Benefita Hi! I'm an experienced tech writer passionate about making complex technology easy to understand. I hope you enjoy reading! See you on my next article!

Apa Itu Brand Equity? Pahami Cara Membangun dan Contoh Kasusnya

6 min read

Apa Itu Brand Equity

“Pingin sih bangun bisnis, tapi takut kalah sama merek yang udah duluan terkenal…”

Anda pesimis? Mungkin, itu karena Anda belum mengenal brand equity.

Hmmm? Apa itu brand equity?

Brand equity adalah sesuatu yang membuat brand Anda jauh lebih unggul daripada kampetitor. Dengan memiliki brand equity yang bagus, menyalip kesuksesan brand tetangga bukanlah hal mustahil.

Nah, makin penasaran apa itu brand equity dan cara membangun brand equity? Tanpa berlama-lama, mari simak artikel berikut!

Pengertian Brand Equity

Memahami brand equity itu semudah mengetahui jawaban Anda ketika penjaga warung bertanya, “Mau beli mie instan yang mana, Kak?”

Contoh Brand Equity Indomie

Dari contoh brand equity Indomie di atas, Anda dapat mengerti bahwa:

Brand equity adalah nilai lebih yang perusahaan dapatkan akibat brand mudah dikenali dan berkesan daripada merek kompetitor.

Setelah memahami apa itu brand equity, mungkin Anda penasaran apa saja manfaatnya. Nah, kami sudah menyiapkan jawabannya di poin berikutnya. 

3+ Manfaat Brand Equity

Brand equity adalah bukan tentang meraup keuntungan secara instan, tapi membangun hubungan jangka panjang dengan konsumen. 

Lebih lengkapnya, berikut manfaat brand equity bagi bisnis.

1. Mendapatkan Loyalitas Konsumen

Dalam strategi branding, brand equity adalah salah satu cara terbaik membangun kesetiaan pelanggan.

Mungkin, Anda punya kenalan yang selalu memakai hp dengan merek itu-itu saja meski banyak brand baru. Padahal dari segi fitur dan harga, punya kompetitor cukup menggoda. 

Yap, faktanya, 59% orang lebih memilih membeli produk dari brand yang mereka percaya, lho. Customer value yang positif tentunya meyakinkan customer untuk setia pada brand kesayangan mereka.

2. Tetap Laris Meski Harga Tinggi

Dengan brand equity, konsumen cenderung meminggirkan harga. Kesetiaan mereka terbentuk atas dasar rasa percaya terhadap value brand.

Sehingga, pelanggan memaklumi harga tinggi yang dipasang. Sebab, mereka yakin hal tersebut pasti sebanding dengan kualitas yang ditawarkan.

Contoh brand equity Apple cukup mewakili ini. Tahun 2017, iPhone X yang dibanderol dengan harga relatif tinggi, 14 juta rupiah, ludes hanya dalam 10 menit saja. 

Bahkan dengan harga setinggi itu, orang masih rela mengantri demi memiliki produk Apple tersebut.

Itu artinya, manfaat brand equity cukup dahsyat bukan? 

3. Customer Retention Meningkat

Seseorang yang pernah memakai hp Samsung biasanya memutuskan membeli produk Samsung lainnya. TV, smart-watch, kulkas…

Inilah yang dinamakan strategi customer retention, yaitu upaya memuaskan konsumen sehingga mereka ingin kembali membeli produk kita.

Pengalaman positif akan suatu produk meyakinkan konsumen bahwa keluaran lain dari brand tersebut juga memberikan kenyamanan yang sama. Alhasil, jangan heran kalau customer rela melakukan repeat order.

4. Eksistensi Perusahaan Makin Kuat

Manfaat brand equity berikutnya, memperkokoh eksistensi perusahaan. Loyalitas konsumen dan demand yang terus mengalir tentunya berdampak besar bagi kelangsungan hidup perusahaan.

Namun, ini perlu dibarengi dengan mengembangkan produk dan layanan sehingga tidak kecolongan oleh kompetitor.

Contoh Brand Equity

Penasaran produk apa saja yang memiliki brand equity oke? Kami sudah menyiapkan beberapa brand equity dan contohnya.

1. Tehbotol Sosro

“Apapun makanannya, minumnya?”

“Tehbotol Sosro~”

Yap, sesuai dengan tagline-nya, kita bisa menemukan Tehbotol Sosro hampir di semua tempat makan. Mau itu di kantin, warung kaki lima, sampai restoran.

Contoh Brand Equity Sosro

Tanpa sadar, brand ini pun sudah masuk ke alam bawah sadar kita. Bahkan, brand equity juga berpengaruh terhadap SEO, lho.

Buktinya, Google pun jadi ‘korbannya.’ Ketika kami mengetik kata ‘Teh botol’, Google langsung memunculkan rekomendasi seperti ini.

Pengaruh Brand Equity Terhadap Performa SEO

Faktanya, peraih Digital Popular Brand Award (IDPBA) ini memang memiliki brand equity yang baik. Sampai-sampai 62% lebih tinggi dari merek sejenis lainnya.

Tentunya, prestasi tersebut tidak lepas dari peran kualitas produk Tehbotol Sosro, kencangnya strategi marketing, distribusi produk merata, banyaknya varian, serta harga yang ramah bagi dompet setiap kalangan.

Jadi, tak heran sejak tahun 1974 Tehbotol Sosro berhasil menguasai pasar teh siap minum dan masih eksis hingga sekarang.

2. Hansaplast

Saat kulit Anda lecet dan membutuhkan plester luka, apa yang biasa Anda katakan ke penjaga apotik?

“Mbak, ada Hansaplast nggak?”

Padahal, sebenarnya ada banyak merek plester luka lainnya, lho. Tapi, plester luka pertama yang Anda cari tetaplah Hansaplast.

Contoh Brand Equity Hansaplast

Contoh brand equity Hansaplast ini terbentuk dari kekuatan brand awareness, brand image, dan brand trust yang kokoh.

Hansaplast rutin mengembangkan varian produknya sehingga tetap relevan dengan kebutuhan customer.

Brand awareness mereka juga terawat. Buktinya, Hansaplast sering mengadakan kegiatan yang melibatkan masyarakat. Acara olahraga, sosial, dan banyak lagi.

3. Google

Browser apakah yang paling sering Anda gunakan?

Kami yakin, Anda adalah satu di antara empat miliar orang yang akan menjawab, “Google.” 

Contoh Brand Equity Google

Bagi siapapun yang baru mendirikan bisnis, mungkin terganggu dengan asumsi, “Merek yang lahir duluan pasti lebih banyak peminatnya lah.”

Namun, Google membuktikan bahwa dengan memiliki brand equity, sangat mungkin untuk menyalip kesuksesan kompetitor yang lebih dulu muncul.

Tentunya, hal tersebut disponsori oleh kualitas dan fitur menarik Google. Seperti relevansi pencarian, kecepatan menjelajah, serta tersedianya berbagai produk multi-fungsi (Gmail, Google Docs, dan lain-lain).

Hasilnya, sekarang Google menguasai 90% pangsa pasar mesin pencari di dunia. Browser ini juga memenangkan penghargaan Overall Brand of The Year, lho.

5 Elemen Dasar Brand Equity

Mirip dengan customer journey, brand equity juga memiliki roadmap alias tahapannya. Key element brand equity adalah:

Key Element Brand Equity

1. Brand Awareness

Yang pertama, brand awareness. Brand awareness membuat customer familiar akan suatu produk/jasa sehingga mudah mengingatnya.

Singkatnya, ini adalah masa ‘pedekate’ awal ke customer. Bisa dengan cara free trial, influencer marketing, dan strategi lainnya.

2. Brand Association

Saat membahas air mineral, brand apa yang pertama kali muncul dalam benak Anda?

Kemungkinan besar, pikiran Anda langsung lari ke Aqua. Pasalnya, mengingat brand ini tidaklah sulit. Apalagi ‘aqua’ sendiri merupakan terjemahan dari kata ‘air’.

Nah, inilah yang dinamakan brand association, yaitu ketika brand dengan konsep bersinergi sehingga mudah nyantol di ingatan.

Di tahapan ini, calon customer sudah mulai menghafal brand Anda. Lebih jauh lagi, mereka akan mulai mempelajari kualitas produk Anda. 

3. Perceived Quality

Berikutnya, perceived quality.

Bagaimana persepsi orang-orang tentang brand Anda? Puaskah atau justru kecewa?

Perceived quality erat kaitannya dengan kesan pelanggan terhadap produk/layanan. Untuk mendapatkan kesan positif, Anda perlu memperkuat kualitas dan customer experience.

4. Brand Loyalty

Kualitas brand akan memantik loyalitas dalam diri konsumen. Sebab, mereka sudah percaya pada brand Anda 

Ini berarti, brand loyalty dan brand equity adalah dua hal yang tak terpisahkan. Loyalitas konsumen akan mengantar mereka pada brand equity yang baik pula. Alhasil, customer tidak mudah kabur ke lain brand.

Hubungan jangka panjang dengan pelanggan juga relatif lebih awet. Jika Anda launching produk-produk baru, konsumen dengan senang hati memilih brand kesayangan mereka alih-alih kompetitor.

5. Propriety Brand Assets

Berikutnya, propriety brand assets.

Tahukah Anda mengapa Nokia, raja pasar hp, bisa tumbang digilas kompetitor?

Itu karena Nokia menolak Android dan ngotot mempertahankan Windows. Padahal, user behaviour pengguna berubah seiring waktu sehingga fleksibilitas brand dalam berkembang dibutuhkan.

Itu artinya, memperluas brand asset sangat penting dalam mempertahankan brand equity. Caranya dengan memiliki hak paten, menjalin partnership, serta rutin melahirkan inovasi baru.

3+ Cara Membangun Brand Equity

Brand equity adalah sesuatu yang perlu diusahakan. Tanpa usaha apapun, cukup sulit mendapatkan brand equity yang baik.

Cara membangun brand equity adalah:

1. Buat Produk yang Kuat

Siapa orang yang akan membeli produk dari brand Anda? Mengapa mereka membutuhkannya? Apa yang membuat customer mengingat brand Anda?

Pastikan Anda bisa menjawab pertanyaan di atas sebelum meluncurkan produk. Gampangannya, anggaplah brand Anda sebagai manusia. Dia harus memiliki:

  • Persona 𑁋 representasi target pelanggan yang diincar. Mencakup demografis, perilaku, dan lain-lain; 
  • Brand story 𑁋 kisah mengenai sebuah brand. Sejarah, tujuan, value, dan banyak lagi.

Persona dan brand story yang kuat dan sesuai target pasar akan mengakrabkan konsumen dengan brand. Kita bisa mempelajari contoh brand equity Apple.

Apple fokus dengan niche market-nya, yaitu komputer dan gadget. Lain dengan Samsung yang menyasar elektronik rumah tangga (kulkas, kompor, dll).

Untuk target pasarnya, Apple merancang produknya agar sesuai dengan kebutuhan orang-orang berusia relatif matang (25 hingga 44 tahun) dan kalangan profesional.

Rata-rata, orang-orang di rentang usia tersebut sudah mulai mapan sehingga tak keberatan membeli produk dengan harga premium. Harga tersebut pun sesuai dengan fasilitas elegan yang Apple janjikan.

2. Uji Coba Produk ke Target Pasar

Apakah produk Anda menjawab kebutuhan target pasar?

Cara mengetahui jawabannya yaitu dengan melakukan product testing. Ini hal yang wajib Anda lakukan sebelum meluncurkan produk.

Bahkan perusahaan sekelas Apple juga melakukan testing terhadap seluruh produknya, lho.

Apple memiliki tim khusus untuk product tester. Selain itu, Apple juga membuka pintu kepada publik untuk menjajal software versi beta. Caranya yaitu dengan bergabung ke Apple Seed.

Dengan melakukan uji coba, Anda akan mendapat banyak kritik saran untuk mengevaluasi produk. Pastinya, perbaikan ini mampu mengantisipasi bad customer experience serta kegagalan produk.

3. Lakukan Strategi Marketing yang Efektif

Dengan cara apa produk Anda menjangkau customer? Bagaimana cara meyakinkan customer bahwa brand Anda adalah pilihan yang terbaik?

Tentunya, membuat strategi marketing adalah PR yang wajib dikerjakan. Mari kita sejenak mengintip strategi marketing Apple.

#1 Community Marketing

Community Marketing yaitu strategi marketing di mana perusahaan terlibat aktif dengan komunitasnya. Seperti Apple yang menyediakan Apple Support Communities.

Community Marketing Apple

Forum akan mendekatkan brand dengan customer. Apple sendiri memanfaatkan komunitas sebagai ruang diskusi antar customer. Anggota bisa saling melempar topik, pertanyaan, dan insight mengenai seluruh produk Apple ataupun perkembangan teknologi. Namun, lebih bagus lagi jika ada gathering ataupun workshop khusus sehingga customer bisa merasa lebih engaged.

Dengan Community Marketing yang baik, customer maupun pelaku usaha sama-sama mendapatkan untung. Wawasan customer akan lebih luas dan up to date. Sedangkan bagi pelaku usaha, brand awareness akan meningkat.

#2 Menghindari Perang Harga

Barangkali semua orang sudah tahu, Apple tidak pernah menjatuhkan harga produknya demi memenangkan perang antara kompetitor.

Apple menghindari perang harga

Perang harga memang bisa menjaring customer secara masif, tapi  sebagian besarnya kemungkinan hanya customer sesaat.

Ketika ada kompetitor yang menawarkan produk dengan harga lebih miring, tanpa pikir panjang mereka akan berpindah brand.

Nah alih-alih perang harga, Apple lebih fokus mempertahankan nilai premiumnya, kualitasnya, serta fitur dan manfaat produk. 

Efeknya bagi customer, kebutuhan mereka tetap terjawab sekaligus ada rasa bangga karena bisa memiliki produk Apple. 

#3 Membuat Website yang Simple

Apple menjadikan website sebagai etalase online-nya. Orang-orang dari berbagai belahan dunia pun bisa menengoknya.

Mari kita melihat website Apple.

Website Apple cukup simple dan user-friendly

Tampilan website Apple terbilang cukup minimalis sekaligus user-friendly. Pengunjung bisa dengan mudah menjelajahi website dan menangkap informasi penting seputar rekomendasi produk, varian, fitur, dan lain-lain.

Tak lupa, Apple meletakkan tombol CTA di posisi yang strategis. Tentunya, ini memudahkan user ketika ingin segera melakukan pembelian.

#4 Membuat Copywriting yang Memikat

The future of health is on your wrist. (Apple Watch)

New guts. More glory. (Mac Mini)

Copywriting Apple singkat tapi memikat

Seperti yang Anda baca, copywriting Apple cukup hemat tapi tetap memikat.

Seluruh fitur diringkas ke dalam beberapa patah kata yang menarik. Dalam sekali baca, calon customer pun bisa mengetahui manfaat produk tersebut.

4. Tingkatkan Customer Experience

Cara membangun brand equity berikutnya yaitu membangun customer experience yang mengesankan. Pengalaman ini mencakup produk sekaligus pelayanan customer.

Customer Experience Apple

Tampaknya, Apple tak menginginkan sedikit pun celah merusak brand equity mereka. Karena selain menyajikan fitur produk yang elegan, Apple juga memiliki value dalam menjaga customer service.

Buktinya, Apple menerapkan prinsip APPLE untuk menyambut customer yang mengunjungi Apple Store.

  • A (Approach) 𑁋 dekati customer dengan hangat;
  • P (Probe) 𑁋 cari tahu kebutuhan customer dengan sopan;
  • P (Present) 𑁋 berikan solusi bagi customer;
  • L (Listen) 𑁋 dengarkan dan selesaikan kekhawatiran customer mengenai produk yang ditawarkan;
  • E (End) 𑁋 akhiri percakapan dengan perpisahan yang baik.

Dengan meningkatkan customer experience, brand equity juga akan terjaga. Apalagi jika didukung dengan review-review positif serta kekuatan word of mouth. Dijamin, brand Anda akan dipercaya dan menjadi idola!

Bangun Brand Equity Demi Bisnis yang Lebih Stabil!

Brand equity adalah cara ampuh menstabilkan bisnis. Menerapkannya berarti memperpanjang napas perusahaan.

Bukan untuk mendapatkan keuntungan singkat, brand equity mampu menjaring pelanggan setia. Bahkan, customer lama juga bisa mendatangkan pelanggan-pelanggan baru.

Meski begitu, jangan hanya menggantungkan strategi pada brand equity saja, ya. Selain membangun branding perusahaan, Anda juga perlu memperkuat digital branding dan digital marketing.

Digital branding adalah cara membangun brand secara online. Baik melalui SEO, sosial media, email marketing, dan banyak lagi. Dengan digital branding yang kuat, hubungan dengan audiens pun makin engaged.

Sedangkan digital marketing dibutuhkan untuk memasarkan produk melalui media digital dan internet. Menggunakan strategi ini, omzet Anda dapat meningkat secara efektif.

banner panduan digital marketing

Nah, itu tadi berbagai tips branding yang mampu memperkokoh eksistensi bisnis Anda. Akhir kata, selamat mencoba ya! Jangan lupa tekan tombol SUBSCRIBE untuk mendapatkan info menarik lainnya.

Benefita Hi! I'm an experienced tech writer passionate about making complex technology easy to understand. I hope you enjoy reading! See you on my next article!