Rusia) dan dirilis pada Oktober 2014. Saat itu terdapat masalah yang dikenal dengan nama C10k atau masalah kinerja sistem pada saat menangani 10 ribu koneksi secara bersamaan. Igor mencoba untuk menyelesaikan permasalahan tersebut.

Jadi, Igor membuat Nginx yang menawarkan penggunaan konkurensi tinggi yang dapat menangani ribuan koneksi secara bersamaan dengan penggunaan memori yang rendah. Melalui teknologi ini, web server Nginx merevolusi bagaimana web server bekerja dan berhasil menjadi web server paling populer sampai dengan saat ini.

Setelah membuka proyek ini secara umum pada 2004 dan melihat penggunaan yang terus meningkat, Igor mencoba mengembangkan Nginx dan memasuki pasar dengan Nginx Plus. Nginx Plus mampu menangani ratusan bahkan ribuan koneksi dan sudah dipakai lebih dari 500 website bisnis di internet.

Nah sudah tahu apa itu Nginx dan bagaimana sejarahnya, ‘kan? Kini, saatnya Anda mempelajari cara kerja Nginx. Scroll ke bawah, yuk!

Bagaimana Nginx Bekerja?

Seperti yang sudah disinggung di bagian sebelumnya, yang ditawarkan web server Nginx adalah penggunaan memori yang kecil dengan konkurensi yang tinggi. Jadi, Nginx tidak membuat proses baru ketika ada permintaan (web request), tapi ditangani di dalam satu thread (asynchronous dan pendekatan event-driven).

Jika menggunakan Nginx, satu proses utama (master process) dapat mengontrol berbagai proses lainnya (worker process). Jadi proses utama tetap menjalankan tugasnya sambil mengontrol proses lain yang ada di bawahnya. Karena Nginx menggunakan asynchronous, setiap web request dapat dieksekusi oleh proses lain tanpa mengganggu web request lainnya. 

Dalam menjalankan tugasnya, web server Nginx juga mempunyai beberapa fitur yang dapat dimanfaatkan untuk mendukung performa web server yang andal seperti:

  1. Reverse proxy dengan proses cache
  2. Dukungan IPv6
  3. Load balancing
  4. Dukungan FastCGI dengan proses cache
  5. WebSockets
  6. Menangani file statis, file index, dan auto-indexing
  7. TLS/ Sertifikat SSL dengan SNI (Server Name Indication)

Kelebihan Nginx

Nginx adalah web server paling populer di kelasnya dan menjadi solusi pengiriman data website dengan trafik tinggi seperti Dropbox, Netflix, dan Zynga. Berikut ini keunggulan lain yang ditawarkan oleh Nginx:

1 Nginx menjadi tool yang multifungsi.

Selain dipakai sebagai web server, beberapa fungsi Nginx adalah sebagai load balancer, cache konten, dan server proxy. Karena seluruh konfigurasi berpusat pada satu aplikasi, proses pemantauan akan lebih mudah. Hal ini tentu juga meminimalkan jumlah tool yang Anda kelola.

2. Nginx dapat menggantikan hardware load balancer.

Dalam menjalankan fungsi Nginx sebagai software load balancer yang open source, web server ini memang lebih murah dan mudah untuk dikonfigurasi daripada hardware load balancer.

Web server Nginx juga didesain untuk arsitektur cloud yang modern. Nginx juga mendukung konfigurasi ulang on-the-fly dan terintegrasi dengan DevOps yang modern untuk proses pemantauan yang mudah.

3. Tersedia berbagai macam dokumentasi yang lengkap.

Jika Anda masih awam menggunakan web server Nginx, jangan khawatir karena Nginx adalah web server yang menyediakan berbagai macam tutorial, webinar, dan dokumentasi yang cukup lengkap untuk Anda pelajari.

Apabila Anda masih kebingungan dengan Nginx, tetapi tetap masih ingin menggunakannya, Anda dapat menggunakan Nginx Plus untuk mendapatkan fasilitas customer support. Jadi Anda bisa mendapatkan bantuan untuk mendiagnosis masalah yang muncul di Nginx.

4. Nginx masih terus dikembangkan.

Nginx adalah web server yang sampai dengan saat ini terus dikembangkan secara serius. Apalagi selama satu dekade terakhir Nginx sudah berada di garis depan pengembangan web modern dan telah mendorong pengembangan teknologi dari HTTP hingga dukungan layanan mikro. 

Seiring perkembangan pengiriman konten web, web server ini berencana menambahkan fitur sehingga tidak ada pengiriman data yang cacat supaya bisa menjalankan fungsi Nginx dengan sempurna. Baru-baru ini Nginx juga mengumumkan akan mengimplementasikan JavaScript yang disesuaikan dengan Nginx dan dukungan untuk modul yang dinamis. 

Itulah cara kerja Nginx yang perlu Anda ketahui. Namun, mengetahui bagaimana cara web server Nginx bekerja saja tidak cukup, Anda juga perlu mempelajari perbedaannya dengan web server lain sebelum memutuskan untuk menggunakan web server tersebut.

Perbandingan Nginx dengan Web Server Lain

Ada beberapa web server yang tersedia saat ini selain Nginx seperti Apache Web Server dan LiteSpeed Web Server. Dari segi kepopulerannya, Nginx adalah web server yang lebih tenar dibandingkan dengan yang lainnya, akan tetapi dari segi performa tampaknya Nginx harus melakukan beberapa pengembangan sehingga bisa bersaing dengan LiteSpeed Web Server apalagi jika menggunakan WordPress.

Perbandingan Nginx Vs Apache

Apache adalah web server populer lain yang menjadi rival dari Nginx. Saat ini sekitar 33,5% website yang ada di internet menggunakan web server Apache. Jumlah ini tidak jauh berbeda dengan Nginx, yaitu 34% dari total keseluruhan.

Berikut diagram yang juga bisa Anda lihat di W3Techs.

Jumlah website yang menggunakan web server Nginx ada;ah 34% dari total keseluruhan.

Lalu, apa saja sih yang membedakan Nginx dengan Apache? Jika Anda sedang mencari web server sesuai dengan kebutuhan, berikut ini beberapa ringkasan singkat perbandingan fitur antara Nginx vs Apache:

Dukungan Sistem Operasi

Kompatibilitas merupakan salah satu detail utama yang perlu Anda pertimbangkan untuk memilih perangkat lunak. Baik Nginx maupun Apache dapat berjalan di berbagai macam sistem operasi yang menggunakan sistem Unix. Sayangnya, performa web server Nginx di Windows tidak sebagus di platform/sistem operasi yang lain.

Dukungan Penggunaan User

Pengguna awal maupun profesional selalu membutuhkan komunitas yang dapat membantu mereka mendapatkan solusi ketika ada masalah. Baik Nginx maupun Apache mempunyai komunitas yang hampir sama kuatnya seperti mailing support dan forum Stack Overflow.

Perbandingan Performa Nginx Vs Apache

Jika membicarakan soal performa, kekuatannya hampir sama, tapi bisa dibilang web server Nginx lebih unggul. Nginx adalah web server yang secara simultan dapat memproses lebih dari 1000 koneksi konten statis dua kali lebih cepat dibandingkan dengan Apache.

Namun ketika dibandingkan menggunakan konten dinamis, baik Nginx maupun Apache mempunyai performa kecepatan yang sama. Jadi, Nginx adalah pilihan yang baik jika dipakai untuk memproses website dengan konten statis.

Perbandingan Nginx Vs LiteSpeed Web Server

LiteSpeed Web Server dari segi kepopuleran memang masih kalah dengan Nginx, tetapi dari segi performa LiteSpeed Web Server tidak bisa dianggap remeh.

Jika Anda menggunakan LiteSpeed, setidaknya Anda bisa mendapatkan keunggulan Nginx dan Apache dalam satu web server. Dua kombinasi keunggulan tersebut adalah skalabilitas event-driven yang dimiliki oleh Nginx dan berbagai macam tools manajemen seperti yang disediakan Apache.

Performa Nginx Vs LiteSpeed Web Server

Salah satu keunggulan yang ditawarkan LiteSpeed adalah LiteSpeed simpler stack dan intelligent cache. Anda dapat menggunakan intelligence cache untuk menggantikan fungsi dari proxy pihak ketiga. Jadi Anda tidak membutuhkan reverse proxy HTTPS atau penyedia cache pihak ketiga. Selain itu, LiteSpeed melakukan kompresi terlebih dahulu sebelum menyimpan file cache, di mana hal ini tidak dilakukan oleh Nginx.

Hasilnya? Jika dibandingkan, kecepatan Nginx (menggunakan FCGI) tertinggal jauh dari LiteSpeed Web Server yang dikombinasikan dengan LiteSpeed Cache.

performa web server nginx, litespeed, dan apache
Sumber gambar: litespeedtech

Keamanan Nginx Vs LiteSpeed Web Server

Keamanan merupakan masalah yang serius, itulah sebabnya LiteSpeed juga mendukung aturan ModSecurity yang juga dipakai oleh Apache dan Nginx. Akan tetapi, LiteSpeed melakukannya tanpa mengorbankan kinerja. LiteSpeed Web Server juga menawarkan dukungan penggunaan reCaptcha, perlindungan serangan brute force, dan tindakan anti-DDoS lainnya yang juga dimiliki oleh Nginx.

Cara Mengecek Web Server yang Anda Pakai

Tidak tahu web server apa yang dipakai di website? Tenang, Anda bisa mengeceknya sendiri. Di website pada umumnya, Anda dapat dengan mudah mengecek server HTTP header untuk melihat apakah web server menggunakan Apache, Nginx, atau LiteSpeed Web Server.

Jika browser yang Anda gunakan Google Chrome, HTTP header dapat dilihat dengan membuka tab Chrome Devtools. Atau, Anda bisa mengecek header menggunakan tools seperti Pingdom, GTMetrix, dan HTTP Header Check.

cara cek web server
Sumber gambar: Kinsta

Namun beberapa website terkadang tidak menampilkan web server yang dipakai. Contohnya ketika Anda melakukan analisis website WordPress yang menggunakan layanan proxy seperti Cloudflare. Website yang menggunakan layanan semacam ini akan memunculkan HTTP header dengan nama Cloudflare atau layanan proxy yang dipakai, jadi tidak menampilkan nama web server yang aslinya.

tampilan hasil cek web server

Kesimpulan

Nginx adalah web server yang andal. Tidak hanya itu, ada banyak fungsi Nginx yang memudahkan user untuk menggunakan mengelola server proxy, load balancer, dan juga HTTP cache.

Kehebatan Nginx dibuktikan dengan kepercayaan dari berbagai macam website terkenal mulai Netflix, Facebook, Twitter, GitLab, dan website besar lainya. Seluruh website tersebut semuanya mempercayakan Nginx sebagai web server di website yang dimilikinya.

Semoga artikel apa itu Nginx dan cara kerjanya ini dapat bermanfaat untuk Anda. Jika masih ada pertanyaan atau saran silakan tinggalkan melalui kolom komentar. Jangan lupa subscribe untuk mendapatkan informasi seputar bisnis, teknologi, dan digital marketing dari kami.

Yasin K Yasin K is a Technical Content Writer for Niagahoster Blog. Other words are unimportant things you will never need to know. Let the content speak for itself :)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *