Ridandi Bintang Pamungkas Bintang is an avid learner with years of experience in Marketing and Business Management subjects. Aside from writing, Bintang loves reading books and collecting movies.

7 Alasan Mengapa Bisnis Gagal saat Beralih ke Online. Ini Solusinya!

11 min read

Tips dan Cara Jualan Baju Online

Tahukah Anda? Sebanyak 90% toko online mengalami kegagalan hanya dalam waktu 120 hari sejak tokonya dibangun.

ilustrasi anggaran tekor karena gagal saat beralih ke online

Apa?! Tentu Anda tidak ingin hal ini terjadi pada bisnis Anda, kan?

Itulah mengapa Anda wajib sedia payung sebelum hujan. Caranya, dengan mencari tahu berbagai masalah yang berpotensi muncul saat bisnis Anda beralih ke online.

Kabar baiknya, di artikel ini kita tidak akan hanya membahas tentang masalah yang kerap menghantui bisnis online, tapi juga solusi dari setiap permasalahannya.

Penasaran? Yuk simak sampai selesai!

Contoh Bisnis yang Gagal Bersaing di Dunia Digital

Di Indonesia, banyak bisnis online yang bermunculan. Tapi tak sedikit pula yang tumbang. Bukan hanya brand-brand kecil saja, tapi juga bisnis-bisnis yang sudah punya nama besar.

Beberapa contoh di antaranya adalah tiga brand di bawah ini. Walaupun sebagian besar sudah online sejak awal berdiri, tapi setidaknya sepak terjang mereka di dunia digital dapat dijadikan pelajaran bagi bisnis-bisnis yang berminat untuk beralih ke ranah online.

Mari kita bahas satu per satu!

1. MatahariMall.com

Siapa yang tak kenal Matahari? Department store yang memiliki ratusan gerai ini punya sejarah yang cukup panjang di industri retail Indonesia.

Setelah puluhan tahun menjual produknya secara offline, akhirnya Matahari meluncurkan toko online-nya pada tanggal 25 Februari 2015 dengan nama MatahariMall.com.

logo mataharimall

Awalnya, masa depan MatahariMall terlihat menjanjikan. Sebab, dalam kurun waktu enam bulan saja mereka sudah mampu melayani sekitar 200 ribu pelanggan per hari.

Tidak hanya itu, bahkan induk perusahaan MatahariMall, yaitu Lippo Group, sudah menyiapkan dana sebesar enam triliun rupiah untuk mengembangkan platform ini.

Namun, sayangnya kisah MatahariMall tidak berakhir dengan sempurna. Pada akhir 2018, toko online ini resmi tutup dan kemudian digabung dengan Matahari.com.

Apa yang menjadi penyebab gagalnya MatahariMall.com?

Pendiri Grup Lippo, Mochtar Riady mengungkap alasan utama yang menyebabkan jatuhnya MatahariMall, yaitu gagal untuk memposisikan bisnis

“MatahariMall.com itu lupa memposisikan diri sendiri, apakah ingin buka toko di internet (sebagai online retail) atau membangun pasar (online marketplace) di internet. Ini mesti jelas”, ujarnya.

Mochtar Riady juga menyayangkan MatahariMall yang terlalu fokus mengembangkan platform dibanding melakukan segmentasi pasar. Padahal, menurutnya pasar harus menjadi hal yang utama.

2. Qlapa

Qlapa adalah platform marketplace yang menjual berbagai kerajinan tangan khas Indonesia. Start-up ini berdiri pada bulan November 2015.

logo-qlapa

Banyak yang mengagumi Qlapa. Karena platform ini tidak sekadar menjual produk, tapi juga membantu para pengrajin di seluruh nusantara untuk memperluas pasarnya.

Pencapaian yang diraih Qlapa pun tidak sedikit. Pada tahun 2017, mereka berhasil mendapat pendanaan seri A dari Aavishkaar, perusahaan pendanaan dari India. Selain itu, aplikasi Qlapa pun dianugerahi sebagai salah satu aplikasi “Hidden Gems” oleh Google Play.

Tapi, di tahun 2019 Qlapa harus menelan kenyataan pahit. Bisnisnya mesti berhenti beroperasi. Sebab, manajemen Qlapa mengaku bahwa mereka “tidak dapat membuat Qlapa menjadi bisnis yang menguntungkan dan berkelanjutan”.

pengumuman qlapa tutup

Ada banyak spekulasi yang bertebaran mengenai penyebab tutupnya Qlapa. Tapi, alasan yang paling populer adalah karena mereka tak mampu bersaing dengan marketplace raksasa seperti Tokopedia dan Bukalapak.

Mengapa demikian? Karena Qlapa hanya fokus pada produk kerajinan. Sedangkan produk kerajinan juga tersedia di marketplace yang skalanya lebih besar. Praktis, nilai yang ditawarkan Qlapa hanyalah kualitas dan keaslian produk.

Sedangkan dari sisi harga dan variasi produk, marketplace raksasa masih jauh lebih unggul. Tentu hal ini penting untuk dicatat, karena kedua aspek tersebut bisa saja menjadi alasan mengapa calon pembeli meninggalkan Qlapa. 

3. Blanja.com

Sebagian dari Anda mungkin tidak begitu familiar dengan Blanja.com. Wajar, karena toko online yang satu ini memang tidak begitu tenar dibanding kompetitornya, seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak.

logo blanja com

Padahal, Blanja.com adalah satu-satunya platform ecommerce yang berstatus BUMN (Badan Usaha Milik Negara). Tidak hanya itu, toko online yang berada di bawah naungan Telkom Group ini pun punya awal yang cukup prospektif.

Sebab, dari awal Blanja.com sudah menggandeng eBay, salah satu platform ecommerce terpopuler asal Amerika Serikat. Jadi, pengguna Blanja.com dapat membeli produk dari eBay tanpa perlu pusing memikirkan prosedur pembayaran pajak, bea cukai, dan ongkos kirim.

Sayangnya, nama besar Telkom dan eBay tidak mampu mengangkat pamor Blanja.com. Meski sempat mengalami pertumbuhan pesat di tahun 2015, tapi pertumbuhan platform ini terlihat stagnan di tahun-tahun selanjutnya.

Hasilnya, mereka jadi kalah saing dengan platform ecommerce lain. Di saat banyak toko online yang mengalami lonjakan pengunjung di awal masa pandemi, Blanja.com justru tidak merasakannya.

Sebagai perbandingan, pada kuartal kedua tahun 2020, jumlah pengguna aktif bulanan Blanja.com hanya 945 ribu orang. Sedangkan jumlah pengguna aktif Tokopedia mencapai 90 juta orang per bulan. Jauh sekali, kan?

Setelah melalui banyak pertimbangan, akhirnya Telkom menutup Blanja.com di akhir tahun 2020. Keputusan ini diambil karena manajemen ingin fokus ke pasar B2B (Business-to-Business) dibanding pasar B2C (Business-to-Consumer).

pengumuman blanja.com tutup

Menurut mereka, keuntungan di pasar B2B jauh lebih potensial daripada pasar B2C. Karena di pasar B2B, mereka hanya perlu bersaing dengan platform yang skalanya tak terlalu besar, seperti Bhinneka, Ralali, dan Mbiz.

Sedangkan jika mereka tetap bersikeras untuk mengejar pasar B2C, mereka harus bersaing dengan raksasa ecommerce seperti Tokopedia, Shopee, dan Bukalapak.

7 Masalah yang Menyebabkan Bisnis Gagal Beralih ke Online

Setelah melihat ketiga kasus di atas, Anda tentu sadar betapa kompleks dan beragamnya masalah yang dihadapi setiap bisnis di dunia digital.

Mulai dari tujuan bisnis yang belum jelas, value proposition yang kurang menarik, hingga ketidakmampuan untuk bersaing dengan kompetitor.

Tapi itu baru sebagian. Masih ada masalah-masalah lain yang perlu diwaspadai oleh bisnis yang tertarik untuk beralih ke online. Berikut di antaranya:

1. Tidak Punya Tujuan yang Jelas

Barangkali Anda berpikir, mana ada sih bisnis yang beralih ke online tanpa memiliki tujuan yang jelas?

Well, secara logis, setiap bisnis yang beralih ke online memang pasti punya tujuan. Contohnya seperti menjangkau pasar yang lebih luas atau mungkin meningkatkan kredibilitas bisnis.

Tapi, apakah tujuannya sudah direncanakan secara detail?

Hal ini penting, karena tujuan yang Anda tetapkan akan mempengaruhi keputusan bisnis Anda dalam jangka panjang

Jika tidak direncanakan secara matang, tentu Anda akan kesulitan untuk menentukan arah bisnis online Anda ke depannya.

Contohnya seperti MatahariMall. Mereka tidak menetapkan tujuan bisnisnya secara jelas. Sehingga, sulit untuk memutuskan apakah platformnya akan lanjut sebagai platform retail online atau online marketplace.

Jika berlanjut sebagai retail online, MatahariMall akan menjual produk yang sama persis seperti outletnya. Sedangkan jika menjadi online marketplace, berarti mereka akan menjadi platform pasar online yang bebas seperti Tokopedia atau Shopee. Nah, keputusan inilah yang sulit diambil oleh manajemen MatahariMall.

Solusi:

Agar bisnis Anda tidak kehilangan arah, berikut adalah beberapa hal yang wajib Anda rencanakan sebelum go online:

  • Tujuan utama go online – Contohnya, apakah Anda ingin membangun platform ecommerce terbaik di industri tertentu? Atau Anda hanya ingin membangun komunitas customer?
  • Sumber daya yang dimiliki – Apakah bisnis Anda sudah punya SDM dan infrastruktur untuk mendukung proses go online?
  • Model bisnis – Model bisnis apakah yang akan Anda gunakan saat go online? Apakah B2B, B2C, atau jenis model bisnis lainnya? Anda bisa membuat bisnis model yang tepat dengan bisnis model canvas.

Setelah merencanakan seluruh aspek tersebut, ada baiknya Anda juga menyiapkan peta perkembangan bisnis digital Anda ke depannya. 

Dengan begitu, Anda dapat merencanakan langkah-langkah yang perlu ditempuh agar platform online Anda bisa terus berkembang.

2. Belum Siap untuk Go Online

“Ah, go online kan gampang. Tinggal bikin website sama akun media sosial, terus selesai deh!”

Nyatanya, go online memang semudah itu. Tapi, membangun platform online tanpa tahu cara menggunakannya sama saja seperti membeli mobil tanpa belajar berkendara terlebih dulu.

Buktinya, berdasarkan riset, 44% pebisnis yang beralih ke online mengaku bahwa kurangnya skill dan wawasan ilmu digital dapat menghambat kesuksesan bisnis mereka.

Itulah mengapa Anda perlu menambah wawasan sebelum go online, khususnya tentang digital marketing. Mengapa demikian?

ilustrasi belajar digital marketing untuk menghindari gagal beralih ke online

Karena, setelah mempelajari digital marketing, Anda akan memahami berbagai metode untuk membuat bisnis Anda sukses di dunia digital. Contohnya seperti:

  • SEO (Search Engine Optimization) – Menaikkan peringkat website Anda di mesin pencari. Sehingga bisnis Anda bisa ditemukan banyak orang.
  • SEM (Search Engine Marketing) – Mengiklankan website Anda di mesin pencari.
  • Social Media Marketing – Mempromosikan produk dan bisnis Anda via media sosial.
  • Email Marketing – Menggunakan email untuk mempromosikan produk atau membangun reputasi bisnis.

Solusi:

Mulailah menggali wawasan tentang digital marketing. Baik melalui artikel blog, video YouTube, atau kursus online.

Contohnya seperti Niagahoster Course. Platform e-learning yang satu ini disediakan oleh Niagahoster untuk pengguna yang ingin belajar lebih dalam tentang website dan digital marketing.

Beberapa contoh materi yang bisa Anda temukan di Niagahoster Course adalah: Cara Membuat Toko Online dengan WooCommerce, SEO untuk Pemula, dan Facebook Ads untuk Pemula. Selain itu, masih banyak lagi materi yang bisa Anda nikmati.

Kabar baiknya, Anda dapat mengaksesnya secara gratis! Klik tombol di bawah untuk mendaftar ke Niagahoster Course:

Selain itu, Anda juga bisa mendownload ebook gratis Niagahoster yang berisi panduan lengkap digital marketing. Klik banner di bawah untuk mendapatkannya!

banner ebook panduan digital marketing

3. Tidak Memahami Konsumen

MatahariMall gagal karena lebih mementingkan pengembangan platform daripada melakukan segmentasi pasar.

Sedangkan Qlapa tak mampu mempertahankan bisnisnya karena konsumen lebih memilih untuk membeli produk di platform kompetitor.

Oleh karena itu, saat Anda memutuskan untuk go online, jangan hanya berpikir tentang pengembangan platformnya saja. Pastikan platformnya juga benar-benar mampu memenuhi kebutuhan konsumen.

Solusi:

Salah satu cara terbaik untuk memahami konsumen adalah dengan membuat buyer persona. Singkatnya, buyer persona adalah gambaran profil target konsumen Anda. 

Setelah membuat persona, Anda dapat memahami berbagai permasalahan yang dihadapi target konsumen dan menawarkan solusi yang lebih baik untuk mereka.

Contohnya, Jakmall adalah salah satu platform ecommerce yang cukup populer di kalangan reseller dan dropshipper. Karena, Jakmall sadar bahwa mayoritas pembeli di platform mereka adalah orang-orang yang mencari produk dengan harga kompetitif untuk dijual kembali.

Untungnya, mereka memahami karakteristik konsumen mereka. Itulah mengapa mereka fokus menawarkan harga termurah. Tidak hanya itu, mereka juga kerap menawarkan orang-orang untuk menjadi dropshipper melalui program afiliasi mereka.

program afiliasi jakmall

Baca Juga: Kenapa Bisnis Dropship Gagal?

Bayangkan jika Jakmall tidak memahami keinginan konsumen. Bisa saja mereka salah langkah dalam menjalankan pemasaran. Mereka juga mungkin akan bingung menentukan keunggulan kompetitif platformnya.

Nah, setelah menawarkan apa yang konsumen inginkan, apakah semuanya sudah selesai?

Tentu saja tidak. Anda masih harus terus mengawasi tren di pasar. Karena permintaan pasar akan terus berubah dari waktu ke waktu. Dan Anda harus siap ketika terjadi perubahan.

Nah, bagaimana cara untuk mengecek perkembangan tren di pasar? Anda dapat menggunakan Google Trends. Alat ini dapat menunjukkan grafik tren pencarian dari berbagai industri. Sehingga, Anda dapat memonitor apa yang target konsumen Anda inginkan.

Dengan terus memonitor keinginan konsumen, Anda dapat mengembangkan pasar sekaligus mempertahankan konsumen. Contohnya seperti yang dilakukan oleh Shopee.

Mereka tahu bahwa platform mereka lebih diminati kaum hawa. Sehingga, mereka jadi lebih fokus untuk menawarkan produk-produk kecantikan dan fashion. Hasilnya, survei Snapcart pada tahun 2020 menunjukkan bahwa 77% perempuan lebih tertarik berbelanja di Shopee.

Selain itu, agar para penggunanya tidak bosan, mereka juga membangun strategi agar pengguna aplikasi mereka bisa lebih betah di dalam platformnya. Salah satunya dengan memperkenalkan fitur Shopee Tanam dan Goyang Shopee.

halaman utama shopee tanam

Strategi ini pun menuai hasil positif. Karena riset menunjukkan bahwa Shopee Tanam dan Goyang Shopee adalah fitur ecommerce yang paling dikenal dan disukai di Indonesia. 

Cara ini bisa Anda terapkan pada bisnis Anda juga. Pastikan Anda selalu mengidentifikasi keinginan konsumen, serta membangun strategi-strategi baru yang dapat membuat konsumen Anda tetap bertahan.

Baca juga: Cara Menggunakan Google Trends Termudah

4. Pemasaran Online Tidak Direncanakan dan Dieksekusi dengan Baik

Oke, sekarang Anda sudah punya tujuan go online yang jelas, Anda sudah belajar tentang digital marketing, dan Anda juga sudah paham apa yang diinginkan konsumen.

Tapi, bisnis Anda masih belum berhasil mencapai target keuntungan dari pemasaran online. Ada masalah apa lagi nih?

Ternyata, kampanye online marketing Anda belum tereksekusi dengan baik. Untuk mengatasi hal ini, Anda perlu melakukan perencanaan secara lebih mendetail. Dengan begitu, kemungkinan gagalnya akan lebih kecil. 

ilustrasi perencanaan detail yang tepat sasaran agar sukses saat beralih ke online

Lalu apa yang perlu Anda lakukan untuk membuat rencana pemasaran online yang lebih baik?

Solusi:

Agar kampanye pemasaran Anda terencana dengan baik, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:

  1. Tetapkan tujuan pemasaran Anda – Apakah Anda ingin meningkatkan brand awareness? Meningkatkan jumlah penjualan? Atau memperluas pangsa pasar?
  2. Manfaatkan sales funnel – Sales funnel adalah model yang dapat menjelaskan apakah konsumen masih di fase “belum mengenal produk Anda” atau “ingin membeli produk Anda”. Ini penting, karena setiap fase membutuhkan strategi pemasaran yang berbeda. Klik artikel ini untuk belajar lebih lanjut tentang sales funnel.
  3. Pilih saluran pemasaran – Gunakan saluran pemasaran yang sesuai dengan tujuan pemasaran dan sales funnel. Contohnya, jika Anda ingin memperkuat hubungan dengan konsumen yang sudah mengenal brand Anda, maka saluran yang tepat adalah email marketing. Karena, saluran ini memungkinkan Anda untuk terhubung dan berinteraksi langsung dengan mereka.
  4. Tentukan periode pemasaran – Kapankah Anda ingin menjalankan kampanye pemasarannya? Tentukan deadline, sehingga progress-nya bisa lebih terukur.

Setelah itu, Anda tinggal mengeksekusi rencana pemasaran online Anda. Jangan lupa untuk memantau performa kampanye pemasaran Anda dari waktu ke waktu.

Baca juga: Cara Membuat Marketing Plan untuk Bisnis (Terlengkap)

5. Kehabisan Dana

Nah, masalah ini biasanya dialami oleh bisnis yang sejak awal sudah memasang budget yang tinggi untuk pemasaran online.

ilustrasi orang yang menghitung dana untuk menghindari gagal saat beralih ke online

Padahal, kampanye marketing yang efektif biasanya hasil dari trial and error. Butuh waktu untuk meningkatkan efektivitas kampanye pemasarannya. 

Oleh karena itu, pastikan Anda melakukan testing terlebih dulu sebelum menghabiskan banyak dana untuk pemasaran online.

Solusi:

Mari kita ambil contoh. Misalkan Anda punya dana sebesar lima juta rupiah untuk biaya iklan di Google. Sebelum merilis iklannya, Anda perlu melakukan eksperimen terlebih dulu untuk memastikan bahwa targeting-nya sudah tepat dan mampu memberikan keuntungan maksimal.

Selain melakukan testing, solusi lain yang bisa Anda coba adalah menggunakan metode pemasaran yang gratis seperti SEO dan social media marketing.

Bila Anda tertarik untuk belajar SEO dan social media marketing, Niagahoster punya apa yang Anda butuhkan! Karena, di Niagahoster blog Anda dapat mengunjungi panduan lengkap SEO dan panduan lengkap social media marketing.

6. Value Proposition yang Kurang Menarik

Apakah Anda belum familiar dengan istilah value proposition? Jadi, value proposition adalah nilai atau manfaat yang perusahaan tawarkan ke konsumen.

Berikut adalah beberapa contoh value proposition dari berbagai industri:

  • Agen travel – Menyediakan pengalaman traveling tak terlupakan dengan harga yang terjangkau.
  • Bisnis kuliner – Menyajikan cita rasa terbaik, ditemani pemandangan yang menarik.
  • Bisnis laundry– Membuat seluruh pakaian Anda bersih dan wangi plus free delivery.

Setiap bisnis pasti punya value proposition. Akan tetapi, apakah value proposition yang ditawarkan menarik dan sesuai dengan minat konsumen?

Contohnya seperti Qlapa. Awalnya, mereka punya value proposition yang cukup kuat, yaitu sebagai pusat belanja online kerajinan tangan di Indonesia. Tapi, seiring berjalannya waktu, daya tarik value mereka semakin pudar seiring meningkatnya dominasi kompetitor.

meme tidak menarik

Solusi:

Agar produk Anda menjadi lebih menarik, Anda perlu menyesuaikan manfaatnya dengan minat konsumen.

Itulah mengapa saat terbaik untuk merancang value proposition adalah ketika Anda membuat persona.

Karena, Anda bisa langsung mencocokkan manfaat produk Anda dengan permasalahan yang dihadapi konsumen. Contohnya, misalkan konsumen ingin produk yang harganya lebih terjangkau, maka Anda bisa menawarkan opsi produk yang lebih ekonomis.

Nah, salah satu alat terbaik untuk merancang value proposition adalah value proposition canvas. Dengan alat ini, Anda bisa mengidentifikasi solusi terbaik untuk mengatasi setiap permasalahan konsumen. Sehingga, value yang ditawarkan jadi lebih menarik.

aplikasi value proposition canvas untuk mencegah gagal saat beralih ke online

Nah, walaupun Anda sudah menemukan value proposition yang tepat, pastikan Anda terus mengevaluasi value proposition yang Anda tawarkan. Apakah value-nya masih relevan dengan kebutuhan konsumen saat ini?

Jika tidak, Anda bisa menyesuaikan ulang value-nya dengan kebutuhan konsumen. Contohnya, misalkan sebelumnya Anda menjual mie instan dengan porsi besar. Tapi karena konsumen saat ini lebih suka porsi kecil, Anda bisa menawarkan porsi yang lebih sedikit.

Baca juga: Ingin Membuat Konsumen Anda Terpikat? Tawarkan Value Proposition yang Tepat!

7. Tidak Mampu Bersaing

Saat membaca kisah MatahariMall, Qlapa, dan Blanja.com, pasti Anda menemukan pola yang sama, kan? Ya, ketiganya sama-sama tak mampu bersaing dengan kompetitor mereka.

Hal ini wajar, karena ketika suatu bisnis masuk ke dalam industri, mereka tidak hanya menghadapi bisnis yang levelnya sama, tapi juga bisnis yang skalanya lebih besar.

Oleh karena itu, sebelum beralih ke online, ada baiknya Anda mengidentifikasi para pesaing bisnis Anda terlebih dulu. Sehingga, Anda bisa memposisikan bisnis Anda secara tepat di dalam peta persaingan.

Solusi:

Pertama-tama, cari tahu siapa kompetitor bisnis Anda. Contohnya, misalkan bisnis Anda bergerak di industri air mineral, maka Anda harus tahu bisnis apa saja yang bergerak di industri yang sama.

Intinya, yang masuk ke dalam kategori “kompetitor” adalah bisnis yang menargetkan konsumen yang sama dengan bisnis Anda.

Jadi, pesaing Anda bukan hanya bisnis yang menjual air mineral, tapi juga bisnis yang menjual jenis minuman lain, seperti susu, teh, atau jus. Karena seluruh produk tersebut sama-sama dicari oleh konsumen yang ingin membeli produk minuman.

Setelah mengetahui siapa saja yang menjadi kompetitor bisnis Anda, lakukan analisis dengan menggunakan teknik SWOT (Strengths, Weaknesses, Opportunities, dan Threats):

ilustrasi analisis swot untuk menghindari gagal beralih ke online

Jadi, dengan analisis SWOT, Anda harus mengidentifikasi empat aspek:

  1. Strengths (Kekuatan) – Apa saja keunggulan internal yang dimiliki bisnis Anda/kompetitor? Contohnya seperti teknologi canggih untuk memproduksi air mineral yang mengandung banyak unsur baik untuk tubuh.
  2. Weakness (Kelemahan) – Apa saja kelemahan internal yang dimiliki bisnis Anda/kompetitor? Contohnya seperti kemasan produk yang desainnya kurang menarik.
  3. Opportunities (Peluang) – Apa saja faktor eksternal yang dapat menjadi peluang untuk bisnis Anda/kompetitor? Contohnya seperti meningkatnya tren pembelian air mineral dari tahun ke tahun.
  4. Threats (Ancaman) – Apa saja hal-hal yang mengancam bisnis Anda/kompetitor secara eksternal? Contohnya seperti semakin berkurangnya sumber mata air untuk memproduksi air minum berkualitas tinggi.

Setelah melakukan analisis SWOT, berikut adalah contoh strategi yang bisa Anda praktikkan:

  • Memastikan kekuatan bisnis Anda tetap konsisten dari waktu ke waktu.
  • Mengeksploitasi kelemahan kompetitor. Contohnya, misalkan kelemahan kompetitor adalah kemasan produk yang kurang menarik, maka Anda harus memastikan bahwa kemasan produk Anda lebih menarik daripada produk mereka.
  • Memanfaatkan peluang. Contohnya seperti membuat iklan bertemakan air minum yang sehat untuk merespon peningkatan tren pencarian untuk minuman kesehatan.
  • Menghindari ancaman. Contohnya, ketika isu eksploitasi air tanah menguat, Anda bisa menjadikannya peluang untuk branding. Misalnya dengan membuktikan bahwa bisnis Anda sudah mengikuti standar pengelolaan sumber daya air. 

Dengan merancang strategi, peluang bisnis Anda untuk bertahan akan lebih menjadi lebih baik. Hal ini tentu akan mempengaruhi keberlanjutan bisnis Anda di industri tersebut.

Sudah Siap Beralih ke Online?

Sekarang Anda sudah tahu cara mengatasi berbagai masalah yang kerap menghantui pebisnis saat ingin beralih ke online.

Selain menerapkan seluruh solusi di atas, Anda juga perlu memastikan bahwa platform online Anda sudah siap.

Jadi, pastikan Anda membangun website yang stabil, cepat, dan aman untuk bisnis Anda. Tak usah jauh-jauh mencari, karena Anda bisa mendapatkannya di Niagahoster! 

Dengan berlangganan hosting di Niagahoster, Anda akan mendapatkan website yang:

  • Stabil – Niagahoster memiliki uptime rate di atas 99.9%. Jadi, website Anda bisa online 24 jam! 
  • Cepat – Seluruh website di Niagahoster didukung LiteSpeed web server, yaitu web server tercepat di dunia. Sehingga, pengunjung website Anda bisa menikmati waktu loading yang singkat.
  • Aman – Tak perlu lagi khawatir dengan serangan hack. Karena Niagahoster menyediakan berbagai fitur keamanan yang ampuh seperti Imunify360, Anti DDoS, dan Auto Backup.

Hasilnya, tak sedikit bisnis yang puas setelah membangun website di Niagahoster. Mulai dari bisnis sepatu, bisnis fotografi, hingga bisnis coworking space

testimoni pelanggan coworking space tentang niagahoster

Eits, apakah Anda masih bingung dengan teknis pembuatan websitenya? Tenang, karena Niagahoster akan membuatkan websitenya untuk Anda! 

Jadi, Anda hanya perlu memilih template website yang sesuai dengan bisnis Anda, lalu tunggu websitenya selesai dibangun. 

Tertarik untuk membuat website bisnis yang berkualitas di Niagahoster? Yuk klik tombol di bawah:

Ridandi Bintang Pamungkas Bintang is an avid learner with years of experience in Marketing and Business Management subjects. Aside from writing, Bintang loves reading books and collecting movies.